19 - Senin

1.9K 213 4
                                    

Setelah membaca itu, kedua mata Dirga tak dapat lagi membendung air yang tadinya menggenang di sana.

Isakan demi isakan pun perlahan lolos dari mulut Dirga, yang tak didengar oleh siapapun.
.
.
.
.
Sementara di kamar Rafael, Gavin merebahkan tubuhnya dengan meletakkan kepala di pangkuaan Rafael.

Posisinya, Rafael sedang terduduk dan menyenderkan tubuhnya di dipan ranjang.

Mereka tak banyak bicara karena sedang menonton sebuah film lewat TV yang ada di dalam kamar Rafael.

Namun pikiran Gavin tiba-tiba terlintas pada Papanya. Ia baru ingat jika Dirga dan Arya tadi membicarakan rencana perjodohan dirinya.

Ia lupa untuk menanyakan kelanjutan perjodohan ini saat Papanya pulang tadi.

"Dek, kira-kira gimana keputusan Papa kita tentang perjodohan kakak sama Keno, ya?"  ucap Gavin mendongakkan kepalanya.

Tangan kanan Rafael yang tadinya mengusap kepala Gavin kini terhenti.

Rafael sedikit menunduk membalas tatapan Gavin.

"Mungkin setelah beberapa hari, pikiran Papa kita udah mulai tenang kak... Rafa pernah denger Papa sama Mama ngobrolin perjodohan kakak sama Keno. Dan gue denger kalo Papa kurang setuju."

"Hah~~ Beda banget sama Papanya kakak. Papa bertentangan banget sama kakak. Kakak sampe hilang harapan, makanya kakak mau balap pas itu."

Rafael menyentil dahi Gavin lalu kembali mengusap-usap surai hitam Gavin di pangkuannya.

"Awas aja sampe balapan lagi..."  gumamnya.

Sempat terdiam, Rafael lalu mebuka suara kembali.

"Siapa tau om Dirga berubah pikiran abis ngobrol sama Papa."

Gavin mengangguk setuju, "Mereka udah sahabatan dari SMA, abis ngobrol tadi pikiran mereka bisa jadi satu dan akhirnya mereka ambil keputusan yang terbaik."

Gavin meraih tangan kanan Rafael yang sedang mengusap kepalanya itu.

*Cup...

Dikecupnya punggung tangan Rafael beberapa kali oleh Gavin.

"Dek, janji sama kakak ya. Gimanapun keputusan orang tua kita nanti, kamu jangan pernah nyerah sama cinta kita, hm?"

Rafael tersenyum lantas mengangguk mantap. Ia sedikit terkejut saat panggilan lo-gue dari Gavin sudah diubah.

"Hm! Rafa janji kak..."

Giliran Rafael yang meraih tangan Gavin yang lebih besar darinya.

*Cup...

Rafael melakukan hal sama dengan yang Gavin telah lakukan.

"Gak cuman Rafa aja... Kakak juga harus janji jangan nyerah sama cinta kita, gimanapun masalah yang dateng nanti. Oke?"

Gavin memberikan Rafael tatapan penuh yakinnya.

"Ya, Kakak janji."

Ditariknya tengkuk Rafael oleh Gavin, membuat Rafael menunduk.

Hingga kedua ranum mereka bertemu, membuat suara kecupan terdengar.

Kedua kepala mereka lalu menjauh.

Gavin dan Rafael melemparkan senyuman bahagia mereka bersamaan, senyuman yang membuat mereka saling menguatkan satu sama lainnya.

•••

Hari telah berlalu dan setelah liburan akhir pekan akhirnya kegiatan sekolah kembali berjalan.

Seperti biasa sebelum berangkat ke sekolah, Gavin mampir ke rumah Rafael terlebih dahulu untuk menjemput si manis Rafael.

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang