Reymon Ramadhan

193 16 1
                                    

Reymon POV

Memandangnya dari kejauhan, berdiri sambil tersenyum dengan indahnya. Senyum yang selalu aku rindukan.

Bahkan, senyum yang kulihat itu terasa begitu jauh. Sangat jauh.

Aku melihat senyum itu didalam anganku. Di dalam khayalku. Di dalam mimpiku.

Kini, segala kuatku telah hilang. Dia. Dia telah hilang bersama rasa sombong didalam diri ini.

Merelakannya, tentu bukan hal yang mudah. Bahkan aku lebih memilih melupakannya dibanding aku harus merelakannya.

Setidaknya, dengan lupa akupun jelas rela. Tapi, belum tentu jika aku rela aku mampu lupa tentang dirinya.

Tuhan! Aku ingin protes, aku ingin marah, tidak. Aku memang marah! Aku kecewa Tuhan!

Kau menghadirkan aku diantara keluarga bejat tanpa aku pinta. Kau menganugerahiku kepicikan tanpa aku butuh. Dan kau memberikanku dia dengan cerita yang memberi warna tersendiri didalam hidup ini. Lalu kau meletakkan takdir yang berbeda di antara aku dan dia.

Aku terus menerus berseteru dengan Tuhan di dalam pikiranku. Tertunduk. Tanpa ingin membuka mata.

Untuk apa melihat lagi? Apa lagi keindahan semu yang akan Tuhan hadirkan untukku?

Air mata ini tanpa terasa menetes, serasa membasahi relung hati ini, begitu perih.

Aku meringis kesakitan. Dadaku terasa begitu sakit. Menyakitkan sekali menikmati rasa sakit ini.

Nyeri.

"Arghhh" erangku menyadarkan bahwa ini bukan sekedar sakit hati.

Aku terus meremas dada kiriku.

"To..long.." erang terakhirku sebelum gelap menutup penglihatanku.

---loving you---

Author POV

Sudah seminggu Zaswa tersenyum begitu bahagianya.

Bagai ingatannya tentang rasa sakit menghilang begitu saja. Benar-benar terhapus oleh air mata terakhir yang dia keluarkan untuk Rey.

Namun, seminggu itu terasa berbeda dengan malam ini.

Hatinya begitu gelisah. Entah apa yang dia pikirkan. Dia pun berpikir untuk menghubungi salah satu temannya.

Zaswa merogoh handphone di sisi tempat tidurnya lalu segera memencet nomor salah satu temannya.

"Halo.. Assalamualaikum.." Zaswa tersenyum setelah mendengar jawaban salam dari temannya tersebut.

"Dimana nih?"

"Ohh.. bisa datang ke rumah tidak?"

"Ohh baiklah. Tak apa-apa kalau tidak bisa" ucap zaswa sambil tersenyum.

Zaswa pun kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur.

Dringgg dringgg

Sebuah nama tertera di layar HP Zaswa dan hal itu membuatnya tersenyum. Begitu bahagia.

Harly

"Waallaikumsalam"

"Sesuatu apa Har??"

Zaswa menjatuhkan HP di genggamannya. Rintihan air matanya pun mulai bercucuran.

Rasa sakit,sedih, dan entah apa lagi kini menyelimuti hatinya.

'Reymon.. meninggal Zas... aku akan jemput kamu'

Kata-kata Harly kembali terngiang. Zaswa masih tak bergerak dari keterdiamannya.

Loving YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang