Namun kuda yang dipacu oleh remaja amatir tentunya segera disusul dengan mudah oleh pengejarnya. Belum sepuluh meter mereka melalui pagar putih, derap kaki-kaki kuda telah mengelilingi mereka, membuat kuda yang dinaiki Belinda terpaksa berhenti. Perhentian yang mendadak itu mengakibatkan terlemparnya kereta ke sisi jalan, yang membuat Belinda dan Elise hampir jatuh dari kursi mereka.
"Kalian sudah dikepung, penculik. Kembalikan putriku!" teriak Lord Northstar dengan lantang.
Belinda menatap Elise. Gadis itu pucat pasi seakan-akan terbuat dari kertas. "Bagaimana ini? Elise, maaf aku telah berbuat tanpa persetujuanmu. Kamu bisa putuskan apa yang kau mau. Aku akan menanggung akibat perbuatanku sendiri," ucap Belinda.
"Semuanya terlalu cepat. Seakan-akan aku dimasukkan dalam sumur, lalu diangkat dengan timba, namun orang di ujung timba melepaskan pegangannya sehingga aku terjun bebas ke dalam sumur lagi," ucap Elise dengan napas terengah-engah. "Rasanya aku bisa mencium udara kebebasan tadi, dan sulur berduri tak terlihat yang mengikat kakiku di Fairchester House seakan sirna. Belinda, tak mungkin aku kembali ke rumah itu lagi!"
"Buka pintunya, dan ambil putriku! Maaf atas ketaknyamanan ini, Lord, tapi aku jamin akan kembali seperti semula," terdengar suara Lord Northstar yang sedang berbicara pada sang Duke.
"Bagus! Kamu mengerti sekarang. Kamu memang harus menaati orangtuamu, tapi kalau perbuatan mereka tak sesuai dengan moral, kau malah harus menentangnya."
Pintu kereta kuda terbuka. Seorang prajurit bertangan kekar mengambil Elise dengan mudah. Ia menyerahkan gadis yang masih lemas itu pada ayahnya. Dari sudut matanya, ia melihat Beatrice yang diam-diam diseret bahunya oleh seorang pria menuju kegelapan.
"Dan untukmu, Miss Belinda Holywell. Putri dari Mr. Lucas Holywell, suami dari mendiang putri kedua Viscount Fluety. Kau bagaikan tikus terpojok di wilayah kucing sekarang. Kau menyusup dalam rumah seorang earl, kau menculik putriku, dan tak hanya itu, kau bahkan berani menggagalkan pertunangan Sang Duke!"
Tamatlah sudah hidupnya! Sang Duke melihatnya dengan tatapan bengis nan tajam. Ia jelas-jelas tak menganggap interupsinya di teater adalah pelanggaran ringan. "Tangkap dia!" ucapnya dari sela-sela giginya.
Maka Belinda pun ditangkap. Tangan prajurit yang menangkapnya menekan bahunya kuat-kuat, rasanya sakit sekali.
"Heran bagaimana orang tuanya tak mengajari soal hukum. Negara kita adalah warga hukum. Belinda telah menyebabkan kerusuhan di kediamanku. Kita harus membawanya ke pengadilan sesegera mungkin."
Belinda dinaikkan ke atas kuda milik salah satu prajurit dengan kasar. Air matanya berlinang. Ia melihat ke arah Elise untuk terakhir kalinya, gadis itu pun menangis. Ia tahu, ia tahu, kalau usahanya saat ini hanyalah memperburuk keadaan. Dan untuk terakhir kali pula, ia meneriakkan sesuatu. "Lord Northstar yang terhormat, kuharap kau tahu betapa Elise sangat mengharapkan cinta dan kasih sayangmu. Ia melakukan semuanya yang kau suruh dengan harapan kau akan melihatnya sebagai putrimu. Namun, kau malah membalasnya dengan pukulan dan cambukan! Kau juga memaksanya untuk menikah dengan pria yang usianya begitu jauh dari Elise."
"Anak muda, tentu saja setiap orang tua berhak mendidik anak mereka dengan cara mereka masing-masing. Tapi tenang saja, yang pasti mereka inginkan adalah kebaikan mereka di masa depan. Dan apa yang kau katakan soal pernikahan? Bukankah sang Duke termasuk jajaran pria terkaya di Irelia dengan pendapatan lima ribu crissets pertahun? Ini adalah pernikahan yang menguntungkan. Sekarang kalau kau mau berhenti bersikap keras kepala dan berhenti membuat kerusuhan, serta menjalani pengadilan besok dengan patuh, aku jamin kau akan bisa menyelamatkan kepalamu dari guillotine. Kau masih muda, masih banyak yang harus dipelajari. Masuk diam-diam ke rumah pejabat adalah pelanggaran berat, kecuali kalau kau —"
"Tak usah panjang-panjang, bawa pergi saja gadis itu!"
Rasanya Belinda akan terkena serangan jantung kalau ada lagi kuda yang berusaha menggulingkannya ke tepi jalan. Kuda yang dinaiki Belinda berhenti mendadak. Dari balik kegelapan datanglah kereta kuda lain tanpa kap. Dua orang pria berseragam turun dari kereta begitu kuda sudah berhenti.
"Selamat malam, tuan-tuan semua," ucap salah satunya. "Aku Offices Jake. Dan malam ini, aku berada di hadapan kalian untuk menyampaiakan surat penahanan atas tindak kriminal yang dilakukan oleh Lord Northstar."
Kerumunan yang tadinya ramai pun hening. Hingga kerumunan tamu wanita yang datang (karena tak mau tertinggal gosip) pun serempak melihat ke arah Lord Northstar.
"Atas dasar apa kau menahannya?"
"Yang harusnya kau tahan adalah bocah ini! Dia berani membawa kabur calon tunangan Sang Duke!"
"Setidaknya dengarkan dulu perkataan Officer Jake. Diam semuanya!"
Belinda menahan napasnya. Ia tak menyangka kejadian malam ini bisa sampai seperti ini. Setelah suasana kembali tenang, kepala polisi itu membacakan suratnya.
"Lord Northstar, atau Earl of Lynchester, telah terbukti melakukan perbudakan dan bisnis ilegal. Tak hanya itu, terdapat dugaan bahwa ia juga melakukan penyiksaan, pembunuhan, dan melaparkan orang hingga meninggal dunia. Bisnis yang ia miliki berada di daerah Askew Coral, tepatnya 12 Friary Lane. Lord Northstar rupanya adalah dalang menghilangnya penjahit-penjahit wanita dari beberapa toko kain di Irelia beberapa tahun lalu. Mereka diperintah untuk terus menjahit dengan tangan dan kaki terantai pada dinding. Kalau berhenti, maka mereka akan disiksa. Yang mengejutkan, produk busana yang dijahit dalam bisnis ini adalah sesuatu yang sangat familiar dengan masyarakat Irelia di tahun lalu. Sarung tangan gotik berhiaskan gir kecil-kecil. Pada pesta dansa di kerajaan, Lady Gregory mengejutkan semua orang dengan bercak darah di sarung tangannya, bahkan ia sendiri pun pingsan. Beritanya pun meluas hingga seluruh surat kabar memberitakannya. Sejak saat itu, penyelidikan polisi tak pernah berhenti. Toko-toko penjual sarung tangan diselidiki, tapi pihak kepolisian tak pernah mendapatkan pabrik sumber sarung tangan itu. Kini semuanya telah jelas. Pabrik sarung tangan yang dimiliki oleh Lord Northstar adalah produsennya."
"Alibi yang ia lakukan sangat jenius. Ia memasukkan putrinya ke Palais Lyle, sekolah asrama dekat Askew Coral. Setiap dua minggu sekali, Miss Northstar akan mengirimkan paket berisi sarung tangan jadi ke Fairchester House. Kemudian dari Fairchester House akan dikirim menuju rumah kaki tangan atau toko-toko tujuan dengan jumlah banyak yang rumit. Tentunya tak akan ada yang curiga dengan paket dari Miss Northstar untuk ayahnya, apalagi setiap minggu Lord Northstar mengirimkan surat balasan, yang saat kami periksa di kamarnya di asrama, semuanya hanyalah kertas kosong. Maka dari itu, tibalah kami pada kesimpulan. Lord Northstar akan ditahan sampai pengadilan memutuskan hukuman apa yang akan dijatuhkan untuknya."
Semua orang terkejut. Semua orang tak menyangka bahwa Lord Northstar akan berbuat demikian. Seseorang berteriak, "Apakah ada buktinya?"
Officer Jake menyuruh temannya mengambil beberapa barang dari kereta kuda. Sarung tangan, rantai, mesin jahit, serta beberapa barang lain.
Kepalang senang, Belinda membuka mulut. "Dan darimana kau tahu semua itu, Officer."
Officer Jake mengambil satu buah kertas lagi dari dalam saku. "Kudapatkan saat menjenguk putriku di Palais Lyle. Salah satu surat kabar Miss Everhart Society Papers. Aku bisa katakan kalau gadis penulis ini yang membuatku menemukan kasus ini. Kata sarung tangan bersamaan dengan gir mengaktifkan kembali memori kami tentang kasus tak selesai itu," ucapnya. "Nah, kau Belinda Holywell?"
Belinda mengangguk.
"Kau telah berjasa, Nona. Tapi kuharap kau telah menyadari, bahwa ayahmu juga akan ditahan."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of 12 Friary Lane
Teen FictionBelinda Holywell curiga kalau ayah mengirimnya ke Palais Lyle karena tak mau melihatnya lagi. Selama berada di sekolah berasrama itu, ia tak mau berteman dan terus menyendiri. Suatu hari, ia melihat liontin flute mendiang ibunya dipakai oleh seekor...