"Maaf."
Hanya satu kata yang terucap dari mulut Arya, sebelum akhirnya Arya pergi meninggalkan ruang tamu. Lebih tepatnya, meninggalkan rumah. Entah kemana perginya Arya. Ia hanya ingin menenangkan pikirannya.
.
.
.
.
Beralih ke kediaman Atmaja. Di rumah Gavin itu terdengar sang kepala keluarga yang berteriak memanggil putranya."GAVIN!! TURUN KAMU!!!" teriak Dirga dari lantai bawah rumahnya.
Di tangga, nampak putra sulungnya yang berjalan perlahan dengan wajah datar seperti biasa Dirga lihat.
Gavin lalu berdiri tepat di hadapan Dirga.
*PLAKKK...
Satu tamparan yang cukup keras berhasil mendarat di pipi kiri Gavin.
Rani yang terkejut hanya bisa menutup mulut dengan kedua tangannya.
"Kenapa kamu bisa ngomong kayak tadi di rumah Arya? Kamu gak tau malu, hah?"
"Gak tau malu gimana Pah? Yang Gavin bilang tuh fakta! Dan Papah gak bisa paksa Gavin buat dijodohin sama Keno."
"GAK!!"
Satu patah kata yang Dirga lontarkan terdengar lantang, namun tak sedikitpun membuat putranya getir.
Malahan Gavin terkekeh, "Papah ngomong kayak gini karena papah gak ngerasain gimana jadi Gavin."
Dirga mendengarkan putranya itu dengan tatapan nyalangnya.
"Papa jatuh cinta sama Mama, perempuan omega yang cantik, yang baik dan mama ditakdirin memang jadi mate buat Papa...
...Tapi gimana kalo orang yang Papa cintai itu laki-laki yang bukan omega? Bukan mate Papa? Dan hubungan kalian dibenci orang-orang?! Papa gak ngerti kan gimana rasanya? KARENA PAPA GAK ADA DI POSISI GAVIN!!!"
Kalimat Gavin ia akhiri dengan tetesan air mata dari kedua manik tajamnya.
Sorot nyalang Dirga entah mengapa seketika lenyap setelah amarah putranya itu memuncak. Sorot mata Dirga kini berubah menjadi sendu, bahkan untuk menatap kedua mata tajam putranya itu Dirga tak sanggup.
Melihat diamnya Dirga, Gavin lantas memutuskan untuk pergi dari hadapan papanya itu. Tak naik ke kamarnya, Gavin memilih berjalan ke arah pintu utama rumahnya.
"Gavin."
Langkah Gavin seketika terhenti kala Dirga memanggil namanya. Namun ia tak berbalik.
"Asal kamu tau, nak. Papa pernah ada di posisi kamu." ucap Dirga perlahan, Gavin dapat merasakan kesedihan pada suara Dirga itu.
Gavin seketika berbalik, namun ia terlambat. Dirga sudah melenggang pergi menuju lantai atas.
Gavin mengepalkan kedua tangannya, 'Apa yang Papa maksud tadi?!' monolog dirinya yang bertanya-tanya apa maksud dari kalimat yang Dirga katakan itu.
"Nak, kamu mau pergi ke mana?" tanya Rani yang mendekati putranya di ambang pintu. Terlihat bulir-bulir bening menggenang di kedua manik indah mamanya itu.
"Mah... Mama tau maksud Papa tadi?"
Pertanyaan Gavin tak digubris oleh Rani. Justru Rani memalingkan wajahnya, seolah tak ingin membahas hal tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - BxB
Teen Fiction[ BL LOKAL x OMEGAVERSE ] [Apha x Beta] Rafael Karana, seorang remaja laki-laki Beta yang harus menelan pil pahit dalam kisah asmaranya. Rafael selalu ditolak mentah-mentah oleh pria yang ia sukai karena alasan, 'Rafael tak bisa mengandung.' Hal i...