Terkuak(2)

241 20 6
                                    

Harly dan Alif melajukan kendaraan mereka masing-masing menuju pekarangan rumah Rey.

Tentu kondisi Rey sudah membaik. Bahkan tidak butuh sehari dia di rumah sakit. Mungkin karena obat-obatan dari China yang mahal serta keajaiban medis lainnya.

Harly enggan turun dari mobil ketika mesin mobil nya mati mengikuti Alif.

Alif menokak pinggang dan menatapnya dari luar jendela.

"Sial"

Harly segera turun dari mobilnya.

"Aku tidak sudi datang kesini"

Alif memalingkan wajahnya ke pintu rumah berukuran lebar itu.

Dengan gerakan cool seperti tidak ada masalah apapun Alif berjalan menuju gundukan tangga keramik emas itu.

Setelah memencet bel dua kali. Penjaga, pembantu atau apalah sebutannya itu membuka pintu dan tersenyum kikuk.

Jika dilihat dari sorot matanya Alif yakin ibu parubaya ini mengalami tekanan batin.

"Silahkan masuk tuan. Biar saya panggilkan bapak dulu"  ucap sang ibu parubaya lalu berjalan menuju lantai dua rumah tersebut.

Alif duduk di salah satu sofa yang ada di ruang tamu berukuran... hmm entahlah berapa ukuran ruang tamu dengan taman mini di ujung mata sana.

Tanpa dia sadari, Harly pun turut duduk di sebelahnya dengan gaya angkuh dan seperti menahan amarah

'Aku tidak bisa berlama-lama disini' batin Harly.

"Sungguh aku harus pergi" ucap Harly singkat dan lalu meninggalkan rumah milik Reymon.

Alif hanya menatapnya dengan tatapan penuh pengertian. Walau dia tahu Harly tidak melihat tatapan itu.

Selepas kepergian Harly, tak lama kemudian bunyi langkah kaki terdengar dari arah timur. Namun Alif enggan menolehkan kepalanya. Karna dia tahu siapa pemilik langkah kaki tersebut.

"Hai tuan, ada yang bisa saya bantu? Nampaknya anda sampai harus mengotori kaki anda untuk menginjak rumah saya ya"

Baru setelah mendengar sapaan sinis dari Rey tersebut Alif menolehkan wajahnya menuju sang sumber suara dan tersenyum dingin lalu berdiri demi menyetarakan posisinya dengan Rey.

"Ya. Tentu" ucap Alif singkat lalu Rey duduk dan diikuti oleh Alif.

Alif merogoh saku jas miliknya dan menyerahkan kertas lusuh yang menjadi tujuan darinya datang ke rumah Rey.

"Bacalah"

Tanpa berbasa-basi Rey lalu meraih kertas tersebut dan mulai membaca kalimat demi kalimat yang ada di dalamnya.

To: Harly Adam

Hei.
Aku benar-benar yakin kalau kau sedang membaca suratku saat ini.
Baiklah, tanpa berbasa-basi lebih banyak lagi. Aku yakin kau akan membuangnya jika perkataan tak penting dariku terlalu banyak.

Ini tentang hubunganku dengan Rey.
Tentang kebencianku pada Zaswa.
Tentang pengkhianatan Rey yang di lakukan secara halus pada Zaswa.

Baiklah.
Pertama. Aku memiliki hubungan 'special' dengan Rey. Yaitu 'cousin in LOVE' hahaha aku adalah sepupu Rey sekaligus partner SEX. Pemuas nafsu nya ketika dia sedang haus karena tidak diberi makan oleh Zaswa.
Yah aku akui wanita itu hebat juga bisa menolak Rey.
Tapi, yang jelas itulah yang ingin aku sampaikan tentang 1 kebusukan Rey yang seharusnya  di ketahui oleh Zaswa.
Namun aku sengaja memberitahumu. Kenapa? Agar kau tersiksa.

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang