"Gue heran, kenapa Lo sampai segitu bencinya sama gue? Lo bilang kalau gue yang duluan ganggu Lo? Padahal semua orang di THE SKY aja tahu kalau Lo yang sering ganggu gue, bukan gue yang ganggu Lo," ucap Kaira dengan santai.Aira hanya membalas dengan tatapan sinis.
"Apa yang akan Lo rasain kalau dibenci sama orang yang bahkan Lo sendiri nggak tahu orang ini benci sama Lo karena apa?" tanya Kaira yang membuat Aira mau tak mau harus menjawab.
"Gue hanya akan kesal setelahnya memilih menyelidiki sendiri," balas Aira.
Kaira mengangguk-ngangguk paham, "jadi Lo mau gue nyelidiki sendiri? Tapi sayangnya gue malas, hahaha," ucapnya dengan terkekeh.
Aira harusnya tak sekesal itu jika Kaira membalas dengan ucapan menyebalkan andalannya. Karena dia tahu, Kaira itu sangatlah sialan! Dia merupakan ancaman bagi Aira sekalipun notebennya sekarang mereka rekanan.
Kaira itu manusia ter-menyebalkan yang pernah ditemuinya.
Aira benci mengakui bahwasanya Kaira lebih unggul segalanya dibandingkan dia.
Aira hanya ingin mengatakan di dalam hatinya bahwasanya Hal yang baik menurut Kaira, belum tentu baik juga menurut orang lain!
Akan Aira beri tahu rahasia terbesarnya yang masih dia simpan hingga sekarang.
Tentang dia yang pecinta sesama jenis.
HAHAHAHA.
Aira juga gila. Tapi ketahuilah dia mempunyai alasan mengapa menjadi seorang lesbian, yang salah satunya adalah karena laki-laki yang sering dia temui dan ayahnya itu brengsek!
Aira pernah berada di fase tersulit di dalam hidupnya hingga dimana dia ingin mengakhiri hidupnya sendiri sebelum akhirnya diselamatkan oleh gurunya.
Guru wanita yang menjadi idola di sekolahnya.
Tapi masalahnya umur mereka terpaut sangat jauh, 15 tahun. Waktu itu Aira berumur 13 tahun dengan gurunya yang berumur 28 tahun.
Wanita itu membuat Aira merasa sangat kagum dengannya, dia membuat Aira menjadi lebih bersemangat menjalani kehidupannya.
Kata-katanya yang paling berkesan adalah Kalau dia lelah, dia hanya perlu mengingat apa yang membuat dia memilih bertahan hingga sejauh ini, menemukan penyemangat hidupnya sendiri, atau juga memberikan pencerahan serta dukungannya kepada Aira.
Katanya, Aira bisa menjadikan cita-cita sebagai penyemangat dalam hidupnya.
Tapi wanita itu tak tahu kalau cita-cita Aira adalah membunuh Ayahnya sendiri.
HAHAHAHA.
Ya, selama ini cara itu manjur sebelum akhirnya pria itu mati.
TAPI DIA JUSTRU MENEMUKAN PENYEMANGAT HIDUPNYA YANG SAYANGNYA TAK PERNAH MENOLEHNYA.
Kian hari harapan Aira kian menipis hingga dia memilih tak pernah berharap lagi agar tak pernah di kecewakan lagi.
Keinginan ataupun harapan Aira justru sering terjadi kebalikannya.
Kini. Aira tak tahu mengapa dia masih bertahan hingga kini, tak ada penyemangat hidupnya ataupun alasan mengapa dia harus bertahan dan memilih bertahan.
******
"VANILIA!!" teriak Aira sambil berlari mengejar Vanilia yang kini menghentikan langkahnya setelah mendengar panggilan dari Aira.
"Oh, hai Mona. My girlfriend, HEH?" ucap Vanilia dengan menaikturunkan alisnya, sengaja menggoda Aira.
"Anjing Lo! Kita nggak pacaran ya!" ucap Aira dengan mendengus kesal.
"Lo sendiri yang buat pilihan, gue cuma milih," ucap Vanilia dengan santai terlihat tak peduli dengan kemarahan Aira.
"Oke, kita pacaran." ada jeda sejenak diucapan Aira, namun ucapan gadis itu cukup membuat Vanilia merasa senang bukan kepalang,
UNTUNG VANILIA TAK SEMENYERAMKAN TANTENYA!
"dan sekarang kita putus." ucap Aira.
"Yaudah deh kalau Lo nggak mau kita pacaran, kita temenan aja," ucap Vanilia dengan sedikit tak terima, hanya saja dia tak mau kalau gadis itu tersesat sepertinya juga.
Padahal Vanilia saja yang tak tahu bahwasanya Aira pernah menjadi pencinta sesama jenis.
Aira sejujurnya tak tahu dia sekarang atau bahkan 4 tahun lalu sudah menjadi normal? Atau masih memiliki ketertarikan pada sesama jenis?
Dia hanya merasa sedikit normal.
Kecuali kalau Charlotte hidup lagi.
Jika wanita itu hidup lagi, dia rela menjadi lesbi kembali.
HAHAHAHA.
Charlotte adalah kembaran Cherline.
Wanita yang sangat menginginkan Kaira menjadi anak angkatnya yang sayangnya Kaira tetap memilih Stevanna.
"SETUJU! Btw, Lo tahu Kiara Fransisco nggak?" tanya Aira.
Vanilia mengernyit heran, merasa tidak asing dengan nama itu. "Si peringkat pertama paralel?"
"Bukan bego." Aira menyentil dahi Vanilia dengan kesal, "Kiara bego, yang pintar itu Kaira! Kiara si Princesssa Fransisco! Yang suka sok polos padahal bangsat, yang bisa buat seorang Jovan tergila-gila sama dia, anak manja yang suka semena-mena, yang sok berkuasa, sama sok kecantikan padahal kayak orang penyakitan." ucapnya lagi.
"Lo bisa bantu gue buat Jovan beralih sama gue nggak, Van? Soalnya enek gue lihat dia ngemis-ngemis cinta sama si Kiara mulu, ya walau sekarang mereka udah tunangan,"
Vanilia mendengus kesal, "dia kayaknya udah cinta mati sama Kiara, cuma ada satu yang bisa buat dia terpaksa bersama atau milih Lo daripada Kiara. Tapi gue yakin Lo pasti nggak mau," ucap Vanilia.
Menggunakan cara pasaran seperti perlahan mendekati Albert dan istrinya karena hubungan mereka dengan Kiara yang mulai renggang tetap tak akan membuahkan hasil, Aira nantinya memang bisa menarik perhatian kedua orang itu tapi tak akan ada apa-apanya jika dilawankan dengan Kiara.
Memfitnah Kiara hanya akan menimbulkan masalah karena Jovan jelas tak akan mudah percaya.
Menghancurkan mental Kiara secara perlahan dan memaksanya agar menjauhi Jovan juga bukanlah cara yang tepat, karena Vanilia yakin Jovan tetap akan mau bersama Kiara sekalipun gadis itu sudah gila!
Mengancam Kiara jelas tak akan membuahkan hasil karena tak ada yang tepat untuk dijadikan ancaman.
"Apa?" tanya Aira.
Vanilia menoleh ke kanan dan ke kirinya, "Lo hanya perlu hamil anak dia,"
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIRAKIARA [ON-GOING]
Romance𝐊𝐚𝐢𝐫𝐚 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺. 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗩𝗮𝗻𝗶𝗹𝗶𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻. Bukankah it...