16 - Perasaan

1.8K 221 12
                                    

Mereka berdua pun berangkat ke sekolah bersama-sama di pagi itu.
.
.
.
.
Pembelajaran di hari jumat itu berjalan seperti biasa, dan para siswa pun akhirnya pulang menjelang sore hari.

Termasuk Gavin yang tengah membonceng Rafael menuju rumah Rafael.

Mereka tak memperdulikan Reyhan yang entah kemana perginya setelah pulang sekolah tadi. Paling, Reyhan mengajak pacarnya untuk pergi dating ke suatu tempat.

Setelah tiba di depan rumah Rafael, Gavin mematikan mesin motornya.

Gerbang rumah Rafael terbuka lebar, membuat mereka berdua dapat melihat garasi rumah Rafael yang tak hanya terisi oleh satu mobil seperti biasanya.

Namun kini garasi itu berisi dua mobil, yang mana salah satu mobilnya itu sangat Gavin kenal.

"Loh, mobil papah kok di sini?" monolog Gavin yang membuat Rafael ikut bingung.

"Kak, kayaknya keluarga kakak ada di dalem..."

Gavin dan Rafael lalu saling tatap.

*Cgleg...

Gavin menstandar motornya lalu turun dari motor kesayangannya.

"Dek, ayo kita masuk." ajak Gavin pada Rafael.

Rafael terlihat ragu, "Kak, ke-kenapa gue jadi takut?"

Gavin menyentuh pipi Rafael, "Lo gak sendirian, dek. Jadi jangan takut, hm?"

Gavin pun memimpin langkah mereka untuk masuk ke rumah Rafael.

*Cklek...

Pintu utama rumah Rafael terbuka, mereka berdua lalu berjalan masuk hingga tiba di ruang tamu.

Benar saja, ruang tamu rumah Rafael dipenuhi oleh dua keluarga yang berbeda.

Keluarga Rafael kecuali Reyhan ada di sana, serta Dirga dan Rani, kedua orang tua Gavin juga ada di sana.

"Nah anak-anak udah dateng." sambut Della saat Gavin dan Rafael tiba di sana.

"Kak Reyhan mana, sayang?" tanya Della pada Rafael setlah tak melihat keberadaan putra sulungnya.

"Kak Reyhan lagi jalan sama pacarnya mah."

Della lantas mengangguk paham, "Ayo kalian berdua duduk dulu sini." ajak Della.

Sungguh sial, Gavin dan Rafael kini duduk berdampingan pada sofa yang tersedia. Itu membuat suasana diantara mereka menjadi canggung.

"Papa sama Mama kenapa tumben ke sini?" tanya Gavin tanpa ragu pada kedua orang tuanya.

Dirga berdeham, "Ekhem... Papa sama mama udah denger kejadian kamu sama Keno kemarin, jadi kami di sini mau bicara tentang kalian berdua nak."

Gavin memutar bola matanya malas, ia tau kemana arah pembicaraan mereka ini.

"Jadi kami maupun pihak keluarga Keno udah yakin kalau kalian berdua itu mate. Yang artinya, kalian harus melakukan mating setelah kalian selesai menempuh pendidikan."

Mate - BxB Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang