15

1.2K 101 5
                                    

Dua hari kemudian

BRAK!

Chanisa yg baru saja istirahat dan menikmati sarapan pagi tanpa lauk dan sayur bergizi di kejutkan dengan gebrakan meja yg mengarah kepada nya .

"Setelah makan, cuci semua Piring yg ada di dapur!"

Seperti biasa chitta memberikan perintah kepada Chanisa.

"Kenapa diam?!" Chitta menaikkan suara satu oktaf karena keterdiaman Chanisa.

"Iya, nanti chanie cuci" Chanisa memaksa kedua sudut bibirnya terangkat hingga membentuk senyum tipis.

Chanisa makan di sudut dapur, seorang diri menerima lirikan dan bisikan sinis dari para pelayan yg tertuju kepada nya .

Chanisa menundukkan kepala, menyamarkan kesedihan nya dengan mengusap perut yg telah sedikit membesar .

Suapan demi suapan meluncur ke dalam mulut nya yg terasa hambar di lidah nya.

"Lihat! Bukankah mereka sangat serasi? "

Chanisa mengangkat kepalanya dan merasa bahwa suara itu di maksudkan untuk menyindirnya.

Chanisa melihat ke luar jendela,dan
Merasa hantaman keras di ulu hati ketika matanya menangkap kemesraan tuannya dengan nona Nana ,Tuan Jeno tersenyum.

Sejak peristiwa itu tuannya tak lagi  hangat kepada nya ,Chanisa seolah hanya menjadi objek pelampiasan nafsu dari majikannya itu .

Sehari setelah peristiwa itu, malam berikutnya Chanisa di minta untuk melayani nya, lalu paginya ......Tepat pagi ini Chanisa di tinggalkan sendirian dalam kamar dengan kondisi tubuh yg di penuhi memar di sepanjang bahu hingga dada .

"Malam pertama ,apa tuan Jeno benar benar melakukan nya dengan,nona Nana?"

Chanisa terus memikirkan hal itu ,
Terus memikirkan nya sampai suara bernada ketus itu datang kepada.

"Seorang pembantu sampai kapanpun tidak akan sejajar dengan majikan!"

Chanisa kembali menundukkan kepala, mencoba mengabaikan komentar buruk dengan kembali menghabiskan sarapan nya ,dan berkat kesabaran hati Chanisa, mereka akhirnya diam dan memilih untuk melakukan pekerjaan masing masing.

Setelah sarapan nya habis , Chanisa kemudian mencuci belasan piring yg menumpuk di wastafel.

Chanisa terlalu hanyut dengan pekerjaan nya sampai tidak menyadari kehadiran seorang pria berperawakan kumuh yg entah sejak kapan telah berdiri di belakang nya.

"Arghh" Chanisa menjatuhkan piring nya hingga pecah ketika sentuhan asing itu datang di area pinggang nya.

Chanisa otomatis memutar tubuh nya dan menjauh ,mata nya melebar, terkejut ketika pelaku yg melakukan pelecehan itu adalah kepala pelayan di kebun Pinus milik tuan Jeno .

"Pa..pak mingyu"

"Ada apa, chanie? Kok pucat begitu?"

Pria itu tertawa melihat ekspresi takut di wajah Chanisa.

Chanisa mencuri pandang ke arah pintu,dan seolah mengetahui isi kepala Chanisa ,mingyu menghalangi nya dengan menghimpit tubuh kecil Chanisa ke di Dinding.

"Pak mingyu mau apa?" Chanisa menjerit ketika pria itu berusaha melakukan hal buruk kepada nya .

"Ck ,jangan munafik,Chanie, bapak tahu kamu selama ini sudah menjadi simpanan tuan Jeno kan?" Mingyu terkekeh.

Mingyu mencoba menyentuh payudara Chanisa yg terlihat besar dan ranum dari sebelumnya .

"Jangan!" Chanisa menepis tangan mingyu, trauma nya kembali datang begitu melihat ekspresi mingyu yg sangat menjijikan begitu mirip dengan dua preman yg pernah mencoba memperkosa nya.

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang