Disepanjang perjalanan pulang Naya maupun Maira tidak ada yang membuka suara, bahkan sepeda yang mereka bawa tidak ditumpangi melainkan hanya didorong.
Sejujurnya, Maira sedikit kaget atas sifat Naya tadi-- yang dimana gadis itu meninggikan nada bicaranya pada Derland. Setahu Maira, Naya tidak akan pernah berani seperti itu pada orang yang lebih tua apalagi orang asing, pada temannya-- Maira sendiri saja Naya tidak berani meninggikan nada bicaranya. Jika gadis itu sedang kesal pada orang, maka dia memilih untuk mendiaminya.
"Naya..." panggil Maira pelan, "Kamu baik-baik aja?"
Naya menoleh kearah sahabatnya. Tersenyum lalu mengangguk pelan, "Aku baik-baik aja kok."
"Kalau omongan aku tadi nyakitin perasaan kamu maaf, ya?"
"Engga kok, Maira. Ngga usah khawatir, aku ngga papa."
"Bener, ya?"
Naya mengangguk pelan. "Mmm... Maira, mau temenin Naya ngga?"
"Kemana?"
"Rumah ayah, Naya udah lama ngga ke sana."
"Boleh, boleh banget! Kita beli bunga dulu yuk!"
Mendengar itu Naya tersenyum sumringa. "Yuk!"
- ♡ MY CHILDISH GIRL ♡ -
Seorang cowok yang mengenakan baju basket tanpa lengan dengan peluh yang mengucur di sekitaran dahi dan dadanya menyugar rambut ke belakang, membuat beberapa seorang siswi yang lewat di sekitaran lapangan menjadi letih, lesuh, letoy ingin pingsan karena melihat ketampanannya. Mata elang cowok itu menatap kearah gadis dengan seragam SMP nya yang berjalan melewati lapangan sambil membawa sekotak kardus mie instan di tangannya.
Dia tidak salah lihat kan? Apa yang dilakukan gadis itu disini? Kenapa semenjak kejadian hari itu, dia jadi sering bertemu dengan bocah SMP itu?
"Lo liatin apa sih, Land?" tanya Akbar, "Tumben banget lo gagal fokus."
"Ngga ada," singkat Derland.
Derland berjalan ke pinggir lapangan. Cowok itu mengambil minumnya, lalu menyiramkan sedikit air mineral ke wajahnya sebelum akhirnya ia minum sebagai penghilang dahaga.
"Kak Derland!" panggil segerombolan cewek yang datang menghampiri Derland. Bagi Derland dan teman-temannya yang lain, pemandangan seperti ini sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Fans Derland memang banyak dan tersebar di seantoro sekolahnya. Bahkan tidak jarang juga ada cewek dari sekolah sebelah yang datang ke sekolah Derland dkk hanya untuk menemui Derland.
"Kak Derland, aku bawa ini buat kakak." gadis itu tersenyum lalu menyerahkan minuman dingin, cokelat, dan makanan ringan lainnya.
"Kak, aku juga bawa ini." tak mau kalah, satu diantara mereka juga menyodorkan kresek berlogo indoagustus ke hadapan Derland.
"Heh, orang gue duluan juga!"
"Ihh, kita barengan ke sininya!" sahut yang lain, tak mau mengalah.
"Lo apa-apaan, sih?! Lagian Kak Derland tuh cuman mau nerima pemberian dari gue doang!"
"Sok cantik lo!"
"Lo tuh yang..."
"Gue terima semua," potong Derland cepat. Dari pada harus melihat keributan yang membosankan, lebih baik Derland menengahi mereka.
Derland menerima semua makanan dan minuman yang mereka berikan. Cowok itu sampai kewalahan membawanya karena saking banyaknya.
Tersenyum tipis, Derland berujar, "Makasih. Lain kali ngga usah."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Petite Amie
Teen Fiction"Emang Om ngga malu pacaran sama anak SMP?" "Berhenti panggil gue 'Om', gue masih SMA!" © kimviitaelove, 2022.