"Kalau Stevanna masih hidup, lantas apa tujuannya memalsukan kematiannya?"Pertanyaan yang juga terus terngiang di dalam otak Aira. Sebenarnya dia menguping pembicaraan Xavior dan Kaira, tidak sopan memang!
Setidaknya Aira menjadi tahu beberapa point penting yang bisa diambilnya. Seperti alasan Chyntia membenci Kiara, dan hubungan Jonathan Lacowsky dan Fiola.
Walau pada akhirnya rasa cemburu kembali menghampirinya.
"Mungkinkah tujuannya memalsukan kematian adalah demi melindungi Kaira?"
******
Telah terjadi perubahan pesat, dalam waktu yang relatif singkat.
Mendadak semuanya terasa mencurigakan.
Terlebih lagi mulai munculnya bukti-bukti dari pembunuhan berantai yang terjadi 5 tahun yang lalu, tapi bukan mengarah kepada Kaira walaupun pelaku sesungguhnya adalah Kaira.
Melainkan kepada Vanilia itu sendiri.
Apa yang terjadi?
"RA! GUE BERANI BERSUMPAH KALAU BUKAN GUE PELAKUNYA! TOLONG BANTU GUE RA .... G-GUE BISA DISIKSA HABIS-HABISAN SAMA SI JACOB SIALAN!"
Haruskah Aira jujur?
Dia tahu apa yang akan terjadi pada Vanilia jika pria sinting itu mengetahui berita itu. Tapi jika dia memberi tahu, bukankah sama saja Aira bersedia menyerahkan dirinya untuk dibunuh?
"Gue tahu Vanne! Lo nggak segila itu," ucap Aira.
Wajar bukan kalau Aira memilih menjadi egois jika kejujuran dapat membuatnya kehilangan nyawanya sendiri?
"Ra. Gue tahu Lo tahu siapa pembunuh berantai 5 tahun lalu!" ucap Vanilia dengan tajam.
Haruskah Aira mengatakan bahwa pembunuh itu adalah remaja yang berumur 13 tahun? Itu pasti akan terdengar seperti lelucon!
"Gue nggak paham sama maksud Lo, Vanne." Aira menajamkan pandangannya karena tak suka dengan tatapan Vanilia yang berusaha mengintimidasi nya.
"Lo nggak sebodoh itu Ra untuk nggak paham sama maksud gue! Lo lupa waktu Lo pulang dengan keadaan mabuk serta dengan berjalan yang sedikit mengangkang? Gue yang antar Lo pulang ke apart Lo. Lo sendiri yang bilang "Vanilia itu bodoh! Hahahaha, padahal pelakunya di dekatnya sendiri" jadi .... ?" ucap Vanilia dengan tersenyum miring.
Aira tak sebodoh itu untuk tak memahami senyuman gadis itu, Vanilia tersinggung karena dikatakan bodoh. Bukan hal yang mustahil karena Vanilia memang orang yang perfeksionis, dia selalu ingin sempurna baik dalam kerjaan, penampilan, maupun pendapat orang-orang tentangnya.
Satu hinaan dapat mematahkan seratus pujian, dengan kata lain dia akan menjadi sangat insecure dengan satu hinaan itu hingga menganggap dia tak bisa apa-apa.
Seperti Rega, musuhnya di sekolahnya sebelumnya. Laki-laki itu pernah Vanilia hina dengan kata-kata "Lagian, punya Lo juga kecil!", Laki-laki itu gencar mendekati Vanilia dengan tujuan untuk menyakinkan Vanilia bahwasanya miliknya itu besar, panjang, dan berurat.
"Pelakunya orang lain atau bahkan Lo sendiri?" tanya Vanilia karena Aira tak kunjung bersuara.
"Ya, pelaKunya Adalah gue sendIRi Anne."
Hanya satu cara agar dia tak mati dengan Kaira atau bahkan orang lain yang ada di pihak Kaira. Tentu saja dengan mengakui perbuatan yang tak dilakukannya! Walau Vanilia juga bisa saja membunuhnya.
Bukankah Vanilia bukanlah masalah besar? Dia bisa saja mengancam gadis itu. Ada banyak hal yang bisa dia jadikan ancaman, sekarang.
"Jangan bercanda Ra!" ucap Vanilia dengan tajam.
"Gue serius," ucap Aira.
Tampaknya Vanilia paham dengan ucapan Aira terbukti dengan wajah gadis itu yang perlahan memerah dengan rahang yang mengeras.
"Lo pikir gue nggak akan berani buat bunuh Lo?" tanya Vanilia dengan emosi.
"Silahkan, kalau Lo bisa," ucap Aira.
******
"Kotak? Siapa pengirimnya?" tanya gadis berponi kepada sang art.
"Nggak ada nama pengirimnya, non. Bel rumah dibunyiin sekitar jam 01.00 dini hari tapi saya nggak berani buka pintu, jadilah saya ambil waktu pagi tadi."
"Bibi udah lihat Cctv bagian depan rumah? Ada orang yang letakinnya nggak?" tanya gadis berponi itu lagi.
"Udah non, dan nggak ada orang yang tertangkap kamera Cctv."
Sang gadis tampak mengangguk-anggukan kepalanya setelahnya menerima kotak itu dari tangan sang art tak lupa mengucapkan terima kasih.
Dia memilih membuka kotak itu di dalam kamarnya.
Gadis itu yang tak berpikir yang buruk tentang isi kotak itu akhirnya memilih membuka kotak itu.
"ARRRRGHHHH!!!!" teriaknya ketakutan.
Tak lama terdengar suara kaki yang berjalan tergopoh-gopoh karena mendengar teriakkan gadis itu.
"Kenapa non?" tanya sang art.
Sang gadis tak menjawab, dia hanya menunjuk ke kotak yang baru saja dibuka nya. Sang art kini beralih memandang objek yang ditunjuk sang gadis.
"ASTAGHFIRULLAH! TUAN BESAR!!!" teriak sang art histeris.
Isi kotak itu adalah kepala manusia yang tak lain adalah kepala sang Daddy dari gadis manis itu, lehernya terpotong dengan rapi serta dengan mata sang Daddy yang terlihat melotot.
_Anne. Lo tahu gue selalu benci dengan penolakan, bukan? Jadi, bisa Lo kasih alasan kenapa Lo tolak cinta gue?! Gue kurang apa, Anne?! Hahahaha. Jangan salahin gue kalau orang-orang yang Lo sayangi nantinya mati, tapi salahin diri Lo sendiri!_
_Lo belum terlambat Anne, Lo cukup bersama selamanya dengan gue, maka, orang-orang yang Lo sayangi nggak akan mati karena gue bunuh atau bunuh diri._
_your problem: AOrang-orang sering mengatakan bahwasanya Stevanna beruntung karena bisa disukai oleh seorang Damian Lucifer. Padahal mereka saja yang tak tahu seberapa menyeramkan laki-laki itu.
Dia egois; pemaksa, terlalu ambisius, manipulatif, pendendam, juga terlalu sinting! Hanya karena Stevanna menolak cintanya, dia nekat membunuh laki-laki yang dekat dengan Stevanna! Bahkan sekarang dia membunuh Daddy tiri Stevanna.
"Gue cinta mati sama Lo, wajar bukan kalau gue selalu ingin bersama Lo? Lo tahu sudah berapa lama gue mencintai Lo? Seumur hidup Lo! Tepatnya sudah 18 tahun!"
******
"Kotak hitam?" tanya Aira tak menyangka saat menemukan kotak berwarna hitam yang ada di depan pintu apartemennya.
Pada pukul 01.00 dini hari, bel apartemen Aira berbunyi hingga 10 kali, sangat menganggu namun Aira memilih mengabaikannya!
_Happy birthday_
_Your problem: AHanya sebatas ucapan selamat ulang tahun tanpa ada apapun di dalamnya, tapi tunggu! KENAPA KATA-KATANYA MENJADI BERUBAH HANYA DALAM SEKEJAP?!
_Happy birthdie_
_Your problem: ATBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIRAKIARA [ON-GOING]
Roman d'amour𝐊𝐚𝐢𝐫𝐚 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺. 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗩𝗮𝗻𝗶𝗹𝗶𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻. Bukankah it...