4

1.5K 135 1
                                    

"ada apa ,chanie?" Jeno duduk berjongkok di hadapan Chanisa .

"Kenapa kamu menangis?"

Tubuh Chanisa menggigil, Chanisa membungkam mulutnya sendiri untuk menahan tangis tergugu yg datang semakin kencang.

"Ada apa ,chanie? Katakan" Jeno mengusap puncak rambut Chanisa yg berantakan, namun lagi lagi hanya isakan yg menjadi balasan atas pertanyaan Jeno saat ini .

Chanisa menangis tersedu-sedu makalah usapan lembut datang secara bertubi-tubi di puncak kepalanya .

Perpaduan rasa lembut dan hangat tatapan sang majikan membuat Chanisa ingin memeluk nya erat tanpa ingin melepaskan nya lagi .

Chanisa ingin jujur dan mengatakan semuanya,tapi Chanisa terlalu takut untuk mengeluarkan seluruh isi hati nya .

Chanisa takut di campakkan dan di buang begitu saja jika ia mengatakan semuanya.

Chanisa benar benar merasa sakit saat mulutnya kehilangan fungsinya untuk berbicara, Chanisa bungkam seribu bahasa ketika pertanyaan Jeno datang kepadanya.

Chanisa telah kehilangan rasa percaya diri saat bukti hasil percintaan nya dengan tuannya di ambil paksa darinya .

"Kalau kamu ingin calon bayimu selamat , turuti perintahku "

Ancaman Nana terus berputar di kepalanya.

"Sayang, pelayanmu bener bener tidak tahu diri! Dia menjatuhkan dirinya sendiri hanya untuk menarik perhatian mu! " Nana menarik lengan Jeno agar pria itu berdiri dan menjauhi Chanisa .

Chanisa merasa akan pingsan saat Jeno menuruti keinginan Nana.

Tanda tanda bahwa pria itu mempercayai ucapan Nana terbukti saat kedua kakinya yg gagah mulai bergerak menjauhi nya .

"HIKS!" Chanisa telah kehilangan kontrol hidupnya.

Chanisa menangis sesegukan dengan kedua tangan terlipat memeluk tubuhnya yg tiba tiba menggigil.

Kecewa telah melanda seluruh ruang hatinya,di antara pandangan matanya yg mengabur, Chanisa melihat punggung Jeno yg berjalan menjauhinya.

Nana tersenyum puas melihat keterpurukan Chanisa.

Chanisa telah kehilangan semuanya.

"Tuan Jeno "Chanisa meratap dengan tangis duka .

.
.
.












Jeno tidak bodoh melihat Chanisa yg memilih diam dan menangis tersedu .

Tentu saja membuat Jeno sadar bahwa ada sesuatu yg di rahasiakan darinya .

Jeno merasa ganjil saat ia menyentuh pundak kepala milik Chanisa.

Rambut yg biasanya tertata rapi ,tampak berantakan.
Beberapa helai rambut nya yg indah berjatuhan saat ia mengusap kepalanya, termasuk luka memanjang serupa cakar tipis di sisi pelipis Chanisa, menjadi bukti kuat bahwa telah terjadi sesuatu pada gadis kesayangan nya itu .

Jeno tahu ada sesuatu yg telah terjadi,dan ini ada hubungan nya dengan Nana, calon istri pilihan ibunya yg lusa depan akan menikah dengan nya .

Jadi saat Nana memintanya untuk pergi dan mengajak nya masuk ke dalam kamar ,Jeno sengaja masuk ke dalam rencananya.

"Setelah kita menikah,aku akan mengirim Chanisa ke panti sosial dan.....

"Aku rela di madu selama aku bisa menikah dengan mu"

Jeno memotong ucapan nana seraya melepaskan pelukan manja wanita itu di lengannya.

"Ingat kalimat itu Nana?"

"Saat itu kamu mengatakannya dengan percaya diri "Jeno melanjutkan kalimatnya.

