24 - Mantan

2.5K 206 4
                                    

"Kak, chatan sama siapa? Kayaknya penting banget."  tanya Rafael yang sudah menghabiskan dua potong martabak.

Gavin menghela nafasnya kasar, lalu kedua matanya tepat menatap kedua manik Rafael.

"Mantan kakak, dek."
.
.
.
.
Dahi Rafael seketika mengkerut. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun, ekspresi wajah Rafael sudah seakan bertanya-tanya kepada Gavin.

"M-Maksud kakak gini, dek... K-Kakak di chat mantan. Emm, gimana ya bilangnya."  kata Gavin sedikit terbata.

Gavin sebenarnya ragu ingin mengatakan hal itu, ia takut hal itu akan melukai perasaan Rafael.

"Bilang aja kak... Rafa gak bakalan marah."  ucap Rafael masih mengkerutkan keningnya.

"Tadi mantan kakak kirim chat, katanya mau jenguk kakak kesini. Namanya Anan..."  jeda Gavin.

Belum selesai Gavin berbicara, kerutan di kening Rafael semakin jelas terlihat.

"... Ehhhh, bukan sekedar mantan aja sih dek. Dia sepupu kakak, anak dari kakak perempuannya mama."

"S-Sepupu kakak?"  tanya Rafael tak percaya.

"Iya... Selain jadi mantan, dia juga sepupu kakak. Dan katanya keluarga Anan mau jenguk kakak, makanya dia ikut."

Rafael mendengus, "Kalo jenguk ya jenguk aja, ngapain isi chat segala?"  cicit Rafael yang masih bisa didengar oleh Gavin.

Gavin terkekeh melihat pacarnya yang bisa dibilang sedang jealous itu.

"Katanya nomor papa sama mama susah dihubungi sayang, jadinya dia chat kakak."

Rafael lantas tersenyum, "Katanya, ya?"

"Gini ya pacarnya kakak kalo lagi cemburuan, gemesin banget."

Lagi-lagi Rafael hanya mendengus dengan wajahnya yang terlihat ia tekuk.

Tangan besar Gavin terulur, mengusap lembut surai hitam Rafael.

"Jangan mikir aneh-aneh, ya dek... Kakak udah putus sama Anan pas kelas 3 SMP."

Rafael menatap Gavin nyalang, "Ga nanya."

Kekehan kembali terdengar dari mulut Gavin.

"Sayang... Jangan gini dong. Kakak jadi bingung kalo kamu marah-marah gini."

"Hm..."  Rafael hanya berdeham menanggapi permintaan Gavin itu.

"Jangan ngambek gini dong dek. Aaaa... Ayo suapin kakak lagi, mumpung masih anget martabaknya."

Rafael yang masih terlihat cemberut tetap menyuapi pacarnya itu dengan martabak manis yang masih terasa hangat.

"Kak."  celetuk Rafael di tengah acara menyuapi bayi besarnya itu.

"Iya, sayang?"

Rafael terdiam sejenak, "Itu... Anan, dia kapan jenguk kakak?"

"Dia bilang besok pagi, dek."

Rafael mengangguk.

Kedua tangan Gavin tiba-tiba terulur merengkuh pinggang Rafael yang ada di sebelahnya.

"Besok pagi kamu kesini ya, sayang..."  pinta Gavin membuat alis Rafael kembali tertaut.

"Ng-Ngapain kak? Gak ah, Rafa malu. Pasti besok rame."  tolak Rafael dengan gelengan kepalanya.

"Gak rame, dek. Cuma Anan sama mama papanya... Kakak pengen kamu kesini biar mereka semua tau kalo kakak punya pacar yang emes, yang paling kakak sayang ini."  kata Gavin panjang dengan kedua matanya yang lekat menatap Rafael.

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang