11 - Main

3.3K 311 19
                                    

Sesaat kemudian, tangan yang Gavin gunakan untuk meremat rambutnya kini turun mengusap pelan kedua pipinya yang tadi Rafael sentuh.

"T-Tapi, kenapa sentuhan Rafael tadi bisa... bisa gampang ngontrol diri gue, yang bahkan gue sendiri gak bisa lakuin."

.
.
.
.

Suara gemericik air yang beradu dengan genteng rumah keluarga Karana sekilas terdengar dari dalam rumah berlantai dua itu.

Di kamar milik putra kedua keluarga Karana, terdengar suara televisi bersamaan dengan voice over dari sebuah game pada ponsel milik Rafael dan Gavin.

"Woow, hujannya makin deres noh... lo gak bisa pulang dong, kak?"  tanya Rafael tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel. Itu karena dirinya sedang asyik bermain game.

Gavin terkekeh. "Lah bagus dong, gue jadi makin lama bareng lo di sini."

Gavin yang duduk bersila sama seperti Rafael dengan tiba-tiba sedikit bergeser mendekatkan tubuhnya ke tubuh Rafael, hingga paha mereka bersentuhan.

Rafael kehilangan fokus, kini kedua manik Rafael tertuju pada paha kanannya yang seakan-akan tersengat oleh sentuhan paha Gavin.

Lalu pandangan Rafael ia alihkan naik, menatap garis wajah tegas Gavin yang tengah serius menatap layar ponsel di depannya.

"You have been slain."

Hingga voice over wanita di game yang Rafael mainkan bersuara, membuat fokus Rafael pada Gavin seketika buyar.

"Yah, si pro player kok turu? Nanggung nih, ah."  ucap Gavin yang membuat Rafael gelagapan.

"T-Tadi gue gak liat ada lawan nongol."

"VICTORY!"  voice over wanita kembali terdengar di ponsel Gavin juga Rafael.

Gavin lalu menyodorkan ponsel miliknya pada Rafael.

"Nih, mainin satu match lagi, dek. Kakak mau liat aja, capek."

Rafael yang memang suka bermain game hanya mengiyakan permintaan Gavindra itu.

*Srett...

Hingga tiba-tiba Gavin mengangkat tubuh Rafael lalu ia bawa ke pangkuannya.

"EHH?!"

"Gapapa kan gue pangku lo? Biar gue gampang gitu liatin lo maen, dek."

Rafael hanya tersenyum dan menggeleng kecil menanggapi ucapan kakak kelasnya itu.

"Serah lo deh, kak."

Rafael lalu kembali fokus ke layar ponsel milik Gavin di tangannya.

Sedangkan Gavin, ia meletakkan dagunya di pundak kanan Rafael, lantas ikut fokus melihat Rafael bermain.

Saat menghirup udara, Gavin terpejam. Aroma stroberi yang menyegarkan seketika menguar di hidungnya.

"Dek, lo pake shampoo stroberi?"

Rafael yang masih fokus bermain lalu mengangguk, "Hm."

Gavin lalu menelusupkan hidungnya ke ceruk leher Rafael.

"Eh! Geli kak, diem!"  ucap Rafael yang berusaha menjauhkan lehernya dari dhidung Gavin.

"Lo pake sabun stroberi juga?"

"Hm."  kembali, hanya anggukan dan dehaman yang Gavin dapatkan.

Gavin kembali menelusupkan hidungnya ke leher Rafael. Menghirup aroma stroberi di leher Rafael dalam-dalam.

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang