22

1.2K 98 1
                                    

"jisung ,ayo bangun" Chanisa menggoyangkan bahu jisung yg masih tidur lelap di atas tempat tidur .

"Bun..da?"

Jisung mengusap matanya yg masih tertutup rapat ,bibir merahnya yg mungil mencebik ke bawah begitu Matanya terbuka dan bertemu dengan kondisi gelap di luar jendela .

"Bunda....masih gelap"

"Tidak apa apa ,sayang" Chanisa Membelai pipi jisung ,lalu mengendong tubuh ringan nya untuk di bawa ke dalam bathtub yg berisi air hangat .

"Bunda...pelan pelan " rintih jisung karena Chanisa memandikan nya dengan tergesa gesa .

Chanisa melakukan semua ini agar Chanisa tidak bertemu dengan Jeno .

Chanisa takut bertemu dengan pria itu lagi, Chanisa mengetahui kebiasaan tuannya yg selalu bangun di atas pukul 07.00 .

Tuan? Tidak! Chanisa menggelengkan kepalanya kuat kuat , Chanisa bukan lagi pembantu ,ingat itu! Ingat!.

Chanisa kemudian menarik wajah sedih jisung ,lalu mencium bibir merahnya yg mungil .

"Maaf ,sayang" jisung mengangguk kecil ,lalu ikut melingkarkan kedua tangan nya yg pendek ke leher Chanisa .

"Bunda lagi sedih ya?"

Chanisa tertengun mendengar pertanyaan jisung ,apa wajahnya sebegitu menyedihkan sampai putra kecil nya yg polos mengatakan hal itu?.

"Kenapa kamu tanya begitu , sayang?"

Chanisa mencoba menghindari pertanyaan jisung dengan suara yg ia buat setenang mungkin .

"Tadi malam jisung dengar bunda nangis "jisung berkata polos .

"Selama ada jisung ,bunda tidak akan sedih ,sayang" Chanisa membelai wajah pangeran kecil nya itu Dengan kasih sayang .

"Jisung sayang bunda" jisung mencium pipi Chanisa dengan mata berbinar, menggemaskan.

"Bunda juga sayang dengan, jisung"balas Chanisa tulus.

"Sekarang jisung siap siap berangkat sekolah ya"

senyum jisung tiba tiba pusat begitu Chanisa menggendong dan membawa nya kembali ke dalam kamar ,kesedihannya kian merambat ketika Chanisa membantu jisung memakai seragam sekolah nya .

"Kenapa jisung sedih?" Tangan Chanisa terhenti di kancing seragam bagian atas milik jisung.

"Jisung sakit bunda"

"Jisung sakit?!" Chanisa otomatis menyentuh kening jisung ,namun Chanisa tidak menemukan keanehan di suhu badan sang putra .

Jisung menundukkan kepala,"jisung tidak mau sekolah ,jisung mau di rumah sama bunda"

"Kenapa jisung tidak mau sekolah "
Chanisa menangkup wajah kecil jisung ,hatinya hancur melihat dua buah mata bening yg tengah di tatap langsung oleh nya tiba tiba menitikkan air mata.

"Nggak ada yg mau temenan sama jisung, mereka jijik sama jisung, bunda "Chanisa tidak sanggup melihat kesedihan di mata lugu jisung ,Di peluk nya tubuh rapuh jisung dengan erat seolah takut terlepas .

"Mereka hanya tidak tahu bahwa jisung itu ,spesial" Chanisa mencoba membangun semangat jisung namun tidak memberikan efek apapun pada jisung .

Chanisa mencoba berpikir keras dan akhirnya sebuah ide terlintas di kepala nya .

"Khusus hari ini jisung boleh tidak sekolah ,tapi sebagai gantinya jisung belajar di rumah sama bunda , bagaimana?"

Jisung memeluk tubuh Chanisa Dengan semangat di dada," selama ada bunda ,jisung mau !"

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang