Tidak Mudah

287 14 2
                                    

Fiah dan Chika berjalan dengan malas menuju kelas, setelah di hukum karena terlambat.
Mereka pun segera berjalan menuju kelas.

"Fi... kau ingat? Kita masih ada satu hukuman lagi"

Langkah Fiah berhenti demi mengingat hukuman tersebut.

Sial! Membersihkan gudang!

"Ini kan baru jam 9. Kejam sekali sekolah ini" runtuk Fiah dan segera mendapat jitakan dari Chika.

"Kau gila? Anak sekolah mana yang datang jam segini? Yasudah ayo cepat kita kerjakan tugas terakhir tersebut" chika segera menarik tangan Fiah.

Fiah hanya memutar bola matanya dan mengikuti punggung Chika.

Mereka tiba di gudang.
Gudang ini nampak tak terjamah oleh siapapun.

"Berapa lama gudang ini tidak di rapikan?" Runtuk Fiah dan segera di angguki oleh Chika.

"Aku juga bingung. Apa guru itu tidak memikirkan bahwa seragam kita bisa saja kotor?" Kali ini Chika menggerutu dengan sebalnya.

Angin begitu kencang.
Namun, semangat kedua gadis ini tidak padam.
Mereka terus merapikan tatanan gudang sesuai mau mereka dan membersihkan debu di atasnya.

BUKKKKK

Pintu gudang tertutup dan kedua gadis ini pun terkejut bukan kepalang.

"BUSETTT MAMPUS EH MAMPUS" latah fiah saking kagetnya dan segera di tertawai oleh Chika.

Fiah mendelik sebal.
Chika segera melangkahkan kaki dan membuka pintu tersebut.
Namun....... dug.. dug...

"Fii.... pintu nya tidak bisa terbukaaa"
Dengan panik, Fiah melepas sapu dan bergegas menuju pintu dan mencoba mendobrak pintu tersebut.

"Eh, walau badan kau itu besar. Tetap saja tidak bisa. Di dobrak itu dari luar. Bukan dari dalam"

Fiah segera menepuk dahinya.
Sejak kapan dia jadi setolol ini.

Mereka pun berteriak minta tolong.
Namun, letak gudang yang terdapat pada koridor paling ujung membuat usaha mereka menjadi sia-sia.

Satu jam...

Dua jam....

"Ada orang di dalam?"

Sebuah suara yang mengagetkan mereka berdua yang sudah terduduk dan bersandar.
Suara mereka sudah habis.
Terakhir, Fiah lah yang meneriakkan permintaan tolong pada siapapun di luar.

Fiah segera berdiri dan berteriak.

"Iya ada!!!!"

Tak ada balasan.
Mereka pun mulai menangis.

"Mungkin, inilah akhir hidup kita fi" gumam chika didalam tangisnya.

"Iya.. hiks" mereka saling berpelukan memberi kekuatan.

Grekk.

Pintu terbuka, namun mereka belum tersadar dan makin tersedu.

"Woi. Kalian selamat" Chika dan Fiah segera menoleh dan tersenyum haru.

Namun, melihat siapa yang menolong mereka, senyum mereka pun berubah menjadi kaku.

"Kau.."

"Iya. Aku Reymon"

Chika dan Fiah pun saling tatap. Tak percaya.
Bukankah kata Alif, Reymon adalah pria sombong yang kasar serta licik?

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang