PART 19

56 68 15
                                    

"Bukannya sebelumnya gue udah peringatin Lo buat nggak bawa-bawa Fiola?!"

Xavior menghentikan langkahnya tanpa membalikan badannya. Tak perlu membalikkan badan untuk mengetahui siapa yang tengah berbicara dengannya karena dia sudah dapat menebak bahwasanya itu adalah Kaira.

"Lo bilang cara gue membalaskan dendam terlalu pengecut, bukankah cara Lo lebih pengecut? Lo bahkan melibatkan Fiola yang jelas nggak tahu apa-apa," ucap Kaira.

"Lo pikir gue peduli? Semua keturunan Freedrick harus ngerasain yang sebelumnya gue rasain dan tuan besar Freedrick juga harus mati di tangan gue!" ucap Xavior dengan tatapan keji.

Kaira menganggukkan-nganggukkan kepalanya paham dengan pemikiran laki-laki itu.

"Daripada Lo terlalu berambisi untuk menghancurkan kehidupan orang yang telah ikut andil dalam membuat kehancuran di hidup Lo. Kenapa Lo nggak mencoba mencari tahu pelaku utama di balik kehancuran hidup Lo?"


******


"KAI!!!!"

Kaira menghentikan langkahnya saat mendengar teriakkan memanggil namanya.

Dia Fiola.

Tunangan Felix.

Yang beberapa hari lalu telah berteman dengannya.

Kehidupan gadis itu ternyata cukup menyedihkan, mengingatkannya kepada kehidupan Stevanna.

"Ya, Fi?" tanya Kaira saat Fiola yang terlihat bernafas tidak beraturan dengan muka memerah.

"Gue cuma mau ngasih cokelat ini sebagai ucapan makasih karena Lo udah bantu gue sebelumnya dan mau berteman dengan gue. Lo baik, Kai. Kadang gue heran, kenapa orang-orang nggak mau berteman dengan orang sebaik dan seperfect Lo." ucap Fiola dengan wajah herannya.

Baik.

Sejujurnya Kaira tak pernah suka di puji. Alasannya karena dia merasa pujian itu seolah berbalik makna menjadi menghina nya.

"Menurut Lo kenapa mereka nggak mau berteman dengan gue?" tanya Kaira.

Fiola terlihat berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab dengan konyol, "mungkin karena muka Lo yang mirip sama laki-laki, makanya nggak ada yang berani deketin Lo?"

Kaira hanya membalas dengan menaikkan salah satu alisnya, "hahaha. Sayangnya bukan karena itu, ayo tebak lagi!"

"Mereka insecure buat berteman sama Lo?" tebak Fiola lagi.

"Bukan."

"Karena mereka takut di-bully atau mereka diancam buat nggak dekat-dekat sama Lo?"

"Hahaha, bukan."

"Karena mereka takut dengan Lo?"

Tepat!

Dari dulu, orang-orang tak berani dekat-dekat ataupun berteman dengan Kaira adalah karena mereka yang takut dengan Kaira. Pasalnya Kaira memang terlihat cukup menyeramkan dengan ekspresi yang selalu datar, seolah dia tak tahu bagaimana caranya berekspresi selain menampakkan muka datarnya.

"Kalau Lo? Kenapa Lo mau berteman dengan gue?" tanya Kaira.

"Karena Lo baik." ucap Fiola.


******


Bagi Kaira, Fiola itu terlalu baik. Dia bahkan menganggap Kaira baik disaat dia sendiri tahu tentang permasalahan Aira dan Kiara sebelumnya, yang seharusnya  membuat dia berpikir bahwasanya Kaira itu jahat.

Dia terlalu mudah memaafkan orang-orang yang telah jahat padanya.

Bahkan Fiola rela repot-repot memenuhi ekspektasi orang lain tentangnya hanya agar dia bisa di terima.

Entah kenapa beberapa hari ini, keinginan untuk melindungi gadis itu terselip di dalam pemikirannya maupun hatinya ; agar tak di manfaatkan orang lain, ataupun agar tak di jahati orang lain.

Dia terlalu baik untuk tinggal di dunia yang kejam ini.

"Gue cukup heran. Kenapa Lo begitu peduli dengan Fiola? Lo nggak menganggap Fiola adalah Stevanna karena penderitaan mereka yang hampir sama, bukan?" Jordan mengatakan keherannya.

Dia tahu Kaira itu baik, tapi selama ini gadis itu hanya akan mau berbuat baik jika dia juga di untungkan. Jika dia membantu Fiola, Jordan rasa dia tak akan mendapatkan suatu hal yang dapat menguntungkan Kaira? Ataukah Kaira tulus membantu Fiola karena dia menyayangi Fiola karena kisah hidupnya yang hampir sama dengan Stevanna? Atau dia kini malah mencintai Fiola karena kisah hidupnya yang mirip dengan kisah hidup Stevanna?

Perlu diketahui bahwasanya tak hanya Max yang menaruh kecurigaan pada Stevanna tapi juga Jordan dan Xavior.

Stevanna terlalu baik pada anak dari orang yang telah ikut andil dalam menghancurkan kehidupan adiknya, yang sayangnya tak diketahui Kaira akan fakta itu.

Mungkinkah Stevanna berniat membalaskan dendam lewat Kaira?

Dimata Kaira, nama Stevanna selalu merujuk kepada kebaikan. Tanpa ada sedikitpun kecurigaan.

Bukankah Kaira bisa dikategorikan bodoh jika menyangkut hal-hal tentang Stevanna? Dia terlalu berlebihan waktu menanggapi orang yang memiliki pandangan buruk tentang Stevanna, bukan? Padahal bisa saja yang mereka utarakan merupakan bagian dari kebenaran?

"Lo terlalu ingin tahu!" ketus Kaira kepada Jordan.

Menurutnya Jordan itu terlalu mencurigakan yang juga penuh dengan keingin tahuan. Padahal terlalu ingin tahu bisa membawa kepada penderitaan yang berakhir dengan penyesalan.

Sedikit yang kau ketahui lebih baik.

Kaira tak pernah bisa mengerti tentang dirinya sendiri, aneh? Memang.

Tapi dia dapat mengerti ataupun memahami orang-orang disekitarnya dengan baik.

Mungkinkah hanya Xavior yang mengerti tentang Kaira?

Memikirkan laki-laki sialan itu membuat Kaira merasa semakin muak. Dia benar-benar membenci perubahan pesat yang ada di diri Xavior.

Xavior bahkan melibatkan Fiola yang dapat membuat Kaira dalam bahaya.

▫️
▫️
▫️
▫️
▫️

TBC.

KAIRAKIARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang