13 - Takdir

2.1K 233 12
                                    

Jujur saja perasaan Rafael masih sakit melihat kejadian tadi, namun ia tentu tak dapat menyalahkan Gavin.

Rafael lantas mengangguk.

"Ya udah. Gue ikut lo, kak."
.
.
.
.
Sesuai ucapannya, Rafael mengikuti permintaan- ah bukan, lebih tepatnya paksaan dari Gavin untuk ikut ke rumahnya.

Namun bukannya ke rumah Gavin, Rafael malah diajak pergi ke sebuah pemandian air panas oleh Gavin yang lokasinya bisa dibilang lumayan jauh.

Saat ditanya oleh Rafael mengapa ia diajak pergi ke sana, Gavin menjawab "Gak tau."

Tapi Rafael juga tak menyesal saat diajak ke tempat itu, karena pemandangan dari kolam air panas tersebut terlihat indah.

Mungkin karena letak pemandian air panas ini yang terletak pada dataran yang tinggi, sehingga dapat melihat pemandangan jauh di bawah sana.

Mungkin karena letak pemandian air panas ini yang terletak pada dataran yang tinggi, sehingga dapat melihat pemandangan jauh di bawah sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak butuh waktu lama, Gilang pun membuat reservasi satu kolam private untuk mereka berdua.

Udara sejuk di daerah itu membuat Rafael ingin cepat-cepat berendam dalam kolam di depannya.

"Kak, lo harusnya ngomong kalo bakal ngajak gue ke sini, kan biar bawa baju ganti."  kata Rafael yang masih agak tak terima diajak ke pemandian air panas secara tiba-tiba tanpa persiapan.

Sedangkan Gavin sendiri tengah menanggalkan satu persatu pakaiannya.

"Ya makanya lepas baju lo, sayang. Lo mau rendeman pake baju emangnya?"  tanya Gavin balik yang kini sudah hampir bugil, hanya tersisa celana dalamnya.

Rafael melengos dengan ucapan Gavin itu.

"Ya gak pake baju sih, tapi kan tetep pake daleman kak."  kukuh Rafael.

Gavin terkekeh lalu melepaskan satu sisa pakaiannya. Ya, Gavin melepaskan celana dalamnya.

"Kata siapa mau rendeman tapi pake daleman?"

Seketika wajah Rafael memerah kala melihat sesuatu yang menggelantung diantara kaki Gavin.

Rafael yang merasa malu langsung menutup wajahnya.

"KAK!! LO NGAPAIN ANJIR?! DIPAKE LAGI ITU, CEPETAN!"

Gavin terkekeh lalu mendekati Rafael, menarik kedua tangan Rafael dari wajahnya.

"Astaga lo malu karena liatin si Gatot, dek?"

Rafael seketika memasang wajah bingungnya.

"Ha? Gatot siapa, kak?"

Gavin menunduk dan menunjuk penisnya, "Nih si Gatot, gagah dan berotot."

Wajah Rafael semakin merah dibuatnya, "Anjinggg!"

Gavin lagi-lagi terkekeh, "Tapi kalo lo ngerasa gak nyaman ngeliat gue telanjang gini, biar gue pake daleman lagi deh."  ucap Gavin hendak meraih celana dalam yang sudah ia taruh pada rak di sana.

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang