"Kak Derland!!"
Derland yang awalnya hendak memakai helm, tidak jadi karena melihat Naya yang tengah berlari menghampiri nya. Dahinya mengkerut, apa yang dia lakukan disini?
"Kak Derland..." Naya tepat berdiri dihadapan Derland. Gadis itu memberi senyuman sopan pada Eric, Akbar dan Sakha. Meski belum mengenal, Naya sudah tahu bahwa ketiga cowok itu adalah sahabat Derland.
"Ini jaketnya, tadi pagi aku lupa hehe..." Naya sambil mengulurkan jaket hitam milik Derland yang tadi sempat Derland pinjamkan.
Melihat pemandangan langka, dimana Derland berinteraksi dengan cewek seintens ini, teman-teman Derland langsung meledek diatas motor mereka masing-masing.
"Ciyyyyeeeeee..."
"Ciyeee, Derland..."
"Ciyyyyyeeeeee!!!"
"Makin lancar nih, bun..."
"Bun apa, Bar?"
"Buntelan."
"Oh gitu ben," angguk Eric.
"Ben apaan?" tanya Akbar pada Eric.
"Benjol hahahahaha...."
"Bangke!" umpat Akbar.
"Makasih ya, Kak... " ucap Naya.
"Hm."
Tanpa memperdulikan ledekan teman-temannya yang tidak penting, Derland mengambil jaket miliknya dari tangan Naya. Tak ada kata ucapan terimakasih atau sekedar basa-basi, cowok berpostur tinggi itu langsung memakai helmnya, naik keatas motor lalu menyalakan mesinnya.
"Minggir," usir Derland pada Naya karena gadis itu menghalangi motornya untuk keluar.
Naya menurut, ia menepi. Saat motornya sudah bisa keluar Derland langsung pergi begitu saja, membuat hati Naya sedikit mencelos.
Kemaren-kemaren sama tadi pagi sifatnya manis. Kok sekarang jadi nyebelin lagi kayak awal ketemu?
"Lo baru pulang juga? Pulang sama siapa?" tanya Akbar yang sok akrab. "Eh btw, kita belum kenalan secara resmi lho. Kenalin nama gue, Akbar Delana Baihaqi. Manusia paling tampan tiada lawan, penggemar setia mie instan, cowok setia dan menawan yang akan selalu perhatian dan pengertian kepada calon istri di masa depan." cerocos Akbar panjang kali lebar kali tinggi, mengulurkan tangannya pada Naya.
Naya membalas uluran tangan Akbar dengan tersenyum manis. "Halo, Kak Akbar. Aku Kanaya, bisa dipanggil Naya."
"Kalau gue, Eric. Eric Aillen, temen Derland satu-satunya yang mempunyai darah blesteran Indo-Swiss. Manusia yang tidak pernah dendam, suka mamam rempeyek bayam dan selalu bisa membuat cewek ingin bersemayan atau bahkan menetap hingga malaikat izrail bergumam 'waktunya pulang ke makam'," cengir Eric sambil mengulurkan tangannya pada Naya.
Akbar tertawa. "Pulang ke makam? Lo setan, Ric?"
"Diem lo!" delik Eric tajam.
Naya beralih menatap Eric, lalu membalas uluran tangan cowok itu. "Aku Nay..."
"Eits, lupa, gue juga pecinta janda beranak sepuluh." tambah Eric sambil terkekeh.
Naya yang mendengar itu menatap Eric bingung.
"Elah, Ric, Ric! Dia masih kecil, mana ngerti apa yang di omongin sama lo." ujar Akbar yang 'tumben' otaknya bener.
Eric menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lalu terkekeh kecil. "Lupain aja apa yang gue omongin tadi. Nama lo Kanaya, kan? Kanaya Sabhira Arshavina."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Petite Amie
Teen Fiction"Emang Om ngga malu pacaran sama anak SMP?" "Berhenti panggil gue 'Om', gue masih SMA!" © kimviitaelove, 2022.