Wajah Nana yg sebelumnya di penuhi senyum bahagia tiba tiba pusat begitu saja .

"Aku tidak akan melakukan itu ,Jeno"

Jeno berjalan menjauhi Nana ke arah lemari kecil berisi alat alat kesehatan, ia mengambil salah satu obat dan plester dari dalam rak itu sambil mengatakan sesuatu yg berhasil membuat Nana kesal .

"Kalau begitu aku akan membatalkan rencana pernikahan kita "Jeno berkata santai ,senyum tipis di wajahnya yg tampan membuat Nana marah .

"Kamu tidak bisa membatalkan nya secara sepihak ,Jeno!  Ibumu pasti...

"Di sini akulah yg berkuasa ,aku melakukan apapun yg aku inginkan, bahkan ibuku sendiri tidak akan bisa mengatur ku ,Nana seharusnya kamu paham tentang hal itu"Jeno berjalan mendekati Nana ,ia mengusap bahu calon istrinya yg saat ini Tempak menahan murka .

"Aku mau menikah dengan mu ,karena kamu siap untuk ku madu ,Nana "belain dingin Jeno berubah menjadi cengkraman maut yg membuat Nana meringis.

"Je..jeno"

"Kalau kamu masih menginginkan pernikahan ini ,cukup pikirkan rencana awal kita ,Nana "Jeno tersenyum hangat , namun sikapnya nya saat ini menunjukkan sebaliknya.

Nana paham betul sifat asli Jeno, pria itu adalah iblis berwajah malaikat,dan Nana lupa bahwa pria yg akan di nikahi nya itu memiliki tabiat yg sangat mengerikan.

Tetapi Nana tidak peduli! Nana akan membuat Jeno mencintanya! Hanya mencintainya! Lalu menyingkirkan Chanisa.

"Aku anggap diam mu itu adalah bentuk persetujuan mu ,Nana "Jeno lagi lagi melempar senyum lembut dan Nana mau tidak mau hanya menganggukkan kepalanya,kaku.

"Bagus, Nana "Jeno mengendurkan cengkraman dan kembali mengusap lembut bahu Nana.

.
.
.














.


Chanisa masih setia menangis di depan pintu kamar Jeno .

Chanisa tidak tahu kenapa ia masih setia memandangi pintu kamar pribadi tuannya yg jelas jelas telah tertutup rapat untuknya .

Matanya telah membengkak semakin besar dan yakin bahwa sebentar lagi ia akan pingsan jika seseorang tidak segera menolong nya .

"Hiks"

Chanisa memejamkan matanya , memikirkan impian sederhana yg telah hancur berkeping-keping
Tanpa sisa sebelum ia memulai nya .

"Tuan....jeno" Chanisa tak tahu kenapa ia begitu mencintai majikan nya yg jelas jelas hanya memanfaatkan nya .

"Tuan.. Jeno"chanisa memanggil nama pria itu lagi dan lagi , dan kali ini seseorang membalas panggilan nya.

"Kamu memanggil ku ,chanie?"

Chanisa membuka matanya dan terkejut saat mendapati tuanya telah duduk berjongkok di hadapan nya.

Ciuman kasih sayang melayang dan mendarat di pipi Chanisa.

Berikut ciuman lainnya yg mendarat tepat di bibirnya membuat Chanisa lemah.

"Apa kamu sudah makan?" Pertanyaan yg sangat sederhana, namun berhasil membuat tangis Chanisa kembali pecah .

Sambil menangis,Chanisa meraih leher Jeno , Chanisa memeluk tubuh tinggi nya dengan erat .

Percaya atau tidak ... pertanyaan itu adalah pertanyaan membawa Chanisa pada rasa cinta yg besar terhadap tuannya.

"Kita makan bersama "jeno mengangkat tubuh Chanisa, lalu mengendong nya dengan kembali menciumi pundak kepala nya .

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang