"Gue nggak mau jadi babu Lo lagi!" ucap Xavior dengan tegas.
Xavior berubah.
Xavior kini dengan terang-terangan menunjukkan pemberontakannya, Xavior menjadi lebih berani.
Akan ada banyak resiko yang harus Xavior hadapi jika dia memilih tak menjadi babu Kaira lagi atau memisahkan diri dari Kaira.
Karena dia telah memutuskan, dia tak akan mau terus-terusan berada di bayang-bayang Kaira atau bahkan selamanya berada di bayang-bayang Kaira. Dia tak bisa selamanya membenarkan tindakan Kaira yang sepenuhnya salah atau membutakan matanya tentang kejahatan-kejahatan yang telah gadis itu lakukan.
Sekarang Xavior tak lagi takut dengan kematian, atau dengan berbagai jenis penderitaan yang akan dia hadapi. Karena dia rasa itu bukanlah hal yang seharusnya dia takutkan lagi.
Bagi Kaira perbuatan yang dilakukannya memang benar dan bisa dikategorikan sangatlah baik karena dia mau repot-repot membantu mereka menghilangkan masalah mereka, menghilangkan yang menjerumus pada membunuh mereka.
"Hm? Apa yang mendasari Lo memilih keputusan yang akan sangat merugikan lo?" Ada jeda sejenak diucapan Kaira, "Lo lupa sama semua jasa-jasa gue? Atau Lo memilih melupakannya? Kalau gue nggak bantu Lo, Lo pasti udah mati dan nggak akan bisa menjadi seperti sekarang ini." ucap Kaira lagi.
"Persetan dengan semua itu! I never asked you to help me, you chose to help me yourself. I never asked for your help either." ucap Xavior.
Harusnya semua akan terasa mudah kalau saja Xavior tak jatuh hati pada Kaira.
Dia benci mengakui bahwasanya dia sangat mencintai Kaira, sedangkan Kaira hanya menjadikannya obsesi semata.
Xavior tak tahu, apakah Kaira sudah tahu perihal Aira yang mencintai Xavior dari lama? Atau dia dan Aira yang ternyata tak hanya satu sekolahan waktu SMP tapi juga SD?
Atau juga alasan Kaira menjadikannya obsesi gadis itu. Untuk dia taklukan, untuk dia kendalikan, yang kemudian dia hancurkan.
Mungkinkah alasan Kaira membantunya adalah untuk menunda kematiannya?
"Ya, Lo benar. Lo memang nggak pernah minta bantuan gue, tapi sikap Lo yang seolah-olah membutuhkan bantuan orang lain agar bisa bertahan hidup itulah yang buat gue akhirnya mau bantu Lo." ucap Kaira.
Awalnya Kaira memang berniat membantu Xavior sebelum akhirnya seseorang berhasil mempengaruhi pemikirannya.
Yang kemudian menjadikan dia terobsesi untuk menaklukkan Xavior yang sangatlah dingin dengan orang-orang, mengendalikan Xavior yang serta berniat menghancurkan kehidupan Xavior secara perlahan.
▫️
▫️
▫️
▫️
▫️"Kai? Kenapa Lo tetap baik sama gue setelah apa yang orangtua gue lakuin ke Lo karena gue." ucap Kiara.
"Orangtua gue? Orangtua gue juga kali. Hmm, mungkin alasannya," Kaira mengetukan jari telunjuknya di dagunya, seolah berpikir, "mungkin alasannya karena gue nganggap Lo saudara gue?" lanjutnya lagi.
Kiara merasa, Kaira itu aneh.
Kaira terlalu pandai mengendalikan ekspresi dan gestur yang ada di dirinya sehingga Kiara tak melihat adanya kegugupan, tanda-tanda kebohongan, ketakutan, ataupun sebagainya di diri gadis itu.
Ataukah sebenarnya Kaira tak pernah merasa takut? Gugup? Atau sejenisnya?
Jika ada list orang-orang yang aneh, menurut Kiara, maka nama Kaira akan ada di list pertama.
Kaira itu aneh, mencurigakan, terlalu misterius, terlalu manipulatif, pandai mengendalikan perkataannya, juga pandai membuat orang-orang merasa terintimidasi.
"Lo aneh," Kiara berusaha menemukan kata-kata yang tepat, "ada banyak aspek di diri Lo yang terlalu mencurigakan, yang salah satunya adalah dalam ekspresi lo. Gue rasa ekspresi Lo nggak benar-benar menunjukkan yang Lo rasakan."
"Gestur yang ada di diri Lo, tatapan mata Lo, sikap Lo, perkataan Lo, atau juga kebaikan serta kepedulian Lo pada gue, semua mencurigakan. Atau bagaimana kemunculan tiba-tiba Lo,"
Bukankah Kiara sangat berani? Dia dengan blak-blakkan mengatakan kecurigaannya pada orang yang berpotensi membahayakannya?
"Gue nggak paham sama maksud Lo. Gue rasa itu semua wajar. Apakah menurut Lo kepedulian seorang kakak pada adiknya itu mencurigakan?" tanya Kaira.
"Kecuali Lo memiliki tujuan yang buruk." lanjut Kiara, tak mempedulikan pertanyaan Kaira.
▫️
▫️
▫️
▫️
▫️"Ra? Lo kenal Charlotte?" tanya Kaira pada Aira.
"Dia guru gue." jawab Aira.
"Ra, Lo SD sama SMP dimana?" tanya Kaira lagi.
"Waktu SD Gue home schooling 5 tahun, tamat SD gue lanjut sekolah di New York." jawab Aira lagi.
Suasana di dalam apartemen terbaru milik Kaira menjadi hening hingga beberapa menit sebelum akhirnya Kaira melemparkan pertanyaan lagi.
"Lo tahu ya kalau gue yang bunuh Charlotte?"
*****
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAIRAKIARA [ON-GOING]
Romance𝐊𝐚𝐢𝐫𝐚 𝗯𝗲𝗻𝗰𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝘆𝘂𝗸𝗮𝗶 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗺. 𝗔𝗶𝗿𝗮 𝘁𝗮𝗸𝘂𝘁 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗩𝗮𝗻𝗶𝗹𝗶𝗮 𝗷𝘂𝘀𝘁𝗿𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗶𝗻𝗴𝗶𝗻𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗲𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻. Bukankah it...