10 - Kontrol

2.9K 295 7
                                    

"ARGHH!!! BERANI-BERANINYA TUH BOCAH SAMA GUE!!"

Sheila tak menyangka, rencana awalnya yang ingin mempermalukan Rafael justru berbalik pada dirinya sendiri.

.
.
.
.

Setelah dihadang oleh lima orang kakak kelasnya, Rafael lanjut berjalan menuju parkiran sekolah dengan bergumam sendiri.

"Anjing... ngapain coba gue bahas-bahas tentang muasin kak Gavin?! Gue aja belom pernah ngentot sama dia! Haah, jangankan ngentot... cipokan aja sekali dua kali doang, ck." rutuk Rafael saat ia kembali teringat dengan ucapannya pada Sheila tadi.

Di parkiran, Gavin telah duduk di atas motornya lengkap dengan helm yang sudah ia pakai di kepalanya.

"Kok lama, dek?"   tanya Gavin setibanya Rafael di sana.

"Itu tadi gue dihadang sama mantan lo, kak."

Kening Gavin mengkerut dan ia segera turun dari motornya.

"Sheila? Lo gak diapa-apain kan, dek? Ada luka, gak?"  cerca Gavin, ia juga mengecek seluruh tubuh Rafael dari atas hingga ke bawah yang dibalas kekehan kecil Rafael.

"Aihhh gue gak ada apa-apa kok, malahan gue yang nyemprot dia tadi. HAHAHAH..."

Kalimatnya Rafael akhiri dengan tawa bangganya, membuat Gavin mengusak rambut Rafael gemas.

"Keren ya lo bisa nyemprot nenek lampir kayak si Sheila... pengen gue nyipok lo deh jadinya."

Kedua mata Rafael sukses membulat.

"Nih! mending cipok sepatu gue aja-!!" geram Rafael sambil melepas salah satu sepatu di kakinya itu.

Gavin hanya tertawa lepas dengan suara beratnya.

"Hahahahh... bangsat, gemes banget calon pacar gue kalo marah gini."

Rafael mengelus dadanya.

"Kalo muji gue gak usah isi bangsat-bangsatan napa... gue bingung antara seneng apa gedeg dipuji kayak gitu, njing!!"

Lagi-lagi Gavin tertawa. Dan kini Gavin sedikit menundukkan badannya, membuat pandangannya sejajar dengan Rafael.

Bahkan wajah Gavin dan Rafael hampir tak berjarak saat ini.

"Maafin kakak kalo gitu ya, manis?"

Rafael mematung di tempat. Sungguh, ia bisa-bisa meleleh jika Gavin terus menatapnya sedekat ini ditambah panggilan 'manis' yang baru saja Gavin lontarkan.

"I-Iya, iyaa!!.. Yok, ah! sekarang kita balik, kak. Me-Mendung banget tuh di atas." ujar Rafael dengan ketus lalu mundur beberapa langkah, berusaha menghindar dari Gavin karena jantungnya kini sudah berdebar tak karuan!

Gavin mendongak melihat langit yang benar-benar mulai menggelap di atas.

Gavin lantas mengangguk, "Tck!! Kakak juga gak bawa jas hujan. Moga aman sampe rumah lo nanti."

Gavin pun bergegas menaiki motornya, disusul dengan Rafael lalu mereka berdua melesat pergi dari sekolahnya.

Di perjalanan, keduanya terus mengobrol tentang ini dan itu, hingga tak terasa mereka berdua pun telah tiba di depan rumah Rafael.

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang