29

1.2K 114 0
                                    

Seorang wanita muda dengan pakaian serba putih berdiri di sebuah tempat kosong yg tak berujung.

"Aku ada di mana?"

Langkah kecil mengiringi laju kaki ,
Tak ada siapapun yg dapat Chanisa temui kecuali kabut tebal dan berwarna putih.
Lalu kemudian menghentakkan langkah.

Satu hal yg ada di pikiran Chanisa saat ini, "apakah aku sudah mati?"

Chanisa menyentuh data ,tetapi dia masih bisa merasakan detak jantung normal di sana.

Chanisa mengangkat kepala,lalu menatap ke atas langit dan lagi lagi hanya kabut telah yg dapat di lihat oleh Chanisa saat ini .

Apakah ini mimpi?

Pertanyaan sederhana yg tidak bisa di jawab oleh Chanisa,sampai sebuah suara tiba tiba datang di tengah kesunyian.

"Bunda...hiks!"

Suara tangis seorang anak laki laki membuat jantung Chanisa kembali berlomba .

Jantung nya berdebar tiga kali lebih kencang dari biasanya, begitupun dengan seluruh tubuh yg tiba tiba di selimuti rasa cemas .

"Jisung?!"

"Jisung!" Chanisa menajamkan seluruh indera pada tubuh nya ,tangan nya mencoba menghalau kabut pekat yg mengurangi pengelihatan.

"Sakit,bunda"

Suara itu datang ,kali ini suara Isak sakit,namun malaikat kecil yg Chanisa sayangi tidak juga menampakkan diri.

"Jisung!" Chanisa berteriak sekuat tenaga ,ia berlari kencang menembus kabut putih yg tiba tiba berubah dingin .

"Hiks!"

Lagi lagi yg Chanisa dengar adalah suara tangis milik jisung.

"Jisung!" Chanisa berteriak sambil melajukan langkah ,air matanya jatuh tanpa kompromi.

Tangisnya pecah begitu Chanisa menemukan sosok sosok kecil yg menjadi penyemangat hidupnya selama ini tengah berbaring di atas lantai es yg dingin .

Wajahnya begitu pucat,bibirnya membiru begitupun dengan tubuh yg menggigil.
Hanya pakaian tipis yg menjadi pelindung tubuhnya yg mungil .

Chanisa berlari dan satu laki nya berpijak pada es batu ,Chanisa bisa merasakan dinginnya  lantai batu menembus kakinya yg telanjang ,
Chanisa jatuh berlutut.

"bunda ada di sini,sayang! Jangan menangis!"

"Sakit"

Chanisa benci Mendengar suara rintihan itu, Chanisa tak kuasa mendengar nya .

Saat Chanisa berusaha menyentuh jisung, tiba tiba seseorang sudah terlebih dulu mengambil dan menjauhkan jisung dari jangkauan tangan nya .

"Mulai sekarang jisung akan tinggal bersama kami"

Jeno menggendong jisung dengan kuasa penuh ,di belakang nya berdiri Nana yg menatapnya dengan tatapan yg kurang lebih sama ,namun terkesan jijik .

"Bunda?" Jisung menangis semakin kencang ,kedua tangan nya berusaha menjangkau Chanisa tetapi Nana datang menghalanginya.

Chanisa meratap dengan wajah bersimbah air mata .

"Tidak! Jangan ambil putraku! Hiks!"

Chanisa berusaha mengambil jisung dengan sekuat tenaga ,namun tubuh nya di dorong oleh Nana hingga terjatuh memeluk lantai .

"Aku akan membuat putramu menderita, ini adalah balasan untukmu karena telah melahirkan nya di dunia ini, pembantu sialan" Nana berbisik dengan nada mengancam tinggi.

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang