37

882 77 0
                                    

Langit cerah membentang sepanjang sudut ibukota.

Suara tawa dan senyum bahagia mengembang menyelimuti wajah sepasang kekasih yg telah terikat janji,Mereka adalah orang tua yg jisung sayangi .

Air mata yg biasa menghiasi wajah cantik bunda kini di penuhi oleh keceriaan.

Wajahnya berseri seri menimbulkan debaran baru di jantung jisung .

Jisung menyentuh jantung nya yg berdebar,ingatan tentang kesedihan sang bunda melayang di kepala .

"Kenapa bunda menangis?"

"Bunda baik baik saja ,sayang.
Mata bunda terkena debu"

Dulu bunda selalu menangis ,jisung tahu bunda bohong .

Jisung diam diam selalu melihat Bunda pergi ke loteng apartemen hanya untuk menangis .

Saat itu jisung hanya bisa bersembunyi dan ikut menangis di belakang pintu menyaksikan tangis bunda.

Sejak saat itu jisung selalu berdoa agar Tuhan menghapus kesedihan dan air mata di wajah bunda dengan memberikan kebahagian .

Hari hari berlalu, jisung tidak pernah menyerah untuk berdoa demi kebahagiaan bunda Sampai pertemuan nya dengan ayah kandung yg selalu jisung impikan datang .

Perlahan namun pasti tangis dulu di wajah bunda pudar dan berganti dengan sinar bahagia .

"Bunda"

jisung menjauhkan tangan dari dada , menyembunyikan rasa sakit pada jantung yg datang secara tiba tiba,Saat bunda datang mendekatinya.

Jisung tidak ingin melihat bunda menangis dan khawatir.

"Es krim coklatnya kesukaan mu, sayang"

Jisung tersenyum menyambut es krim padat pemberian Chanisa .

"Kenapa wajah mu pucat ,sayang?"

Chanisa berjongkok di hadapan nya ,
Menempelkan telapak tangan ke kening jisung ,reaksi sama di perlihatkan oleh Jeno yg ikut cemas dan berjongkok di samping Chanisa .

"Apa jisung sakit? Jisung ingin pulang?"

Jisung buru buru menggeleng cepat ,
Jisung tidak ingin kebahagiaan orang tuanya pudar karena kondisi jantung nya yg tidak bersahabat .

Jisung ingin lebih lama menikmati kebahagiaan ini bersama kedua orang tuanya,lebih lama bersama mereka.

"Jisung mau permen kapas" jisung menunjuk pada stan makanan yg berada di dekat air mancur .

Jeno tertawa mendengar permintaan jisung, "jadi jagoan ayah ingin makan permen kapas?"

Jisung mengangguk, membuat senyum gemas Chanisa ikut mengembang.

"Tunggu di sini ,ayah akan membelikan permen kapas untuk mu" Jeno beranjak dari duduk lalu berjalan ke stan .

Jisung mengamati Chanisa yg senantiasa menatap lekat punggung Jeno .

Mata sang bunda tidak sedikitpun lepas dari punggung sang ayah .

"Apa bunda mencintai ayah?"

Chanisa terbatuk karena pertanyaan itu keluar dari bibir polos jisung .

"Kamu masih terlalu kecil untuk bertanya seperti itu ,sayang" Chanisa menghapus sisa es krim yg menempel di sudut bibir jisung.

"Apa bunda bahagia bersama ayah?"

Jisung mengubah pertanyaan dan kali ini Chanisa tertengun karena baru kali ini jisung bertanya sejauh itu kepada nya .

Jisung tampak dewasa untuk usianya yg masih kecil, Chanisa buru buru melepas kontak matanya dengan jisung .

Chanisa terdiam tanpa mampu membalas pertanyaan sederhana itu .

Chanisa sendiri bingung dengan perasaannya saat ini, Chanisa tidak bisa menjawabnya, Chanisa takut menaruh harapan lagi pada Jeno,
Chanisa tidak ingin berharap dan merasa sakit hati untuk kesekian kalinya .

"Bunda, itu dompet ayah?"teriakan kecil dirinya membuat Chanisa menoleh .

Chanisa mengikuti arah pandang jisung dan mendapati dompet kulit berwarna coklat tua berada tidak jauh di bawah kaki jisung ,
Chanisa mengambilnya dan tanpa ragu .

Chanisa terpana begitu membuka dompet ,foto dirinya yg masih berusia 16 tahun terpanjang di dalam .

"Bunda"jisung mengusap tangan Chanisa , menyadarkan bahwa jisung tengah memperhatikan.

"Bunda akan memberikan dompet ini kepada ayah, jisung duduk di sini,
Jangan kemana mana sampai kami kembali, mengerti?" Chanisa mencium pipi jisung .

"Iya" senyum dan anggukan patuh jisung membuat Chanisa senang .

Chanisa berdiri menjauhi taman ,dan jisung masih setia memandang punggung Chanisa yg mulai menjauh .

Jisung menundukkan kepala,wajah
Nya kembali pucat seperti semula ,
Es krim yg berada di genggaman tangan nya mulai meleleh seperti kutub es yg mencair .

"Bunda"

Gumam lirih jisung di sambut oleh bayangan gelap di sertai suara langkah kaki pelan yg tiba tiba datang menghalangi pantulan cahaya matahari.

"Apa kabar anak lemah?"

suara itu terdengar berat dan mengancam ,jisung menoleh dan terkejut dengan apa yg di lihat olehnya .

Jisung melihat pria yg sempat menaruh hati kepada bunda berdiri di belakang kursi , rambutnya terlihat lebih panjang melewati pundak.
Kemeja hitam dengan jeans warna serupa membungkus tubuh tinggi bertungkai panjang itu .

"Om...jae...hyun"

"Sudah saatnya mengucapkan selamat tinggal, jisung" pria itu tersenyum kecil.

"Bun...

Jisung menggelengkan kepala,suara nya tertahan di dalam mulut ketika niatnya untuk berteriak di balas oleh bekapan kuat jaehyun .

"Bawa anak ini ke dalam mobil" perintah jaehyun kepada salah satu anak buahnya .

Jisung tidak berdaya dan menangis saat tubuhnya melayang jauh meninggalkan taman .

Kedua tangannya terangkat , berusaha menggapai dua punggung hangat yg telah melahirkan nya .

"Bunda!"

Jisung menjerit ,namun tak ada suara yg keluar .

Jisung menangis tersedu ketika tubuhnya di hempas masuk ke dalam mobil .

Jisung memejamkan mata saat mulutnya di bungkam oleh selapis lakban warna hitam, Dan saat membuka mata ,jisung melihat wajah cemas dan air mata milik bunda .

Jisung tak kuasa menjangkau ,
Chanisa berteriak memanggil, namun jisung tidak dapat membalas nya .

"Bunda!"

Jisung mencoba berteriak ,tetapi yg muncul hanya suara teriakan yg lagi lagi teredam di dalam mulut .

Ayah,bunda.

Jisung selalu  membayangkan hidup bahagia lebih lama bersama mereka .

Tak ada tangis ataupun duka yg akan menyakiti langkah kehidupan mereka.

Sebuah harapan sederhana dari anak kecil yg baru saja mendapat pelukan hangat dari seorang ayah .

Ya, ayah kandung yg selalu jisung idam idamkan, tapi sepertinya Harapan itu mustahil di dapatkan oleh nya .

Sebuah harapan yg hanya akan menjadi sebatas mimpi bagi jisung,
Hanya mimpi.

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang