Rafael menghela nafasnya kasar lalu meletakkan ponselnya di atas nakas. Ia turun dari ranjangnya lantas mematikan lampu di kamarnya itu.
Ia memilih untuk beralih ke alam mimpi daripada lanjut berselancar di aplikasi instagram yang membuat Rafael semakin overthinking seperti tadi.
.
.
.
.
Keesokan harinya, sesuai dengan permintaan dari Gavin, Rafael pun sudah berkunjung ke rumah Gavin sekitar pukul sembilan pagi.Kedatangan Rafael disambut oleh Rani yang tadinya tengah memasak di dapur.
"Wihh, calon mantu mama udah dateng." ucap Rani sambil mencubit kedua pipi Rafael.
"Tante tadi lagi siapin kue sama makanan buat tante Hani sama keluarganya, kayaknya mereka udah mau dateng deh... Kamu ke atas aja nak, bangunin Gavin. Dia malah tidur lagi."
Rafael terkekeh, "Pantesan chatnya Rafa tadi ga dibales tan. Ternyata kak Gavin tidur lagi."
Rani mendecak, "Begadang mulu sih, katanya push rank.. push rank.. terus."
Rafael kembali tertawa mendengar keluhan dari mama Gavin itu.
"Kalo gitu, Rafa bantu tante aja di dapur. Boleh gak tan?"
Wajah Rani seketika sumringah, "Boleh banget, sayang! Kamu kan pinter masak— Oh iya, tadi Gavin juga minta dibuatin salad. Kamu yang buatin ya, nak?"
Rafael mengangguk tanpa ragu, "Okay tann!!"
Mereka berdua pun pergi ke dapur milik keluarga Gavin itu.
Sesuai permintaan Rani, Rafael membuatkan salad untuk Gavin. Rani dan Rafael melakukan aktivitas mereka masing-masing sambil bercerita di sana.
"Nak, nanti kalo udah selesai langsung kamu bawa ke kamar Gavin ya? Tante bawa ini dulu ke depan, sambil bersih-bersih di sana." ucap Rani yang kedua tangannya membawa nampan besar yang berisi toples kue kering, permen, dan buah-buahan.
Rafael mengembangkan senyumnya dan mengangguk dan Rani pun meninggalkan dapur, menuju ke ruang tengah rumahnya.
Saat ini Rafael hampir selesai membuat salad, ia tengah memotong dada ayam fillet yang telah dipanggang.
"Huah, jadi!"
Rafael terlihat bangga dengan hasil karya tangannya itu. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dan memotret salad buatannya.
Rafael senyum-senyum sendiri menatap salad yang ia buat untuk Gavin.
Sebelum membawanya ke kamar Gavin, Rafael menambahkan saus salad di atas saladnya, karena ia rasa kurang.
Dirasa cukup, Rafael pun meraih semangkok salad itu lalu ia bawa ke lantai atas.
*Cklek...
Rafael membuka pintu kamar Gavin perlahan, takut jika ia mengetuknya akan membangunkan Gavin.
Senyuman kecil terukir di wajah Rafael saat melihat pacarnya masih tertidur lelap dan tergulung selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mate - BxB
Teen Fiction[ BL LOKAL x OMEGAVERSE ] [Apha x Beta] Rafael Karana, seorang remaja laki-laki Beta yang harus menelan pil pahit dalam kisah asmaranya. Rafael selalu ditolak mentah-mentah oleh pria yang ia sukai karena alasan, 'Rafael tak bisa mengandung.' Hal i...