32.perjalanan

1.4K 171 7
                                    

Tak terasa satu jam berlalu. Lisa yang tadi tidur kini terbangun. Mata hazelnya menatap wajah Bambam

"Bamiee~"

"Hm?"
Bambam mengerutkan alisnya bingung saat mendengar panggilan Lisa untuknya

"Tumben Lo kalem?"

Tukk

"Sakit njir" pekik Bambam saat Lisa menjitak sayang pipinya

"Bam kok pinggang gue rasanya sakit ya?" Tanya Lisa membuat Bambam yang tadinya menggerutu kesal langsung menatap khawatir Lisa

"Lo udah minum obat?" Tanyanya dijawab gelengan oleh Lisa

"Dimana obat Lo?"

"Di ransel"

"Yaudah gue mau ngambil obat Lo sebentar,Lo tunggu disini jangan kemana-mana"

"Hmm"

Lisa menyandarkan punggungnya,matanya terpejam menahan ringisan karna rasa nyeri yang mulai menjalar di area pinggang kirinya

"Hei Lisa~ya"

Lisa membuka kedua matanya dan terkejut saat melihat gadis bersurai hitam itu menyodorkan sebotol air padanya

"Ji-jisoonie" ucap Lisa tebata

"Kenapa belum minum obat?,bukankah Seulgi unnie selalu mengingatkan agar kau minum obat tepat waktu?"
Tanya Jisoo menatap Lisa yang sedari tadi hanya menunduk

Lisa tersentak kaget saat kakak sulungnya itu mengelus pipinya

"Apa kau jarang makan hingga pipimu jadi menirus seperti ini?"

Lisa hanya diam tanpa mau menjawab pertanyaan kakak sulungnya itu

"Kenapa hanya diam hmm?"

Lisa menepis kasar tangan Jisoo yang mengelus pipinya membuat Jisoo terkejut

"Kenapa kau menanyakan itu? Apa pedulimu jika aku jarang makan?! Jangan pedulikan aku seperti yang kau lakukan sebelumnya!" Sentak Lisa membuat kedua gadis yang tadinya sedang berbincang langsung menoleh dan menatap tajam dirinya

"Jangan pernah membentak unnieku sialan!" Bentak gadis berambut blonde membuat mereka menjadi pusat perhatian sekarang.

"JAGA UCAPANMU ROSÈ!"
Bambam menatap tajam Rosè kemudian pandangannya beralih pada Lisa yang sudah terisak dengan tubuh bergetar

"Hei tenanglah, jangan didengarkan omongan sampah mawar berduri itu" ucap Bambam membawa Lisa kedalam pelukannya

"Apa yang kalian lihat?!" Tanya Bambam dingin membuat semua yang menatap mereka langsung mengalihkan pandangan

"Shhtt jangan menangis nanti sesak,sekarang minum obatmu dulu eoh" ucap Bambam diangguki Lisa

Dengan cepat Bambam memberikan beberapa butir obat
Pada Lisa

"Apa ada yang sakit?,tubuhmu sangat dingin Lisa~ya" tanya Bambam menatap khawatir Lisa

"Tidak ada,hanya saja kepala ku sedikit pusing"

"Tidurlah nanti akan kubangunkan saat sudah sampai"

Bambam mengelus sayang Surai hitam Lisa. Tak berapa lama kemudian terdengar suara dengkuran halus

"Apa dia sering seperti ini?" Bambam menoleh kesamping,menatap Jisoo yang bertanya padanya

"Hmm, jika dia terlambat meminum obatnya"
Jisoo menatap sendu Lisa

"Bolehkah aku menggantikan posisimu?"
Bambam menatap dalam Jisoo kemudian mengangguk ragu

Dengan senyum yang merekah Jisoo langsung menempati posisi Bambam dan menyenderkan Lisa pada pundaknya

"Tubuhnya terasa ringan" lirih Jisoo

"Kau tau noona?, Dia selalu mengabaikan jam makan dan lebih memilih berkencan dengan kasur empuknya"
Jisoo menatap Bambam membuat sang empu menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"A-ah maaf karna memanggilm-"

"Aniyo, panggil aku noona agar kita bisa lebih akrab" ucap Jisoo dengan senyum yang terpatri di bibirnya

"Sudah berapa lama kalian berteman?"

"Sudah sangat lama. Sedari kecil kami sudah berteman"

"Bagaimana kalian bisa bertemu?" Tanya Jisoo ingin tau

"Emm sebenarnya aku sedikit malu menceritakan nya, tapi... Karna kau kakak Lisa,aku akan menceritakannya"ucap Bambam

"kami bertemu di taman bermain. Saat itu aku menangis karna emm... Itu, karna aku buang air di celana" Bambam menatap malu Jisoo yang terlihat sekali sedang menahan tawanya.

Flashback

Terlihat seorang anak laki-laki yang duduk memeluk lututnya dibawah pohon rindang dengan isakan kecil.

"Hey,kenapa menangis?"

Anak laki-laki itu mendongakkan kepala ketika suara lembut seorang gadis menyapa Indra pendengarannya.

"Siapa kau?" Tanya anak itu
"Eoh,kau menjawab pertanyaan dengan pertanyaan" ucap gadis berponi itu

"Kenapa kau menangis?"
Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya

"Tunggu, kenapa.... disini bau?"
Gadis berponi itu menutup hidungnya,netranya mengamati anak laki-laki itu

"Kau.... buang air dicelana?"
Anak laki-laki itu menundukkan kepalanya

"Hey, kenapa kau menunduk? Jawab pertanyaanku"

"Eh, sebelumnya perkenalkan, aku Lalice"

"A-aku Bambam" lirihnya

"Kenapa kau berdiam disini bukannya pulang?"

"Aku kesini bersama ibuku. Saat aku bermain tiba-tiba aku ingin buang air, aku mencari ibu tapi tidak ada.
Karna sudah tidak tahan hiks a-aku buang air dicelana"
Jelasnya dengan isakan di akhir kalimat

"Eoh, kenapa kau tidak meminta tolong orang lain agar mengantarmu ke kamar mandi?"

"A-aku tidak berani"

Gadis berponi itu menahan senyum mendengarnya

"Ayo ikut aku" ucapnya sembari menarik tangan Bambam

"K-kau ingin membawaku kemana?" Tanya nya panik

"Ke tempat tinggalku,aku akan meminjami mu celana supaya kau tidak bau lagi" jawabnya dengan cengiran

"Apa boleh?"

"Tentu saja dan sepertinya ukuran kita sama jadi kau bisa meminjam celana ku dulu"

"Baiklah".

Flashback end.










SUARA HATI LISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang