38

822 83 0
                                    

Chanisa berjalan dengan kedua tangan memeluk dompet milik Jeno,
Jantungnya berdebar kala jarak mereka hanya terpaut sekian senti .

"Dua permen kapas lima puluh ribu ,tuan" kata pedagang sambil menyodorkan dua permen kapas berukuran medium kepada Jeno .

"Sebentar" jenis merogoh saku celana,
Dan terkejut mendapati dompet yg hilang .

"Sial" jeno memijit pelipis ,saat memutar badan mulut nya tampak setengah terbuka mendapati Chanisa berdiri di belakang nya .

"Chanie?"

Chanisa mengigit bibir , Chanisa tidak bisa menghindari tatapan Jeno ,suaranya hilang bersamaan dengan kemampuan verbalnya untuk berbicara tiba tiba melemah .

"Ada apa denganmu, chanie? Hanya karena Jeno menyimpan fotomu ,bukan berarti pria itu mencintaimu! Jeno adalah pria yg jahat! Ingat itu,chanie! Ingat!"

Pikiran Chanisa tiba tiba di penuhi oleh hal buruk .

"Ada apa ,chanie?"Jeno menatap Chanisa tepat di matanya .

Saat kedua tangan Jeno mencoba menyentuh bahunya ,Chanisa menepis dan menghindari sentuhan itu .

"Do..Dompet mu terjatuh"

Jeno mengerutkan kening ,otot otot mukanya mulai tegang seperti siap melontarkan sesuatu,namun ,setelah sekian lama tetap tidak ada sepatah katapun yg keluar .

Jeno menyambut dompet yg di berikan Chanisa kepada nya ,lagi lagi tidak ada suara yg keluar dari mulut mereka sampai Chanisa memutar tubuh berniat pergi ,jeno meraih pergelangan tangan Chanisa dan membawa nya dalam genggaman penuh .

"Lepaskan tanganku!"

Jeno mengabaikan keinginan Chanisa dan berbalik menatap si penjual permen ,Jeno memberikan satu lembar uang warna biru kepada nya .

"Jeno lepaskan tanganku!" Dada Chanisa naik turun menahan emosi ketika Jeno tidak ada niatan untuk melepas tangan nya .

Jeno memutar tubuh nya untuk menatap Chanisa sekali lagi ,sorot matanya di penuhi oleh kerinduan yg mendalam terhadap sosok kekasih yg telah bersemayam di hatinya .

"Apa yg harus kulakukan agar kamu bisa kembali seperti chanie ku yg dulu?" Jeno bertanya tulis ,sorot matanya memburu Chanisa ke dalam hatinya yg terdalam.

Chanisa tidak bisa bernafas ,kedua mata mereka beradu ,dan Chanisa tidak bisa menghindari tatapan mata itu ,Chanisa mengepalkan tangan berharap hatinya tidak lagi goyah .

"Pergi dari hidupku"

"Chanie" Jeno berusaha menyela, tetapi Chanisa tidak memberi kesempatan untuk itu .

Chanisa takut dengan perasaan nya,
Chanisa takut untuk kembali luluh dan kembali sakit hati untuk kesekian kali .

"Pergilah dari hidupku dan jisung, pergilah selama lamanya , dengan begitu aku bisa kembali menjadi chanie yg dulu ,hidup damai dan bahagia "

Suara nya bergetar ,Chanisa tidak bermaksud mengatakan itu ,sungguh.
Matanya memanas ,berkaca kaca saat jeno melepas genggamannya.

"Maafkan aku" satu kalimat maaf keluar dari bibir Jeno .

Chanisa mengigit bibirnya yg gemetar menahan tangis .

Baru kali ini Chanisa melihat ekspresi jatuh di wajah Jeno , ekspresi yg menunjukkan sedih,lelah dan ketidakberdayaan ada pada wajah pria itu .

Chanisa buru buru memutar badan memunggungi Jeno,sekujur tubuh nya terasa lunglai ,dan setengah mati ,ia berusaha berdiri tegak .

Hatinya tiba tiba merasa sakit ,
Lagi rasa itu kembali datang ,dan kali ini terasa lebih menyakitkan.

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang