02 - Cookies

4.3K 427 7
                                    

Tak Rafael ketahui, di balik helm cakil yang menutupi wajah tampan Gavin itu, senyuman simpul berhasil menghiasi wajah tampannya yang tentunya hampir semua murid di sekolah ketahui jika Gavin adalah seorang siswa yang tak mudah tersenyum.

Sekali lagi, TAK MUDAH TERSENYUM!

.
.
.
.

*Cklek

Pintu rumah keluarga Karana terbuka. Dua sosok remaja laki-laki dengan seragam putih-abu nya terlihat memasuki rumah itu bergantian.

"Kok sepi banget, Raf?"  tanya Gavin seraya melepas sepatunya.

"Kayak biasanya kak, Papa lagi kerja... kalo Mamah sama Keno paling lagi belanja keluar."

Gavin lalu mengangguk paham dan ber-oh saja.

Mereka berdua lalu memasuki ruang tamu dan seperti yang biasa Gavin lakukan, ia dengan santainya mendudukkan dirinya di sofa empuk keluarga Karana itu.

"Kak, gue mau ke dapur... lo mau dibuatin apa?"

"Air dingin aja dah, haus bener."

Rafael mengangguk dan langsung melesat pergi menuju dapurnya.

Rafael kembali ke ruang tamu dengan nampan berisi dua gelas air dingin dan semangkuk cookies yang kemarin ia buat sendiri.

Dengan perlahan Rafael meletakkan nampan tersebut di atas meja.

"Ini kak. Lo kalo mau nonton TV hidupin aja, gue mau mandi bentar."

Tanpa mendapat jawaban dari Gavin, Rafael lalu berlari ke arah kamarnya.

Setelah menyelesaikan acara mandinya yang ia persingkat, dengan cepat Rafael meraup sebuah baju kaos secara acak dari lemarinya, tak lupa celana dalam dan juga celana sepanjang lutut seperti yang biasa ia kenakan di rumah.

Setelah memakai pakaiannya, Rafael bercermin sambil menyisir rambutnya.

"Huh!! kenapa gue jadi gugup gini sih?!"  gerutu Rafael dengan kedua tangan yang menepuk pelan pipinya.

Setelah bercermin cukup lama, Rafael pun memutuskan untuk segera keluar dari kamarnya.

Di ruang tamu, terlihat Gavin masih menikmati cookies yang Rafael bawakan tadi.

"G-Gimana rasa kue nya kak? enak gak?"

"Hmm, enwak bwanget!!"

Rafael tersenyum mendengarnya. Ia senang mengetahui kue yang ia buat itu benar-benar terasa enak. Apalagi mendapat pujian langsung dari orang lain.

"Dimana lo beli ini, dek? mamah suka banget makan kue-kue kering kayak gini. Apalagi ini isi coklat yang lumer di dalemnya. Beuhh! Muantap poll!!."

"Eeeh, itu gu-gue yang buat sendiri. Kalo kakak mau kasi ke tante Rani, nanti biar gue buatin aja deh."

"Wah serius? gila ya lo, ternyata pinter masak... tapi-tapi, buatnya ini lama gak? kalo lama buatnya, nanti kakak malah ngerepotin lo yang ada."

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang