43

998 78 0
                                    

"HIKS!'

Chanisa menangis histeris seraya memeluk tubuh berselimut darah milik Jeno .

Chanisa sama sekali tidak mampu untuk melepaskan pelukannya,
Di goyangkan nya tubuh Jeno ,berharap pria itu akan bangun .

Berkali kali mencoba tetapi hasilnya tetaplah sama ,bahkan saat beberapa petugas datang mengerumuni, Chanisa masih kukuh memeluk tubuh kaku Jeno .

"Bunda" Chanisa baru melepas pelukannya ketika jisung yg juga menangis tergugu memeluk tubuhnya dari belakang.

Tubuh kecil rapuhnya yg gemetar ,berikut Suara tangis yg menyayat hati sang putra terkasih berhasil membuat hatinya hancur berkeping-keping.

"Jangan menangis bunda"Chanisa memeluk tubuh jisung dan membiarkan para petugas membawa Jeno ke rumah sakit.

"Maafkan bunda ,sayang"Chanisa tidak bisa memenuhi permintaan jisung untuk menangis, Chanisa tidak berhenti menitikkan air mata .

Ini terasa menyakitkan untuknya, Chanisa terlambat menyadari,
Dan meski selama ini ia yakin bahwa hatinya telah berubah ,lagi lagi ia harus menyadari dengan cara getir ,
Bahwa hatinya belum berubah .

Di hatinya ,ternyata jeno masih menjadi pangeran bertahta dalam sebuah istana impian yg masih berdiri tegak hingga detik ini ,
Chanisa masih mencintainya.

Bertahun tahun memikul derita dan duka tidak sedikitpun membuat cinta nya terhadap jeno pudar.

Cinta yg membawa pada lahirnya sosok kecil yg saat ini tengah di peluk olehnya-jisung .

Chanisa mencintai Jeno , mencintainya sepenuh hati .

.
.
.









Rumah sakit



Di sanalah saat ini Chanisa, jisung dan taeil berada .

Mereka bersebelahan,tanpa bicara sama sekali .

Chanisa duduk dengan air mata yg tak henti mengucur ,lalu jisung yg juga ikut menangis di samping nya .

"Bunda" sambil memeluk lengan Chanisa ,jisung terus menekan dada sebelah kirinya yg setiap detik terasa sakit ,namun jisung menahannya dengan diam dan menangis lirih di samping Chanisa

Jisung tidak ingin melihat bunda cemas .

"Bagaimana kondisi Jeno?!" Chanisa buru buru bangkit begitu dokter sungchan keluar dari ruang Operasi.

Taeil yg selama ini berhasil menenangkan Chanisa ,kini ikut tenang di sampingnya .

"Tuan Jeno masih dalam proses penanganan serius ,hanya saja tuan Jeno mengalami pendarahan yg cukup serius di organ tubuh bagian dalam.   Kita harus secepatnya melakukan operasi lanjutan dan transfusi darah yg banyak sebelum terlambat "

Chanisa meraih kemeja putih milik dokter sungchan, mencengkram nya dengan tangan gemetar .

"Tolong! Tolong selamat Jeno! Ambil darahku sebanyak yg dokter inginkan!"

Chanisa menangis kencang membuat sungchan tak kuasa menahan rasa iba .

"Apapun....akan aku lakukan, untuknya....apa...pun.......tolong...
Selamatkan...... Jeno"

Setelah itu Chanisa jatuh pingsan ke lantai .

Chanisa telah berjam jam menangis kini kehilangan kesadaran nya , membuat jisung berlari mendekat dan menangis tersedu memeluk tubuh sang ibu .

Semua penghuni rumah sakit yg tengah berlalu lalang menatap iba padanya , menatap kasian pada jisung yg terus saja menangis .

"Bunda! Hiks!"

.

.

.











Di pojok ruangan ,di tempat yg terpisah dari Chanisa berada ,di situlah Tya berada .

Tya sedang mencerna seluruh peristiwa yg terjadi hari ini dengan hati yg luar biasa sakit .

"Apa yg sudah ibu lakukan?" Tya bergumam dengan tubuh lagi .

Ibu macam apa yg tega membuat putranya masuk ke dalam permasalahan yg bahkan menyangkut nyawa seperti ini?! Tya menyesal .

Lebih dari itu, ia merasa kotor , baru ini tya benar benar menyadari kesalahannya.

Mata Tya kemudian jatuh pada sosok wanita yg saat ini tengah di tandu dan di bawa ke salah satu ruang periksa.

Chanisa...wanita yg selama ini Tya siksa ternyata mencintai jeno .

Chanisa begitu ikhlas melupakan segala kesalahan dan kekejaman yg telah ia lakukan terhadapnya selama bertahun-tahun.

Chanisa bahkan rela memberikan apapun demi Jeno , sedangkan Tya?
Ya ,Tya telah di buatkan oleh kekuasaan dan keserakahan.

Kali ini kejatuhan di alami Tya, tuhan telah menjatuhkan nya dengan sempurna dan tampak pantas mendapatkan semua ini .

Tya kemudian jatuh berlutut dengan kedua tengah berpaut menyentuh dada ,Tya berdoa kepada sang kuasa.

"Maafkan aku ,tuhan ,maafkan hamba mu yg telah dipenuhi oleh dosa, tolong"

suara Tya tiba tiba tercekat ,"tuhan...
Jika memang pantas aku meminta tolong....tolong selamatkan putraku...
Biarkan dia hidup bahagia...jika tuhan mengabulkan permintaan ku...
Aku rela menanggung semua derita yg putraku alami ,semua"

Tya akhirnya menangis , tangis isak mengiringi penyesalan yg telah ia lakukan selama ini .

"Maafkan ibu ,Jeno"















Dokter Sungchan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Sungchan

Because I Love You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang