#MLPA - 17. Iodine, Lutetium, Vanadium, Uranium

208 7 0
                                    

POTONG BEBEK ANGSA...”

ANGSA DI KUALI... NONA MINTA DANSA..”

DANSA EMPAT KALI...”

SERONG KE KANAN! SERONG KE KIRI!”

LALALALALALALA... LALALA...”

Derland, Delvin, dan Galen saling tatap saat mendengar suara musik dengan judul lagu anak-anak itu terdengar dari dalam rumahnya.

“Sejak kapan dirumah kita ada bocil selain Galen sama Naya?” tanya Delvin menatap Derland.

Derland hanya menggindinkan bahunya tanda tidak tahu. Turun dari motornya lalu berjalan masuk ke rumah, begitu juga dengan Delvin dan Galen.

Saat memasuki rumah langkah mereka terhenti ketika melihat suasana ruang TV yang sudah berantakan dipenuhi mainan anak perempuan, seperti barbie, boneka, dan masak-masakan yang entah dari mana asalnya. Oh ya, dan jangan lupakan lagu Potong Bebek Angsa yang masih terdengar.

Mereka menemukan dua manusia spesies perempuan yang tengah asik sendiri. Terlihat Naya yang tengah anteng duduk dipangkuan Ferly sambil memainkan barbie nya, sedangkan Ferly terlihat tengah mengepang rambut Naya.

Melihat itu hati Derland menghangat, ia tahu bundanya itu sangat menginginkan anak perempuan. Namun saat di kabulkan, anak itu kembali diambil oleh tuhan.

“GALENNN!!” teriak Naya dan Ferly secara bersamaan saat dengan tiba-tiba Galen mengganti lagunya dengan musik rock.

“Ape?”

“Ish! Berisik tau, ini lagu apaansi?” tanya Naya dengan kesal, sambil menutup telinganya.

“Lagu rock dong.”

*****

Delvin berjalan santai sambil bersiul-siul ringan menghampiri Naya yang tengah asik duduk di ayunan belakang rumah sambil meminum susu kotak rasa strawberry kesukaannya. Di pangkuan gadis itu terdapat Poppy yang tengah anteng tertidur. Itu lah sumber masalah bagi Delvin, gara-gara Poppy, Naya mendiaminya sudah 2 hari ini.

Delvin duduk di ayunan samping Naya. “Cewek, kiw.” goda Delvin menoel pipi Naya dari samping, dan saat itu juga ia mendapat tatapan tajam dari gadis itu.

“Apa sih?! Ngga usah pegang-pegang!” ujar Naya mengusap-usap pipinya yang telah disentuh oleh Delvin.

“Buset, kek hewan najis gue.”

“Emang,” cetus Naya.

Delvin mengusap dadanya dramatis. “Lo kenapa sih kalo sama gue kek punya dendam pribadi gitu.”

“Emang.”

“Tentang hari itu, maaf deh. Gue beneran ngga sengaja ngelempar tik--” Delvin menghentikan ucapannya saat mendapat tatapan horor dari Naya, “-- Poppy lo. Iya gue ngga sengaja ngelempar Poppy lo. Beneran deh, suer.”

“Harusnya lo marah sama Galen juga. Kan dia yang naro Poppy di kepala gue,” lanjut Delvin.

Naya diam. Seakan tidak peduli dengan ucapan Delvin. Gadis itu masih melanjutkan kegiatannya meminum susu. Saat dirasa susunya sudah habis, gadis itu menoleh kearah Delvin.

“Mau aku maafin?”

“Mau dong. Gue harus ngapain biar di maafin?”

“Beliin aku jajan. Ayo,” Naya turun dari ayunan lalu menarik tangan Delvin. Sebelum itu ia sempatkan untuk menaruh Poppy di kandangnya.

*****

“Ngambilnya ngga usah banyak-banyak lo. Ngga usah ngelunjak,” ujar Delvin saat melihat Naya yang mengambil snack disetiap rak nya.

My Little Petite Amie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang