"Permisi, handphone anda jatuh saat anda bertabrakan dengan saya barusan. Maafkan saya tuan, tadi saya buru-buru," ucap Kaira kepada pria yang terlihat berumur 30-an didepannya itu.
"Oh? Oh iya terimakasih dan maaf kalau merepotkan," ucap Pria itu dengan ramah. "Sebenarnya saya berumur 40 tahun," lanjutnya lagi seolah dapat menebak pikiran Kaira.
"Saya pikir anda berumur 30-an, dan bagaimana bisa anda dapat menebak pikiran saya? Padahal bisa saja saya tidak sedang memperkirakan umur anda ataupun memikirkan anda," ucap Kaira yang membuat pria itu tertawa.
"Entahlah, mungkin saya memang seperti kata teman saya yakni seorang cenayang? Hahaha, tidak saya hanya bercanda. Itu karena beberapa orang yang sering bertemu dengan saya seringkali memikirkan umur asli saya." ucap pria itu dengan tertawa seolah didalam perkataannya ada yang lucu, padahal bagi Kaira tidak ada yang lucu.
Kaira mengangguk paham setelahnya mengulurkan tangannya, "Kaira Stephenson, anak dari Liondra Stephenson dan Laura Stephenson."
"Jonathan Lacowsky."
******
"Pria sialan itu! Tidakkah ada hal penting yang disimpannya di handphonenya?! Bagaimana bisa beberapa file rahasia yang disimpannya ternyata adalah video bokep?!" umpat Kaira karena kesal.
Kaira jelas kesal bukan main saat ternyata tak ada informasi penting sedikitpun yang didapatnya setelah menyalin file-file itu ke flashdisk yang dibawanya, bahkan video-video ataupun gambar-gambar yang juga berhasil didapatkannya hanya berisi berisi video-video dan gambar-gambar mesum!
"Kenapa Lo nggak coba ngulik informasi tentang pria itu melalui Fiola? Melalui Max? Melalui Felix?" tanya Aira heran.
"Menurut Lo sendiri karena apa?" Kaira justru melontarkan pertanyaan yang membuat Aira menjadi kesal sendiri.
"Jangan bilang kalau Lo nggak percaya sama mereka?" tebak Aira.
Melihat senyuman menyebalkan Kaira, Aira menjadi paham bahwasannya perkataannya benar!
"Bahkan sekalipun mereka terang-terangan menunjukkan kalau mereka berada di pihak Lo?!"
******
"Lo benar-benar nggak mau buka mulut? Lo serius mau gue potong lidah Lo?" tanya Kaira kepada pria berkepala tiga yang diikat nya dengan tali tambang.
Dia butuh informasi mengenai Jonathan, tentang rencana Jonathan, dengan siapa dia bekerja sama, mengapa dia melakukannya, dan masih banyak lagi.
"Sialan! Oke-oke, gue bakal bilang dengan syarat Lo letakin pistol ditangan Lo."
Kaira menurut, meletakkan pistol itu dilantai. Tak lama terdengar suara dering telepon yang membuat Kaira kini pergi dari hadapan pria itu. "Apa? Aira hampir mati? Oke-oke gue kesana," ucap Kaira setelahnya keluar dari ruangan itu.
"Lebih baik mati dari menit ini daripada harus memberikan informasi yang ujung-ujungnya juga tetap akan mati," ucap pria itu setelahnya mulai merangkak mendekati pistol yang Kaira letakkan dilantai.
Tangannya yang diikat begitupun dengan kedua kakinya membuatnya kesulitan untuk mengambil pistol itu sehingga akhirnya dia menggunakan mulutnya untuk menggapai pistol itu.
DORR
Suara pistol yang menggelegar, kaki pria itu yang mengeluarkan darah segar, dengan sepasang mata yang menatapnya sangar.
"Lo pikir gue akan biarin Lo mati gitu aja? Nggak akan!" ucap Kaira.
Dia menjambak rambut pria itu setelahnya membenturkan kepala pria itu beberapa kali ke dinding, menginjak punggung pria itu dan menekan luka tembakan di kaki pria itu menggunakan kedua kakinya hingga pria itu berteriak kesakitan.
"Oke-oke gue akan kasih tahu."
"Gue akan siram luka Lo dengan garam kalau Lo bohong, dua kali Lo bohong Lo akan gue siram pakai air panas, tiga kali Lo bohong kedua puluh jari Lo gue potong, empat kali Lo bohong gue bakal tenggelamin di kolam sampai Lo nyaris kehabisan oksigen, lima kali Lo akan mati." ucap Kaira dengan penuh peringatan.
******
"Kaira memulai dengan meneror orang itu sebagai awalan; meniru perbuatan yang pertama kali orang itu lakukan." ucap wanita yang berumur 35 tahun itu dengan lugas kepada gadis didepannya.
"Setelahnya kamu dapat menebak apa yang akan dilakukannya?" tanya wanita itu kepada gadis itu.
"Mengirim mata-mata?" tanya sang gadis dengan ragu-ragu.
"Tepat! Setelah mengirim mata-mata, dia akan menghasut anggota-anggota orang itu hingga akhirnya berada di pihak nya." jelas sang wanita.
"Bukankah caranya terlalu bertele-tele?" tanya sang gadis.
"Tidak lebih tepatnya dia ingin menikmati prosesnya, itu karena kamu tidak paham cara dia bermain, membalas ataupun melawan. Bermain, dia hanya akan menyiksa korbannya melalui 3 tahapan; menyiksa secara perlahan, muncul bak pahlawan, setelahnya menyingkirkan. Membalas, dia akan membalas dengan cara menusuk dari belakang hingga orang yang tak dia sukai ataupun dia benci menjadi frustasi dan akhirnya mati; dibunuh atau bunuh diri. Sedangkan melawan; mengumpulkan kelemahan lawan, membalas dengan cara yang sama seperti yang dilakukan oleh orang yang menganggu nya ataupun orang yang telah berhasil membuatnya merasa terganggu, setelahnya menyiksanya secara perlahan, mengobati seolah dia adalah orang yang baik hati, lalu menorehkan penderitaan yang lebih kejam dari sebelumnya, menunjukkan jati dirinya barulah akhirnya Kaira menyingkirkannya," jawab sang wanita dengan bersemangat.
"Dan ..... Apakah Kaira adalah Qiandra?" tanya sang gadis lagi.
"Lebih tepatnya Qiandra, Anastasya, Monica, Mona, Stefora, Laura, Liora, dan Charly," jawab sang wanita lagi.
"Kenapa dia sering memakai identitas yang berbeda?" lagi dan lagi gadis itu bertanya.
"Itu karena dia tahu dia diincar oleh banyak pihak, walaupun Stephenson, Freedrick dan Fransisco adalah orang-orang yang juga berpengaruh, tetap akan kalah jika dibandingkan dengan orang-orang berpengaruh yang mengincarnya."
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIRAKIARA [ON-GOING]
Romance𝐊𝐚𝐢𝐫𝐚 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺. 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗩𝗮𝗻𝗶𝗹𝗶𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻. Bukankah it...