PART 22

52 57 24
                                    


Ada beberapa alasan yang mungkin saja menjadi penyebab mengapa Kaira memilih tak membalaskan dendamnya lagi kepada keluarga Fransisco yakni; Kaira memiliki alasan kuat sehingga memilih tak melanjutkan ambisinya lagi, atau juga karena dia yang memilih menunda rencana-nya.

Kaira adalah orang yang sangat menepati janjinya, jadi Aira percaya gadis itu hanya memutuskan untuk menunda rencana-nya bukan memutuskan untuk berhenti menjalankan rencananya.

Aira tahu seberapa besar rasa cinta Kaira kepada Stevanna.

Atau mungkin dia memilih berhenti karena ada hal tentang Stevanna yang berkaitan dengan keluarga Fransisco dan berhasil membuatnya memilih berhenti menjalankan rencananya?!

Kaira tak mungkin mendadak berhenti tanpa alasan yang pasti, bukan? Apalagi jika alasannya adalah demi merubah persepsi Aira tentangnya seperti perkataan Vanilia?

Jika dia memilih menghentikan rencana-nya, berarti dia telah mengingkari janji yang telah dibuatnya!

"Menurut Lo sendiri karena apa?" tanya Kaira dengan memainkan lidahnya di bagian dalam pipi kanannya.

"Karena ada sesuatu yang berkaitan dengan Stevanna dan keluarga Fransisco, yang akhirnya berhasil membuat Lo memilih tak lagi melanjutkan rencana?! Gue tahu Lo! Lo adalah jenis orang yang nggak pernah mau dirugikan, Lo hanya akan membantu jika orang yang akan Lo bantu juga memberikan penawaran yang menarik yang bisa membuat Lo mau membantunya."

Ada jeda sejenak diucapan Aira, "sejauh ini Lo menjadi semakin gila karena Stevanna! Kalau Lo memilih membalaskan dendam kepada keluarga kandung Lo sendiri hanya karena Stevanna, artinya Lo memilih menghentikan rencana Lo juga pasti karena Stevanna," lanjut Aira.

Kaira memasang senyum miring yang membuat Aira menjadi muak melihatnya, "hahahaha, kalau gue bilang gue memilih menghentikan rencana gue karena gue berniat melindungi keluarga gue sendiri, Lo akan percaya? Dan lagi, gue nggak segila seperti yang Lo kira," ucap Kaira dengan terkekeh sinis.

"Bagaimana bisa Lo yang awalnya berniat membalaskan dendam kini berniat melindungi mereka?! Lagian, gue juga tahu seberapa benci Lo sama orang yang nggak menepati janji. Kalau Lo mengingkari janji yang telah Lo buat sendiri, apa bedanya Lo sama mereka? Sama-sama pendusta! Munafik! Tak dapat dipercaya!" ucap Aira.

Kaira maju beberapa langkah dengan tatapan mengintimidasi yang berhasil membuat Aira sedikit kikuk, "ada banyak. Singkatnya, mereka mengingkari janji mereka demi kepentingan mereka sendiri, sedangkan gue? Gue mengingkari janji demi keselamatan bersama!" ucap Kaira dengan tatapan tajam yang berhasil membuat Aira kikuk hingga tanpa sadar mengigit bibir bawahnya hingga berdarah.

"Gue tahu Lo masih mau mengulik banyak hal tentang gue." Ada jeda sejenak diucapan Kaira, "kalau Lo masih dendam sama gue karena gue yang bunuh orang yang Lo cinta, membuat Lo terus disiksa karena berada pada posisi kedua, atau juga karena membuat Xavior tak menoleh sedikitpun ke Lo." Kaira memandang netra Aira dengan tatapan datar yang sarat akan kemarahan, "lo bisa bunuh gue saat ini." lanjutnya dengan meletakkan pisau buah ke tangan Aira.

"BERHENTI MENJADI BEBAN AIRA! KAIRA, KAIRA, DAN KAIRA! KENAPA KAMU SELALU KALAH SAMA DIA?! PADAHAL SAYA HANYA MEMINTA KAMU UNTUK TERUS MENJADI YANG PERTAMA ATAU PALING TIDAK SEKALI SAJA LEBIH UNGGUL DARIPADA DIA, BUKAN MEMINTA KAMU MENYINGKIRKAN DIA DARI DUNIA! KENAPA SESULIT ITU?!"

