Belum Selesai

259 14 4
                                    

Senior High School -2013

Rey sudah mencoba menghubungiku hampir setahun, dan hari ini mungkin hari yang paling mengharukan.
Tepat di hari ulang tahunku, jam 12 malam.
Rey hadir dengan membawa kado serta kue.

"Selamat ulang tahun Zas. Maaf. Aku minta maaf sama kamu atas semua kesalahanku. Aku benar-benar nyesal. Aku sayang sama kamu"

Air mataku jatuh mendengar penuturannya.
Aku ingin memeluknya jika tidak ada kue di hadapanku.

Aku mengangguk dengan cepat dan dia pun tersenyum amat manis.

"Aku janji tidak akan mengulang kesalahan apapun sama kamu. Aku janji. Kamu mau tidak jadi pacarku lagi?"

Kali ini Rey tersungkur di hadapanku dan segera ku raih kue ulang tahun lalu ku taruh di atas meja ruang tamu.

Aku segera kembali dan memeluknya.

"Iya.. aku mau"

Dan malam itu, kami benar-benar bahagia.
Aku tertidur dengan lelapnya hingga ibu membangun kan aku di pagi hari dengan susah payah.

Setibanya di sekolah, aku tersenyum padanya yang juga tersenyum manis padaku.

Dan ketika tiba di kelas.
Kosong. Kelas kosong.
Kemana semua anak-anak? Ini sudah pukul 7.15 harusnya sudah ada banyak murid disini.

Pintu kelas tertutup tiba-tiba dan mengejutkanku.
Sontak aku berteriak.

Namun, sekejap pintu terbuka kembali dan muncullah segerombolan orang disana.

"Happy birthday to you. Happy birthday to you. Happy birthday happy birthday happy birthday to you"

Harly membawa kue. Dan seketika senyumku memudar.
Namun, nampaknya dia tidak peduli. Di belakangnya di susul para sahabatku.

Aku menjatuhkan air mataku lagi.

"Makasih teman-teman"
Aku segera meniup lilin dengan bahagianya seusai membuat permintaan.

Seusai semua adegan, kami segera mengikuti proses belajar mengajar dengan serius hingga bel istirahat berbunyi.

Sekarang, kami ber 8 sudah berada di kantin.
Aku... sungguh tak bisa berbohong. Bahkan gestur ku sendiri sudah menampakkan apa yang ada dalam isi hatiku.

"Ada apa?" Selidik Alif.

"Hmm. Aku mau jujur"
Mungkin, aku harus jujur. Yah. Memang harus.

"Aku..balikan dengan Rey"

Demi mendengar nama itu, para sahabatku berbatuk dan parahnya, Vita sampai menitikan air mata karena terus-terusan berbatuk akibat tersedak baksonya. Begitupula Yuni yang tersedak jusnya.

"BODOH! KAU WANITA BODOH!"bentak Rarra kali ini.

Aku menundukkan kepala.
Hanya Harly yang diam. Tanpa kata.
Semua sahabatku pada merincau menyemburku. Bahkan menyakiti hatiku.

Tapi , aku menerimanya. Aku memang pantas mendapatkannya.

"Sudah. Itu pilihannya. Zaswa tidak salah. Kita tidak boleh egois" bela Harly di sela rincauan para sahabatku.

Aku mendongakkan wajahku dan Harly tersenyum.

"Mungkin dia memang bodoh. Tapi aku lebih bodoh karena masih mencintainya hingga saat ini"

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang