Hari demi hari dilewati Arimbi tanpa semangat. Ia yang biasanya banyak bicara, mendadak menjadi pendiam.
“Arim.”
Suara Shaka terdengar ceria di rungu sang dara tetapi sambutan yang ia berikan hanya sekedar guratan senyum palsu. “Kak Shaka, ngapain ke sini?” tanya Arimbi basa-basi.
“Aku mau jemput kamu. Jalan yuk,” ajak Shaka.
Arimbi menimbang-nimbang.
“Nggak mau ya? Aku bilang papamu kalau gitu. Aku tahu kalau kamu masih belum bisa nerima aku Rim. Maaf ya, aku serba salah. Jujur aku terlanjur sayang sama kamu. Tapi, aku tahu kamu pun nggak bisa semudah itu ngelupain Bima.”
Shaka menunjukkan wajah sendu andalannya. Arimbi jelas tidak tega jika sudah begitu.
“Nggak usah telpon papa. Ya udah ayo. Mau ke mana?” tanya Arimbi.
Shaka menatap gadis itu lekat. Matanya ia setting sedemikian rupa agar terlihat berbinar cerah. “Kamu serius? Kamu mau pergi sama aku?”
Arimbi mengangguk. “Iya, Kak. Kakak mau kita pergi ke mana?”
“Terserah kamu, Cantik. Ke mana pun kamu mau.”
Arimbi terlihat berpikir sejenak. “Aku mau ke Prambanan. Aku mau nonton sendratari.”
Pemuda itu terlihat mengerutkan kening. Menggambarkan jika dirinya sedikit terkejut dan heran, mengapa Arimbi malah memilih untuk melihat sendratari di Prambanan malam itu.
“Kenapa? Kakak nggak suka?” tanya Arimbi.
“Ng bukan gitu, aku suka kok, suka. Aku heran aja, kamu itu unik banget. Anti mainstrem gitu, Rim. Nggak cuman cantik doang, tapi juga punya karakter yang beda sama cewek kebanyakan.”
Arimbi tersenyum simpul. “Aku boleh ngajak Uri nggak? Soalnya Mas Arun nggak akan ngijinin aku pergi berdua aja sama cowok. Kakak nggak mau kena semprot Mas Arun lagi, kan?”
Shaka menelan ludah. Beberapa waktu lalu, ia sempat terkena damprat Aruna via telepon karena nekat mengajak paksa Arimbi makan malam berdua di salah satu kafe.
“Oke, ajak aja. Pacar Svarga kan?”
Arimbi mengangguk. “Kakak inget sama Uri?”
“Iya. Inget kalau sama dia, soalnya kan kembar dan dia itu pacar Svarga. Sempat bikin geger gara-gara jadi trending topic waktu Svarga ngasih pengumuman kalau dia pacaran sama adik kelas. Dan asal kamu tahu, Bima itu, suka sama temen sekelas pacar Svarga. Cewek nggak banget yang duh nggak level kalau dibandingin sama kamu. Beruntung kamu diputusin sama Bima. Setidaknya kamu nggak jadi pelarian Bima yang cuman bucin sama cewek cinta pertamanya itu.”
“Cewek yang Mas Bima suka satu kelas sama Uri? Siapa namanya? Temenku juga dong.” Arimbi mengerutkan kening.
Sejujurnya rasa cemburu kini bertahta di hati Arimbi. Ia kecewa mendengar kisah masa lalu Bima yang menurut Shaka, mantan kekasih Arimbi itu begitu cinta pada gadis yang dianggap Shaka buruk rupa itu.
“Aku nggak hapal namanya siapa. Nggak penting juga. Buruan yuk, kita jemput Gauri?”
Arimbi mengangguk. Ia meinta Shaka untuk menunggunya bersiap sembari menelpon Gauri dan meminta ijin untuk pergi pada sang ibu.
“Kamu yakin pergi sama Shaka?”
“Iya, Ma. Aku sama Uri kok. Kalau nanti Tari mau, aku ajak dia juga, jadi kami rame-rame.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SMARA CARITA
Roman d'amour"Aku tahu epos Mahabaratha lebih masyur, tapi kisah Bima dan Arimbi kita ini, lebih indah. Karena aku, Bimasena di dunia nyata, hanya mempersunting satu gadis untuk selamanya. Tak berulang kali, seperti yang dilakukan oleh Bimasena, dalam kisah Pand...