"KAMU ITU BODOH AIRA! SAYA MENYESAL MENGAPA HARUS MEMPUNYAI ANAK SEBODOH KAMU!"

"LIHATLAH KAIRA! APA SUSAHNYA MENJADI SEPERTI KAIRA?!"

"HARUSNYA YANG MATI ITU KAMU SAJA BUKAN ANAK SAYA MAIRA!"

"LAGI AIRA! LAGI DAN LAGI KAMU KALAH LAGI DARI KAIRA! TIDAK BISAKAH KAMU MEMBUAT SAYA MERASA BAHAGIA DENGAN POSISI PERTAMA?! KALAU PERLU KAMU CURANG SAJA WAKTU UJIAN ATAUPUN ULANGAN AGAR NILAI KAMU BISA 100!"

"KAIRA TANPA BELAJAR SAJA BISA 100. SEDANGKAN KAMU?! KAMU BELAJAR 4 JAM JUGA HANYA MENDAPAT 90!"

"KAPAN KAMU BISA UNGGUL DARI KAIRA?!"

"Lo pikir gue beneran mau jadi sahabat Lo? Hahaha, gue mau temenan sama Lo juga karena Lo yang gampang dibego-begoin! Lo cuma menang di otak Aira. Setelah gue pikir-pikir, ngapain gue mesti manfaatin Lo yang nggak akan ada apa-apanya jika dibandingkan dengan Kaira?"

"Kaira nafas aja bisa ngasilin duit! Nggak cuma itu, dia juga sangat populer walaupun Kaira nggak tahu kalau dia itu populer! Dia juga jenius, cantik, juga dikelilingi banyak cogan."

"LO NGGAK AKAN PERNAH BISA LEBIH UNGGUL DARI KAIRA! NGGAK CUMA KALI INI ATAU SELAMA INI TAPI SELAMANYA."

"GUE PIKIR LO PINTAR, TERNYATA LO SEBENARNYA BEGO, HAHAHAHA. MASA LO NGGAK BISA BEDAIN MANA YANG TULUS DAN MANA YANG CUMA MEMANFAATKAN?! Hahaha,"

"Nggak usah sok kenal! Gue nggak suka sama Lo apalagi cinta sama Lo, karena gue cuma akan tergila-gila sama Kaira."

"Urat malu Lo udah putus ya? Nggak usah ngejar-ngejar gue! Cewek itu dikejar bukan mengejar, kalau Lo memilih mengejar artinya Lo murahan dan terlalu gampangan!"

"Lo buat gue makin ilfill sama Lo! Lo nggak ada apa-apanya dibanding Kaira, jadi nggak usah sok!"

Tiba-tiba rentetan kalimat-kalimat yang terus membanding-bandingkannya dengan Kaira terlintas begitu saja dalam benak Aira.

"Kalau selama ini gue kalah, bukan berarti berikutnya gue juga akan kalah atau akan selalu kalah!"

"Btw Mor nggak usah sok Lo! Gue mau temenan sama Lo juga karena kasihan, oh iya kalau Lo lupa gue adalah orang yang nolong Lo waktu Lo hampir dijahatin sama beberapa preman! Bukannya gue nggak ikhlas ya, cuma gue kasihan aja sama Lo yang gampang melupakan kebaikan-kebaikan orang hanya demi popularitas semata. Kalau gue nggak nolong Lo, Lo pasti sekarang ini udah mati bunuh diri karena frustasi."

PLAKK

Tamparan dari Amora mendarat keras di pipi kanan Aira, Aira yang mendapatkan tamparan terlihat mengangguk-anggukan kepalanya paham setelahnya langsung menerjang Amora, memberikan tonjokan di pipi Amora, membanting tubuhnya, meludahi wajahnya dan terakhir menampar kedua pipinya.

Dan hari itu pandangan orang-orang tentang Aira berubah.

"Nostalgia, HEH?" celetuk Kaira dengan tiba-tiba.

Aira memejamkan kedua matanya guna menetralkan emosinya, "MATI LO! MATI!!" teriaknya dengan penuh emosi, melampiaskan kebencian yang telah lama di pendamnya.

Namun sayangnya Kaira sudah mengantisipasi sebelumnya walau tangannya harus terkena tusukan, "yahhh, ketahuan masih dendam sama gue. HAHAHAHA."


TBC.

KAIRAKIARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang