PART 12

83 98 19
                                    

Semenjak kecelakaan Kiara dan Jovan serta pada pasca sadarnya Kiara namun Jovan masih koma, hubungan Kiara dan orangtua Jovan mulai renggang.

Mereka menganggap kecelakaan Jovan dan Kiara merupakan kesalahan Kiara yang telah memaksa Jovan untuk menemaninya jalan-jalan.

"Puas kamu Kiara?! Atau jangan-jangan kamu masih dendam sama anak saya karena telah membully kamu waktu SD? Kamu mau membalaskan dendam dengan embel-embel cinta?!"

Wanita sialan ini!

Apakah tak ada yang bisa dia ucapkan selain mengungkit kejadian di masa lalu kepada orang-orang disekitarnya?

Atau tak bisakah dia berbicara tapi tak menyakiti perasaan orang lain? KALAU DIA BERBICARA HANYA UNTUK MENYALAHKAN ORANG LAIN ATAU MENYAKITI ORANG LAIN, Bukankah lebih baik dia tak pernah berbicara saja?

Menyalahkan orang karena rasa bersalahnya sendiri? Bukankah itu terdengar sangat sialan?

"Tunggu? Kenapa masih aja Mami ungkit? Aku nggak dendam lhoo sama anak Mami. Atau jangan-jangan Mami yang nggak suka atau bahkan dendam sama aku?"

"Kalau Mami mau aku bisa membatalkan pertunangan kami lhoo," ucap Kiara lagi.

Wanita yang sialan!

Apa yang akan terjadi kalau Kiara membatalkan pertunangan mereka pada Jovan dengan mengatakan kalau Maminya tak menyukai hubungan mereka bahkan berharap mereka tak menikah nantinya?

Kiara bisa saja mencari orang baru, tapi Jovan? Apa dia akan bisa?

Bahkan Kiara yakin kalau Jovan akan melakukan apapun deminya sekalipun harus kehilangan keluarga yang telah membesarkannya.

Wanita pikir Kiara akan takut dengannya?

"Anak sialan! Berbanggalah dengan posisimu saat ini karena saya yakin secepatnya posisi kamu akan tergantikan!" ucap Soraya dengan marah.

Dia tak menyangka kalau Kiara akan semenyebalkan ini!

3 kali!

3 kali Jovan hampir mati!

Dan ini akan menjadi ke empat kalinya kalau anaknya itu tidak mati!

"Kiara. Bisa kamu pergi dari sini?" celetuk Albert, menyadari istrinya yang sedang emosi. Dia hanya takut istrinya itu akan melukai Kiara, yang kemudian membuat hubungannya dengan Frans menjadi retak.

Frans dan Dora sangatlah posesif jika menyangkut Kiara.

Albert hanya tak mau jika nantinya mereka berada disituasi yang akan sangat merugikan mereka.

Dia tahu seberapa gilanya Frans dan Dora.

"Ya, Pi!"

Pertunangan Kiara dan Jovan merupakan suatu paksaan, orangtua Jovan sebenarnya tak menyetujui pertunangan Jovan dan Kiara kalau saja Dora tak mengancam mereka.

Jovan itu bodoh.

Mengutamakan cinta diatas segalanya.

Albert dan Soraya tahu bahwasanya Kiara tak menyukai anak mereka. Dia bertunangan dengan Jovan hanya untuk membuktikan kepada Kaira bahwa gadis itu akan selalu kalah dengannya.

Kiara bahkan sengaja memanfaatkan cinta Jovan kepadanya untuk mengulik banyak hal tentang laki-laki itu.

Albert tahu, Kiara sudah tahu tentang dia yang memaksa Jovan untuk bersekolah di SMA THE SKY. Dia menaruh banyak harapan kepada Jovan agar bisa menggeser posisi Kaira pada peringkat pertama Paralel.

Tak hanya Albert yang berharap anaknya bisa menggeser posisi pertama Kaira, tapi banyak. Yang salah satunya adalah, Jacob -- Ayah Vanilia.

Albert tidak memberikan tekanan ataupun ancaman kepada Jovan. Sangat berbeda dengan Jacob.

"Jangan terus menyalahkan orang lain hanya karena rasa bersalahmu, Soraya," ucap Albert yang membuat Soraya mendelik padanya.

Albert tahu, Soraya hanya bisa tenang jika menyalahkan orang lain -- Soraya hanya perlu mendoktrin dirinya sendiri bahwa semua yang terjadi bukan salahnya. Soraya memang memiliki rasa bersalah yang terlalu berlebihan.

Dia tak pernah mau jika diajak berkonsultasi dengan psikiater tentang beberapa hal yang telah dialaminya selama belasan tahun ini. Dia sering linglung tiba-tiba atau mengeluarkan air mata yang dia sendiri tak tahu kenapa dia bisa mengeluarkan air mata, dia juga sering lupa akan banyak hal termasuk tentang dirinya sendiri jika tak melihat sesuatu yang akan dapat membuat dia mengingat tentang siapa dirinya atau beberapa hal yang sering terlupakan tapi tak ingin dia lupakan, atau bagaimana ketakutan Soraya yang terlalu berlebihan hingga membuat dia sering mengeceknya berkali-kali -- seperti waktu dia yang takut ada yang mengintainya dari jendela kamar mereka, hingga terhitung 10 kali mengecek apakah dia benar-benar sudah mengunci jendela kamar mereka atau belum walaupun dia sudah tahu kalau dia sudah menguncinya sebelum akhirnya mengeceknya kembali hingga 10 kali.

"Rasa sayang kamu kepada Jovan cukup berlebihan. Aku hanya tak mau kalau justru kamu yang nantinya membuat dia berada di posisi yang membahayakannya," ucap Albert dengan penuh pengertian.

"Aku tahu mas. Setiap aku melihat Jovan, aku terus merasa bahwa anak kandung kita beneran masih ada. Aku juga takut kalau nantinya justru aku yang membahayakan Jovan hanya karena rasa sayangku yang terlalu berlebihan," ucap Soraya.

Soraya memang sangatlah posesif terhadap hal yang menyangkut Jovan dan keselamatan Jovan.  Bagi orang yang tak tahu tentang apa yang dirasakan Soraya, mereka pasti akan menganggap bahwasanya rasa sayang Soraya terhadap Jovan sangatlah menyeramkan atau parahnya mereka akan menganggap bahwasanya Soraya mencintai anak angkatnya itu.

"Darl. Itu semua bukan salahmu. Lihatlah Jovan sebagai dirinya sendiri bukan sebagai Arhan. Seberusaha apapun kamu menganggap bahwasanya Jovan itu Arhan, kamu pasti sering menyadari ada banyak perbedaan di diri keduanya," ucap Albert dengan sabar.

Soraya tahu itu, dia tahu dia seharusnya tak menganggap Jovan sebagai Arhan. Karena Jovan adalah Jovan dan Arhan adalah Arhan, keduanya berbeda dan tak akan pernah sama. Soraya hanya terlalu merasa bersalah hingga dia terus menganggap Jovan adalah Arhan.

TBC.

KAIRAKIARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang