PART 7

97 113 33
                                    

Kaira tak tahu apa kesalahannya sampai-sampai banyak yang mengincarnya. Tapi benarkah mereka mengincarnya adalah untuk membunuhnya sedangkan sebelumnya mereka memiliki banyak kesempatan untuk membunuhnya? Jika tujuan mereka mengincarnya adalah untuk membunuhnya, mereka jelas tidak akan mau menyia-nyiakan kesempatan, bukan?

Dan perihal Max, Kaira merasa bahwasanya dia tak mengenal laki-laki itu jadi wajar bukan jika dia tak bisa untuk tidak menaruh curiga kepada laki-laki itu?

Terlebih lagi Kaira adalah orang yang selalu menepati janji yang telah dibuatnya, dan membunuh Max dengan cara paling sadis merupakan janji-nya sebelumnya.

Kaira tahu dia tak bisa untuk mengatakan tidak akan hal-hal yang berkaitan dengan Stevanna, dan sialnya itu merupakan salah satu kelemahannya.

Menunjukkan kelemahannya di depan lawan ataupun orang yang juga berpotensi akan membahayakannya sekalipun sekarang notebennya adalah rekannya merupakan salah satu kebodohan yang jelas tak akan pernah Kaira lakukan.

Dan hal yang akan Kaira lakukan adalah menikmati alur yang telah di ciptakan.

"Gue nggak pernah tahu apa alasan gue harus masuk sekolah ini. Yang pasti Papa gue nyuruh gue sekolah disini,"

Kaira seketika menghentikan langkahnya, itu suara Jovan. Dan orang yang disampingnya jelas saja adalah Kiara.

Jovan terkesan begitu membenci perempuan, tentunya kecuali Kiara.

Mereka bahkan akan bertunangan.

Kaira tak sakit hati tapi merasa marah karena laki-laki itu tak menepati janji.

"KAIRA!!!"

Kaira, gadis itu menoleh ke arah orang yang memanggilnya.

Dan Kiara adalah gadis yang memanggilnya yang sudah Kaira ketahui apa tujuannya.

Kiara tahu, Kaira dan Jovan pernah memiliki janji waktu mereka masih bocah dan bukan hal yang mustahil kalau hal itulah yang gadis pemalas itu jadikan sebagai alasan agar keduanya bisa bertunangan.

"Kaira nanti bantu aku ngerjain tugas dong. Soalnya pulang sekolah aku mau jalan-jalan sama Jovan," ucap Kiara dengan senyum yang terlihat amat manis dan dengan puppy-eyes andalan gadis itu.

Benar-benar seperti anjing.

Gadis ini tidakkah tahu atau bahkan pura-pura tak tahu bahwa sikapnya ini terlihat sangat menjijikan?

"Gue bisa ngerjain tugas Lo kok, jadi Lo bisa pergi sama tunangan lo. Tenang aja gue jamin pasti dapat 100,"

Benar-benar penuh sindiran dan Kaira rasa Kiara paham akan hal itu terbukti dengan raut wajahnya yang langsung berubah masam. Siapa juga yang tak akan tersinggung kalau secara tak langsung di bilang bodoh? Nggak konsisten dalam bersekolah? Dan memiliki tunangan yang membawa pengaruh buruk?

"Makasih. Kamu baik banget,"

Setelahnya Kiara langsung menyeret lengan Jovan dengan terburu-buru menyisahkan Kaira yang memandangi kepergian mereka dengan tersenyum miring.

Kaira sudah bilang bukan kalau kata-katanya sering mengandung hinaan dan ancaman?

'Pergi' di ucapannya sebelumnya jelas memiliki arti lain, semoga saja mereka benar-benar mati.

Permainan gila yang diciptakan oleh orang gila.

"Kok Lo baik banget si Kai sama dia?! Dia aja bahkan nggak pernah baik sama Lo, bahkan ngerebut orang yang Lo suka."

Kaira hanya menjawab kerumunan orang itu dengan senyuman tipis setelahnya pergi darisana.

"Gue heran kenapa keluarga Fransisco lebih menyayangi gadis itu daripada Kaira? Padahal jelas unggul Kaira kemana-mana lah!"

"Si Jovan juga! Matanya mulai katarak atau gimana sampai-sampai nyia-nyiain Kaira yang paripurna dan malah tunangan sama Kiara?"

"Palingan Kiara buka kaki-nya sampai-sampai Jovan mau buka matanya,"

"Kalau nggak kayak gitu apalagi yang bisa dilakukan sama gadis yang bahkan memiliki otak yang pas-pasan yang mana sering mendapat peringkat ke-20 dari 40 siswa? Atau gadis yang sok polos dan sok imut yang jelas aja nggak imut sama sekali? Mukanya juga kayak orang-orang yang penyakitan -- yang jelas beda sama sinar muka Kaira yang kayak bercahaya,"

"Kaira tuh kayak perfectable banget. Udah cantik parah, udah gitu langganan rangking 1 paralel, multitalent, jago masak, orangnya juga ramah sama suka nolong. Kalau Kiara? Apaan, mukanya datar mulu udah kayak orang yang punya segudang beban kehidupan, bego, pemalas, nggak ada bakat, manja, udah gitu sombong sama songong lagi."

Ada banyak hinaan yang bisa dilontarkan kepada Kiara dan juga ada banyak pujian yang bisa dilontarkan kepada Kaira.

Kedua orang yang memiliki fisik yang sama namun dengan kepribadian yang sangat berbeda.


******


Sesuai dugaan, Kiara dan Jovan kecelakaan dengan kondisi Jovan yang cukup memprihatikan.

Tak perlu di deskripsikan karena keadaan Jovan cukup menyeramkan, yang pasti wajahnya sedikit hancur karena bergesekan langsung dengan aspal.

Kiara sendiri hanya mendapat luka-luka ringan dan saat ini belum membuka matanya karena masih dalam pengaruh obat tidur.

Mereka tak mati. Hanya Jovan yang sekarat, diambang kematian.

Jika ditanya kenapa Kaira sampai segitunya? Sebenarnya tak ada alasan yang mendasari Kaira untuk melakukan itu, dan dia juga tak perlu alasan untuk melakukan itu. Marah karena Jovan mengingkari janjinya? Bukan cara itu yang akan Kaira lakukan.

Kaira hanya melakukan hal yang dia suka dan membuat dia merasa bahagia. Anti-mainstream bukan?

"Lo nggak apa-apa, bukan? Maafin gue Ki, harusnya gue waktu itu nahan kalian pergi. Kalau aja gue nggak ceroboh pasti kejadiannya nggak akan kaya gini,"

Kalau aja gue nggak ceroboh pasti kejadiannya nggak akan kaya gini. Jelas memiliki makna lain dan sayangnya tak ada yang paham akan makna berbanding terbalik yang diucapkan Kaira.

Entah mereka yang terlalu bodoh atau Kaira yang terlalu pintar mengatur kosakata -nya.

"Itu bukan salah kamu. Harusnya Kiara tak mengabaikan tugasnya dan membebankan ke kamu serta memilih jalan-jalan sama tunangannya yang berujung kecelakaan. Kalau ada orang yang harus disalahkan, maka orang itu adalah Kiara," ucap Sonia, Grandma-nya.

Yang berhasil menyulut kemarahan Addora Stefenxly Fransisco.

"MA!! KIA LAGI SAKIT KAYAK GINI, MAMA MASIH AJA BELA ANAK ITU! KIA KAYAK GINI KARENA KELALAIAN DIA BUKAN KARENA KIA! SIAPA YANG KATANYA MAU JAGA KIA? YANG KATANYA JADI BERANDALAN BIAR BISA LINDUNGIN KIA?!"

Tegang.

Atmosfer di dalam ruangan itu berubah menjadi tegang, Sonia yang mendengar bentakan anaknya itu mengangkat kedua alisnya dengan remeh,

"Anak kesayangan kamu itu sekarang menjadi tidak bisa diatur Dora! Tertibkan dia sebelum Mama yang menertibkan,"

Kata-kata penuh ancaman itu membuat nyali Dora seketika menciut.

"Apa sih ma yang dilakuin anak itu sampai Mama jadi kayak gini?" ucap Dora dengan tak terima.

"Haha kamu tanya gitu? Banyak. Singkatnya, apa kamu juga akan rela menaruhkan keselamatan kamu demi keselamatan orang yang bahkan nggak kamu kenal? Jelas kamu nggak akan mau!"

TBC.

KAIRAKIARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang