Berhenti

235 15 3
                                    

AUTHOR POV

Callista merebahkan tubuhnya di kasur. Kasur flat miliknya. Private. Tidak ada yang tahu tempatnya yang satu ini. Dia benar butuh ketenangan.

Air mata terus bercucuran di pipinya. Bagai tak memandang bahwa pelupuk matanya sudah cukup bengkak.

Titt titt

Suara bel? Sungguh. Siapa yang tahu flat nya ini? Siapa?

Tanpa mengecek dan sebagainya, Callista segera membuka pintu dan...

Deg!

"Rey.." Callista, entah kenapa dia merasa gugup melihat Rey. Entah kenapa. Dia merasa perasaan yang buruk. Firasat yang aneh.

"Halo sayang. Boleh aku masuk?" Callista menganggukkan kepalanya dan menghapus air mata sisa di pipinya.

"Kamu ta--"

"Jelas saja sayang. Aku Reymon Ramadhan. Apa yang tidak aku ketahui?" Jelas Rey yang langsung duduk di sofa. Bahkan dia belum menyelesaikan pertanyaannya.

"Rey.. ada apa datang? Hm maksudku, apa tujuanmu?"

"Sayang.. kemarilah. Apa yang terjadi denganmu?" Rey menepuk tempat kosong di sofa. Tepat di sampingnya.

Callista masih terpaku menatapnya.

Perasaan ini. Kenapa menjadi takut? Tatapan mata Rey bahkan tak terbaca.

"Sayang.. kemarilah" bujuknya sekali lagi. Dengan ragu, dia menyeret kakinya dengan perasaan tak ikhlas lalu duduk di sisiny Rey

"Ad..ada apa Rey?"

Rey menatapnya penuh arti.

"Hust.. sayang.. kenapa gugup begitu? Seperti pertama kali saja" ledek Rey yang entah kenapa tidak lucu bagi Callista. Namun Rey dengan santai ketawa seolah itu sangat lucu.

"Khem... jadi, bagaimana rencanamu??"

Rasanya aneh jika Callista bersikap seperti orang bodoh. Wanita itu segera menegakkan duduknya, mengembalikan kepercayaan dirinya, kembali membuat raut angkuhnya.

"Rencana apa sayang? Mengenai Zaswa?" Dengan gaya seperti biasanya, Callista mendekatkan tubuhnya ke Rey sambil memainkan kancing kemeja milik Rey.

"Yahh begitulah. Jadi bagaimana sayang??" Rey masih menatapnya dengan tatapan tak terbaca.

Callista masih tetap pada pendiriannya. Namun dia kini memilih bersandar pada sofa dan menatap Rey.

"Memangnya ada urusan apa? Kau ingin menambah ideku sayang??" Tanya Callista penuh pancingan dan makna.

"Boleh juga" senyum sinis milik Rey pun terulas jelas. Callista kini paham, Rey pun memiliki rencana.

Maka, malam itu. Mereka menyusun rencana dengan apik. Dan seperti biasa. Berakhir dengan kebahagiaan lahiriah mereka.

---

Zaswa membuka kembali dan membaca berulang kali isi pesan dari Rey.

Pagi ini, kantor tempat Zaswa bekerja libur. Dan itu berarti dia libur selama dua hari. Karena besok pun hari minggu.

"Apa harus..."

Zaswa menjetikkan jari ke atas meja belajarnya, memikirkan  tawaran Rey sebentar sore untuk makan di Restaurant tempat biasa.

Mungkin itu biasa, tapi kali ini Zaswa sungguh mempunyai firasat tidak enak yang dia tak ketahui apa.

"Ya Allahhh" desah Zaswa frustasi.

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang