32 part 2

1.1K 88 1
                                    

Chanisa menghindari Belain tangan Jeno ,Chanisa berusaha menjauh namun tangan Jeno masih setia memeluk nya .

Jeno sempat tersinggung karena penolakan Chanisa, namun Jeno tetap menahan egonya dengan tetap bersikap lembut kepada nya.

Tangan jeno kembali terangkat naik untuk membelai Pipi Chanisa.

"Aku tidak sabar untuk menikahimu, chanie" ucapnya sepenuh hati .

Chanisa meremas pergelangan tangan milik Jeno saat bibir pria itu melayang tiba-tiba di pipi nya .

Jeno mencium Chanisa dan taeil buru buru merubah posisi berdiri nya dengan membelakangi sang majikan, termasuk berusaha menutupi Adegan intim itu dari si kecil jisung .

Chanisa tiba tiba mulai di landa rasa mual ,ciuman pria itu sampai merambat turun hingga baju ,
Chanisa tidak menikmatinya.

"Hen....tikan" Chanisa menjauhkan wajahnya dan menyingkirkan tangan Jeno di pinggang nya .

Jeno terdiam beberapa saat sebelum akhirnya kembali mencium pipi Chanisa.

"Kita turun ke bawah, proses ijab kabul kita akan segera berlangsung" Jeno melepas pelukannya dan beralih dengan meraih jari jemari lentik milik Chanisa.

Jeno langsung menautkan nya menjadi genggaman posesif,
Jeno menggenggam tangan Chanisa dengan erat ,seolah takut terlepas atau kabur darinya .

Jeno bisa merasakan keengganan Chanisa turun ke bawah bersama nya,
Tetapi Jeno terus menuntun dan menarik tubuh Chanisa agar ikut dengan nya .

.
.
.









Begitu mencapai tangga , Chanisa kembali di landa rasa takut .

Chanisa melihat keluarga dari sang majikan nya itu telah duduk di kursi masing masing .

Tanpa sadar tangan nya berkeringat dan meremas tangan Jeno ,matanya bahkan tiba tiba memanas dan mulai berkaca-kaca.

Enam tahun tidak bertemu dengan mereka telah membangunkan rasa takut dalam dirinya .

Chanisa sekilas melihat tatapan membunuh mereka dan hal itu membuat sisi kejiwaannya kembali terganggu .

"Jangan menangis, chanie" bisik Jeno dengan suara yg di buat selembut mungkin .

Jeno kemudian menuntun Chanisa agar duduk di depan sang penghulu,
Namun usahanya sia sia, Chanisa tiba tiba menundukkan kepala nya dan Jeno langsung melihat air mata mengalir melewati pipi nya ,
Chanisa menangis .

"Kenapa nona menangis?" Kata pria berwajah ramah yg menjabat sebagai penghulu bertanya kepada Chanisa.

"Dia hanya tegang" Jeno membalas pertanyaan penghulu itu dengan tenang .

Jeno Kemudian mengusap puncak kepala Chanisa sambil membisikkan sesuatu di samping telinga nya .

"Hentikan tangisanmu, chanie "tetapi Chanisa lagi lagi mengabaikan nya .

"Hentikan tangisanmu atau aku akan benar benar menjauhkan mu dari jisung "

Jeno sebenarnya tidak ingin mengancam Chanisa ,tetapi hanya ini satu satunya cara agar Chanisa mau menuruti perintahnya.

"Tidak! Jangan lakukan itu" Chanisa buru buru mengangkat kepalanya dan menghapus jejak tangis di pipi nya .

"Kalau begitu berhentilah menangis dan kita lakukan prosesi ini dengan sempurna "Jeno mencium kening Chanisa dan tak urung membuat sang penghulu berdeham keras .

"Apa kita bisa mulai acara ijab Kabul nya?" Si penghulu yg bernama Eunhyuk itu bertanya langsung kepada Jeno .

"Kami siap "Jeno menjawab pertanyaan Eunhyuk dengan tegas .

"Karena nyonya ini yatim piatu, kami
Memakai petugas kami di KUA untuk menjadi wali hakimnya " Eunhyuk menatap iba pada Chanisa, namun yg di tatap hanya bisa menundukkan kepalanya tanpa daya .

Chanisa meremas gaun pengantin nya dan hal itu semakin kuat di lakukan olehnya saat proses ijab kabul resmi di mulai .

"Saudara Jeno Wilsan, saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan Chanisa Tamara dengan maskawin berupa seperangkat alat salat dan 100 gram emas di bayar tunai "sang wali hakim mengucapkan kalimat sakralnya dengan baik .

Sambil menggenggam tangan wali hakim, Jeno mengucapkan kabul nya dengan tegas .

"Saya terima nikah dan kawinnya Chanisa Tamara dengan maskawin tersebut di bayar tunai"

Eunhyuk tersenyum mendengarnya, syarat-syarat nikah telah terlaksana termasuk ijab kabul yg berlangsung sempurna tanpa sedikitpun halangan.

"Selamat nona ,mulai hari ini nona sudah resmi menjadi istri dari tuan Jeno "Eunhyuk melempar senyum lega kepada Chanisa .

Chanisa hanya diam hingga ciuman itu datang ,Jeno tampak bahagia, namun Chanisa tidak merasakan hal yg sama, Chanisa merasa semakin tertekan .

"Selamat sudah merubah status menjadi menantu keluarga Wilsan, chanie "Tya menyentuh bahu Chanisa dan Chanisa merasakan sentuhan itu telah berubah menjadi remasan yg sangat kuat .

Chanisa ingin berteriak minta tolong namun suara nya tertekan begitu saja , Chanisa mengigit bibirnya menahan rasa sakit akibat remasan yg di selimuti kebencian itu .

"Cukup ibu " Jeno menarik tubuh Chanisa dan membawa nya ke sisi .

"Apa maksudmu, Jeno "Tya menatap angkuh pada jeno .

"Kamu tidak seharusnya bicara seperti itu kepada ibu mu sendiri
jeno" nana ikut memanas manasi suasana.

Jeno menatap nana dan ibunya secara bergantian, tidak ada perubahan sikap ataupun ekspresi pada diri Jeno kecuali sikapnya yg selalu tenang .

Jeno kemudian tersenyum," maafkan aku ,ibu, maafkan aku....Nana...
Aku hanya tidak ingin malam pertama kami terganggu karena masalah kecil" setelah mengucapkan itu ,Jeno menarik tangannya ke pinggang Chanisa ,lalu membawa nya pergi meninggalkan Tya dah Nana yg masih berdiri dengan tatapan ngeri bercampur benci .

























Aku hanya tidak ingin malam pertama kami terganggu karena masalah kecil" setelah mengucapkan itu ,Jeno menarik tangannya ke pinggang Chanisa ,lalu membawa nya pergi meninggalkan Tya dah Nana yg masih berdiri dengan tatapan ngeri bercampur benci

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunhyuk

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang