"Hmm, terus..." deham Rafael lagi tanpa mengalihkan pandangan dari ponselnya.
"Karena Keno matenya kak Gavin, tolong kakak berhenti suka sama kak Gavin ya?"
.
.
.
.
Kalimat yang Keno lontarkan membuat Rafael mengambil posisi duduk dari rebahannya tadi.Kedua mata Rafael kini tak lagi fokus pada layar ponselnya, melainkan fokus menatap manik sang adik.
"Coba lo ngomong sekali lagi dek." ucap Rafael datar.
"Karena Keno matenya kak Gavin, tolong kakak berhenti suka sama kak Gavin ya?" ulang Keno tanpa ragu.
"Dek... Lo kenapa? Kalaupun gue suka sama kak Gavin, lo gak bisa seenaknya larang gue buat berhenti suka sama kak Gavin. Jangan egois, dek." jelas Rafael pada Keno.
"Tapi kan lo Beta, kak. Lo bisa cari yang lain yang sama-sama Beta kek... Kak Gavin kan Alpha, kalo dia sama lo berarti dia gak bisa punya anak dong nanti?" kata Keno gamblang.
Kedua mata Rafael terpejam. Matanya telah memanas namun tetap ia tahan.
Rafael lalu kembali menatap sang adik.
"Dek, cinta gak mandang lo itu Alpha, Beta, atau Omega. Setiap orang berhak jatuh cinta dengan siapapun. Dan lo gak boleh egois dengan ngelarang orang buat jatuh cinta."
Keno mengedikkan bahunya, "Tapi kan kata mama, Keno bisa nikah sama kak Gavin nanti karena kita berdua itu mate... Emm, dan Keno jugaan udah mulai suka sama kak Gavin."
Sungguh, Rafael tak menyangka jika adiknya akan sekeras kepala ini. Emosi Rafael pun dibuat naik oleh Keno.
Air mata Rafael juga terlihat mulai menggenang, Rafael lalu membuka suara yang telah ia tahan sedari tadi,
"Emangnya kak Gavin suka sama lo?"
Bungkam. Pertanyaan yang Rafael lontarkan seketika membuat Keno bungkam.
Keno lalu memalingkan wajahnya dari sang kakak.
"U-Udah, Keno ke kamar dulu." Keno berucap ketus lalu bergerak turun dari ranjang Rafael dan pergi begitu saja.
Rafael menghembuskan nafasnya perlahan.
Kedua telapak tangan Rafael kini menutup matanya yang tak bisa lagi membendung air.
Isakan demi isakan samar-samar terdengar.
"Hiks... Hiks— Kenapa jadi gini?"
Rafael menangis dalam kesendirian.
*Tok... tok... tok...
Wajah Rafael yang tadinya tertunduk kini terangkat, menoleh ke arah pintu kamarnya yang masih terbuka lebar.
Sosok Arya Karana, sang kepala keluarga yang berdiri di sana membuat Rafael langsung mengusap kasar wajahnya, berusaha menghapus air mata yang mengalir namun usaha Rafael sia-sia karena air mata tak kunjung berhenti mengalir.
Arya lalu duduk di tepi ranjang putranya, menatap putranya yang masih terisak.
"Tadi papah liat dek Keno keluar dari kamar Rafa. Kalian abis bertengkar?" tanya Arya dengan lembut pada putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - BxB
Teen Fiction[ BL LOKAL x OMEGAVERSE ] [Apha x Beta] Rafael Karana, seorang remaja laki-laki Beta yang harus menelan pil pahit dalam kisah asmaranya. Rafael selalu ditolak mentah-mentah oleh pria yang ia sukai karena alasan, 'Rafael tak bisa mengandung.' Hal i...