Junior High School- 2009
"Zaswa" sapa Harly padaku di pagi ini. Rasanya seperti kepompong telah berubah menjadi kupu-kupu di dalam perutku saat ini.
Ah Tuhan! Wajahnya. Sungguh sangat membuat teduh. Namun, rasa malu ini lebih kuat di banding apapun."Y..yaa" jawabku gagu.
Dia tersenyum dan semakin mendekat ke arahku."Ini...coklat buatmu" ucapnya sambil memberikan sebatang coklat untukku.
"Aku.. tidak ulang tahun.."
Lelaki tampan di hadapanku justru tertawa dan menampakkan gigi rata nya.
Aku mengerutkan dahi tanda kebingungan.
apa ada yang salah?"Tidak perlu ulang tahun. Kau selalu special setiap harinya" jawabnya dan kemudian berlalu.
Aku masih terpaku menatap coklat batang di genggamanku'...kau selalu special setiap harinya'
Kata-kata itu terngiang lagi di kepalaku.
ah Tuhan. Debaran jantung ini.
Tidak."Cieee Zaswa, dapet coklat dari Harly ya??" Gurau Rarra padaku. Kemudian disikut oleh Chika.
Aku mengernyit kebingungan ke arah kedua sahabatku ini."Apa ada sesuatu??" Tanyaku penuh curiga.
"Ah..tidak... sudah ayo kita ke kantin" Jawab Fiah padaku.
Kami pun segera pergi ke kantin menyusul Yuni, Alif dan Harly yang mungkin sudah duluan.
Debaran jantung pun kembali lagi saat aku dan Harly bertatap muka.
***
"Bagaimana? Berhasil? Aku sudah menyuruh Chika, Rarra dan Fiah untuk masuk ke dalam kelas" ucap Alif pada Harly."Hmm yah. Ya Tuhan. Aku gugup sekali. Nampaknya aku tak akan seberani kau pada Rarra" Harly membuang nafasnya kasar.
"Jangan gagalkan rencana ini Har. Atau kau akan menyesal" sambung Yuni mengingatkan.
"Yah. Aku tak akan"
"Hey mereka datang" tegur Alif mengingatkan.
Degup jantung Harly semakin tidak karuan. Aliran darahnya pun berdesir seperti tidak terkontrol lagi.
Menatap lesung pipi itu, membuat hatinya mencelos.
Sungguh, kami bahkan baru SMP kelas 1."Ehh coklatnya di buka saja" Fiah memulai percakapan diantara kami.
Huh! Kalau soal makanan, memang jangan pernah hadapkan Fiah."Enak saja. Zas. Masukin kantong" titah Rarra yang tak terbantahkan dan segera dituruti oleh Zaswa tanpa perlu berbicara apapun. Benar-benar polos.
Aku hanya terkikik geli dan Fiah mulai mendelik jengkel.
Sungguh, moment ini tak akan pernah aku lupakan.
saat pertama kali para sahabatku menyusun rencana untuk mencomblangiku dengan Zaswa.
Tak dipungkiri. Ide mereka memang cemerlang karena sesungguhnya aku memang sudah tertarik padanya.
walau masih sangat malu dengan alasan umur kami yang masih belia.----------
Aku berjalan tergesa-gesa menuju Gazebo. Pukul 07:30
Pasti sudah terkumpul semua anak-anak itu.
"Maaf aku terlambat..."
Pandanganku mengedar meneliti sahabat-sahabatku dan terpaku pada satu sosok yang sangat kukenali walau sedang berbalik badan saat ini.
Deg! Degup jantung kembali bergemuruh dan tak bisa terelakkan.
Betapa tidak. Aku sangat merindukan wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You
RomanceApakah tidak cukup hanya dengan membuktikan kesungguhanku selama ini untuk berhasil membuka sedikit cela di hatimu? Apakah sungguh sia-sia pengorbananku selama ini yang benar-benar tulus untukmu? -Davidaus Harly Adam