Strategi Awal

497 21 2
                                    

Aku dan para sahabatku menapakkan kaki ke dalam kelas kembali.
Namun debaran jantung ini masih sama. Masih tak karuan.
Oh Tuhan, apakah umurku akan pendek?

Kami memulai pelajaran pertama dan fokusku belum juga kembali. Bagaimana hanya dengan sebatang coklat aku bisa menjadi sekaku ini?

Hari demi hari berjalan dan tingkah sahabat-sahabatku masih sama anehnya. Namun, jujur saja aku bingung. Bukan curiga, tapi bingung. Aku tidak mengerti dengan keadaan ini.
Aku, Alif,dan Yuni sedang berada di taman di sekolahan kami.
Dan daritadi Alif seperti sedang berbicara serius denganku. Tapi, aku hanya menjawab dengan kata 'bingung'

"Bingung mulu! Dasar peang!" Bentak Alif dengan jengkel.

"Tau nih si Zaswa. Polos apa bodok yah ini" timpal Yuni lagi.

"Emang maksud kalian dengan terima lagi coklat dari Harly dan menerima nya itu apa?" Aku menarik nafas dengan kasar dan melanjutkan kata-kataku.

"Bukan kah waktu itu aku sudah menerima coklatnya? Kenapa masih di permasalahkan?" Aku menatap Yuni dan Alif bergantian. Dan yang di tatap malah membuang muka dengan malas.

Tak lama kemudian, Rarra, Chika, Fiah, Vita dan Harly datang menghampiri kami.

"Jadi ada apa?" Tanya Rarra tanpa berbasa-basi.
Alif mendelik sebal ke arah Zaswa sementara Zaswa hanya mengangkat bahu.

Rarra memberi kode pada Harly dan dengan susah payah Harly menelan salivanya yang terasa kering.

"Zas..." Zaswa menolehkan wajahnya ke arah Harly dan menjawab panggilan Harly tadi dengan tersenyum.

"Ini untukmu"

Harly memberikan sebatang coklat kepada Zaswa dan langsung diterima olehnya.

"Zas.. mungkin kamu bingung kenapa aku ngasih coklat terus" Harly menghela nafasnya dengan susah payah.
Sementara sahabatnya yang lain hanya duduk diam seribu bahasa seperti berdoa didalam hati.

Semoga Harly tidak sebodoh Zaswa, ungkap Alif dalam hati.

Semoga Zaswa tidak goblok kali ini, gumam Rarra dalam hati

Semoga semuanya berjalan lancar, Ucap Fiah dalam hati

Zaswa please kali ini buka otakmu dan cerna kata-kata Harly, runtuk Yuni dalam hati

Harly jangan gugup seperti itu. Bukankah sudah aku ajari berulang kali, gerutu Chika dalam hati.

Sebenarnya untuk apa mereka pacaran?, Vita mulai kebingungan dengan tingkah laku sahabat nya.

Sementara yang lain sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Harly kembali fokus pada Zaswa di hadapannya yang makin mengerutkan dahi.

"Sebenarnya. Aku menyukaimu Zas"

Hening. Zaswa mengendurkan kerutannya tanda mengerti dan segera menggigit bibir.

"Zas.. maukah kau menjadi kekasihku?" Dengan nada gugup, dan hati yang serasa di remas karna menunggu jawaban dari Zaswa.
Zaswa menatap mata para sahabatnya satu-persatu dan seperti menemukan jawaban keyakinan disana.

Seulas senyum mengembang dan Zaswa pung menganggukkan kepalanya beberapa kali.

"Alhamdulillah!!!" Desahan nafas legah dari Alif pun keluar dan di sambut tawa oleh yang lainnya.

"Jadi..kita pacaran?" Tanya Zaswa yang membuat Rarra tersedak dengan minumannya.

"Iyalah goblok" satu jitakan ke kepala Zaswa pun lolos

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang