HARLY POV
Bukan hanya tentang menunggumu demi melihatmu membuka mata indah itu kembali, bukan hanya menunggumu untuk menunjukkan kekonyolan sikapmu yang tak dapat aku tebak.
Aku bahkan sudah menunggumu lebih lama dari itu.
aku menunggu saat kau memberikan (kembali) hatimu.
Sejenak otakku seperti berhenti memerintah, hanya karna mendengar satu kabar di siang ini.
"Dia sudah sadar" gumamku tanpa sadar, aku benar-benar hilang kendali, segera ku lajukan kendaraanku menuju rumah sakit yang baru saja ku tinggali hampir setengah jam lalu.
Aku menelusuri lorong rumah sakit tanpa bertanya atau mengecek ruangan sekitar; jelas aku sudah paham benar dimana letak kamar itu.
Satu bulan yang lalu, rasanya aku hampir kehilangan seluruh keseimbangan tubuhku jika saja aku tidak ada Alif di samping demi menguatkanku.
Satu bulan yang lalu, rasanya lama sekali aku menemukan dia.
/flashback/
Aku dan Alif terus menelurusi keberadaan Zaswa dengan menggunakan GPS.
"Belok ke arah..kiri" ucap alif, aku segera membelokkan mobil tanpa perlu bertanya lagi.
Tidak usah berpikir bagaimana aku bisa bersama Alif saat ini, aku lah yang menghubunginya. Aku sadar, mengerjakan sesuatu dengan emosi takkan pernah berhasil.
"Trus?" Aku mulai memelankan kendaraan ketika ku lihat jidat Alif berkerut terlihat memikirkan sesuatu.
"Hilang. Disini tempatnya" Aku mulai kebingungan.
Aku menyapu pandangan ke seluruh area pegunungan di Bandung tersebut.
"LIHAT DISANA ADA ASAP!!" Teriak Alif yang sontak mengagetkan ku, suasama menjadi tak terkendali.
Aku dan Alif keluar dari dalam mobil dan segera berlari ke arah Asap yang belum kami ketahui sumbernya.
"ZASWAAAA" Teriakku frustasi.
"Bodoh, jangan seperti orang gila" Alif segera berjalan cepat meninggalkanku.
Kami berdua lalu berhenti pada sebuah mobil yang menabrak pohon beringin besar.
"Itu..." gumam Alif dan segera berlari membuka pintu mobil, dan..
Terbuka
"Ini Zaswa harr" teriak Alif lalu Alif segera menggendong Zaswa keluar mobil, aku di sampingnya rasanya ingin mendorong Alif.
"Aku saja yang..."
"Jangan bodoh..."
"Lebih baik kau nyalakan mesin mobil, kita harus cepat"
Aku segera berlari dan menyalakan mesin mobil, rasanya begitu cepat dan Zaswa sudah terbaring di jok penumpang.
"Lif.. kau mau kemana?" Tanyaku ketika melihat Alif mulai berlari ke arah mobil berasap itu, dia membuka pintu driver dan mengangkat seseorang didalam.
"Buka pintu kiri" teriak Alif, aku segera berlari keluar dan membuka pintu penumpang sebelah kiri.
"Callista?" Buat apa Alif menyelamatkan orang gila ini?
"Kau manusia bukan?" Tanpa basa basi Alif segera duduk ke tempatnya setelah menutup pintu penumpang dan menguncinya.
Flashback end
"Harr, Zaswa sedang di periksa didalam" ucap Yuni bahkan sebelum aku bertanya.
"Ohh baiklah, bagaimana? Apa dia mengenalmu?"
"Tentu saja. Siapa yang bisa melupakanku? Aku kan yang membesarkan mereka" canda Yuni dan kami pun tertawa bersama
"Kau hanya membesarkan aku" sebuah suara dari belakang kami, kembali kami melanjutkan tawa setelah melihat siapa sumber suara itu. Rarra.
"Yaaah baiklah, hanya kau" tambah Chika di samping Rarra.
"Jadi bagaimana kabar Zaswa Yun?" Tanya Rarra kembali pada tujuan mereka datang kesini.
"Seperti yang aku katakan di telepon tadi, dan sekarang dia sedang di periksa..
Ngomong-ngomong, Alif dimana? Apakah dia ada flight?"
"Iya, dia sedang ada flight ke Jayapura saat ini" jawab Rarra.
Tak lama kemudian, pintu ruangan terbuka, kami pun segera masuk setelah para suster keluar.
"Wah enak ya jadi orang dalam tanpa di suruh masuk kita sudah masuk duluan" ucap Yuni sekenanya.
"Bukan masalah orang dalam begok.masalahnya, para suster itu jelas bodoh jika masih menanyakan 'keluarga pasien?'" Jawab Chika dan kami pun tertawa bersama.
ya, pantaskah? Jelas walau muka kami berbeda, tapi siapa yang masih tidak bisa melihat ikatan kuat di antara kami? Apalagi selama sebulan ini hanya kami yang berjaga disini.
Vita tersenyum simpul kepada kami begitupun Fiah.
"Dia sudah baikkan, besok bisa pulang" Ucap Fiah dan membuat kami serempak mengucapkan Hamdallah, memuji segala kebesaran Tuhan. Andil Tuhan di dalam kejadian ini, didalam persahabatan kami.
"Jadi, bagaimana kalian menemukanku?" Tanya Zaswa membuka kata-kata pertamanya pada kami.
"Pantaskah kau menanyakan itu? Dasar" jawab chika.
HAHAHAHA
seperti biasa, tawa kembali terdengar di dalam ruangan itu
--- Loving You---
Kesepian, Kedinginan, Sendirian..
Tiga kata yang melambangkan diriku.
Tiga kata yang melukiskan kepedihan hidupku selama ini.
Aku bahkan tidak pernah merasakan arti Persahabatan, Cinta, atau apapunlah yang kalian maksud dengan Bahagia.
Disinilah aku...
Sepi...
Sendiri....
Tbc
Hufftt makasih makasih makasih banyak buat lagu specialnya Super Junior, yang buat mood aku buat nulis balik lagi, special song Dorothy. Download guys :D
Part kali ini, aku dedikasikan untuk para readers setia yang 'masih' baca cerita ini.
Ohiya, ada pertanyaan, di jawab yaaUntuk yang bagian Akhir, itu siapa?
Yang bisa jawab aku kasib hadiah ;3
Makasih. Dont forget ur vomment♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving You
RomanceApakah tidak cukup hanya dengan membuktikan kesungguhanku selama ini untuk berhasil membuka sedikit cela di hatimu? Apakah sungguh sia-sia pengorbananku selama ini yang benar-benar tulus untukmu? -Davidaus Harly Adam