PART 24

40 45 29
                                    


Jika ingin tahu seberapa gila pembunuh berdarah dingin, lihatlah Kaira.

Jika ingin tahu kekejaman Kaira dalam membunuh orang-orang yang menurutnya patut dibunuh, atau orang-orang yang dibencinya, cukup tahu tentang Isabella Gusman yang membunuh Ibunya sebanyak 151 kali tusukan. Kaira bahkan bisa berkali-kali lipat lebih kejam daripada Isabella Gusman. Jika Isabella Gusman memiliki alasan untuk membunuh Ibunya, maka Kaira tak perlu alasan untuk membunuh orang yang tak disukainya.

Dia bahkan bisa membunuh 10 orang hanya dengan 5 kali menembak dari revolver yang merupakan hadiah dari Stevanna.

10 orang adalah 5 orang wanita yang tengah hamil. Cukup menembak pada bagian perut mereka atau juga menembak di leher sang wanita yang berhasil membolongi kerongkongan hingga dia tewas lalu terjatuh dengan bayinya yang mengalami benturan keras hingga dia keguguran. Semudah itu.

Membunuh manusia seperti membunuh semut, itulah Kaira.

Dia tak pernah merasa bersalah atas apa yang telah dia lakukan, karena bagi Kaira: dia menolong mereka.

Bagi Kaira apa yang dia lakukan adalah salah satu kebaikan yang tak ternilai, dan bagi orang normal apa yang Kaira lakukan adalah salah satu perbuatan yang tak termaafkan sekalipun dia nantinya mendapatkan ganjaran kematian.

"Semua ini pasti bohongan bukan?!" tanya Kaira kepada dirinya sendiri.

Kaira tak pernah menyangka bahwasanya akan dihadapkan kepada situasi yang rumit, untuk kali ini Kaira mengakui bahwasanya dia benar-benar bodoh jika menyangkut tentang Stevanna.

Dia terlalu menyayangi wanita itu hingga dia berubah menjadi sosok yang begitu naif, wanita itu pasti sering menertawakannya diam-diam!

Kaira membenci pengkhianatan, tapi kini wanita yang sangat dia cintai justru mengkhianatinya bahkan membohonginya habis-habisan. Membuat Kaira menjadi sosok yang sangat bodoh.

Hingga hari itu tanpa berpikir panjang Kaira mengiris pergelangan tangannya sendiri.


******


"Akhirnya kamu bangun juga!"

"Astaga, Kaira! Aku sangat syok waktu tahu kamu hampir mati! Aku pikir orang seperti kamu tidak akan pernah terpikir untuk bunuh diri atau juga tidak akan pernah berada di rumah sakit, "

"Kamu membuat Xavior mendadak menjadi gila, Kai! Oh, tuhan! Bahkan apa yang akan Seano lakukan saat tahu kamu nyaris diambang kematian?"

"Gue pikir Lo akan mati, tapi ternyata salah. Hahaha, orang jahat memang sangat sulit untuk mati."

"Kamu bodoh Kaira! Kalau kamu benar-benar berniat bunuh diri, kenapa kamu tidak menusuk tepat di jantung mu sendiri? Atau menusuk leher kamu sendiri? Membolongi tengkorak mu? Mengiris pergelangan tanganmu sampai berhasil memotong urat nadimu?"

"Kalian semua berisik! Gue harap kalian tidak lupa dimana letak pintu karena kedatangan kalian sangat menganggu."

Kaira yang baru saja sadar setelah dipengaruhi obat bius itu hanya diam. Dia bahkan tak memperdulikan celotehan Fiola, Kiara, Aira, Vanilia, Amora, Liora, Xavior, dan Jordan.

Felix dan Jovan hanya menampilkan raut datar.

Beberapa menit kemudian ruangan itu mendadak sunyi, Xavior yang tak tahu harus memulai darimana dan Kaira yang terlalu malas berbicara.

"Aku tahu apa alasan kamu melakukan tindakan bodoh itu ... Tapi Kai, kamu salah paham. Kamu harus tahu apa alasan Stevanna melakukan itu, bukan terpaku dengan kebohongan besar yang dilakukannya." Ada jeda sejenak diucapan Xavior, dia menunggu Kaira membalas ucapannya, namun rupanya hingga 10 menit lamanya Kaira tetap tak mengeluarkan suara. "Cobalah berdamai dengan keadaan, kamu tahu? Aku bahkan mulai berdamai dengan keluarga Fiola walau Papa gadis itu harus mendekam di penjara, karena perkataan kamu juga akhirnya aku menyelidiki pelaku utama dari penculikan yang dilakukan oleh Papa Fiola yang akhirnya berhasil membuat runtuhnya keluargaku. Aku jamin kamu nggak akan nyangka sama siapa orangnya,"

Kaira tetap saja tak merespon.

"Kerumitan kisah kita dimulai karena permasalahan masa lalu nyaris seluruh orangtua kita yang tak kunjung usai." Xavior menghela nafasnya berat.

"Kai! Stevanna benar-benar wanita yang baik, terlepas dari semua yang telah dia lakukan," ucap Xavior.

"Stevanna telah membunuh ayahku, namun bagiku dia pantas melakukan itu," lanjut Xavior lagi.

Entah kenapa banyak orang yang terkecoh dengan kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Stevanna tanpa menyelidiki alasan Stevanna melakukan kejahatan-kejahatan tersebut.

Kaira tersentak mendengar pernyataan Xavior, bukankah mereka-lah yang telah membunuh ayah Xavior?

"Aku awalnya juga berpikir yang sama seperti kamu karena seperti yang kita ketahui, kitalah yang telah membunuh pria itu hingga dia mati. Bodohnya, ternyata pria yang kita bunuh adalah kembaran dari ayahku yang juga merupakan kembaran dari Jonathan Lacowsky yang merupakan ayah kandung Fiola dan Vanilia."

"Dia bodoh karena mau mengorbankan nyawanya demi ayahku yang seharusnya pantas mati. Dia melupakan Stevanna yang menunggunya, bersiap menanti kepulangannya yang justru mendapat kabar kematiannya."

Kaira termangu, benar-benar tak menyangka.

Jadi mereka salah target? Oh tuhan, yang mereka bunuh bukanlah ayah Xavior! DISITUASI SEPERTI INI SESEORANG YANG PATUT DISALAHKAN ADALAH SEANO.

"Dan ayahku-lah yang telah memperkosa adiknya ... Stevanca, hingga Stevanca depresi dan kerap kali melakukan percobaan bunuh diri."

Xavior malu bukan main dengan perilaku ayahnya di masa lalu!

"Baru-baru ini aku menjadi tahu bahwasanya Stevanca ternyata belum mati, dia menjadi single parents setelah suami sebelumnya nyaris membuat dia dan anaknya mati. Wanita itu .... Dia bahkan tetap mempertahankan bayinya walaupun ada banyak dorongan dari orang-orang disekitar untuk membunuhnya."

Ruangan itu kini menjadi hening.

"Chyntia?" tanya Kaira singkat yang untungnya langsung dipahami Xavior.

"Dia kakak tiri ku, anak kandung ayahku dengan Tante Vero -- mantan istri ayahku sebelum dia akhirnya nikah sama Ibuku yang saat ini entah dimana keberadaannya."

"Stevanca, apa dia pernah menjadi korban penculikan?" tanya Kaira tiba-tiba.

Xavior terlihat berpikir sejenak, "ya, benar. Dia pernah diculik sama mantan suaminya waktu anaknya sudah berumur 3 tahun, kini anaknya sudah berumur 10 tahun. Tunggu .... " Xavior terlihat berpikir sejenak dan dengan sengaja menggantung kalimat yang akan dia ucapkan.

"Ya, sama seperti lo. Gue pernah diculik, pantas aja gue ngerasa nggak asing sama muka Stevanna. Seperti dugaan Lo, orang yang bebasin dia adalah gue bukan Kiara."

Xavior tak terlihat terkejut karena dia sudah memperkirakannya.


TBC.

KAIRAKIARA [ON-GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang