Kakinya terus melangkah menelusuri koridor rumah sakit yang terlihat sepi itu. Langkahnya terhenti tepat di depan pintu ruangan bertuliskan VVIP.
Sedikit ragu namun dengan pasti tangannya memutar knop pintu itu.
Semua atensi teralih saat mendengar suara pintu terbuka. Gadis berponi itu menelan ludah kala semua orang yang berada disana menatap tajam dirinya.
"Apa yang kau lakukan disini?"
Lisa hanya diam membeku kala suara dingin itu terdengar. Suara halus nan lembut yang selalu ia dengar dulu kini tak ada lagi. Lisa menundukkan kepalanya menahan kuat air mata yang menerobos ingin keluar
Anjir cengeng banget Lo Lis!,nih air mata ngapain sih ndesak banget pen keluar?!,teriaknya dalam hati
"Mm anu itu Li-lisa mau jenguk Eunha"
Lisa masih setia menundukkan kepalanya,tangannya memilin ujung baju yang ia kenakan"Baru inget Eunha Lo?,kemana aja Lo selama seminggu ini?!"
Terkejut?, Tentu saja, baru kali ini Lisa mendengar kakak kucingnya alias Jennie menggunakan kata Lo-gue.
"Jen!" Jisoo menatap tajam Jennie sedangkan sang empu merotasikan bola matanya malas
"Ikut aku"
Lisa sedikit meringis kala Rosè menarik kasar tangannya keluar dari ruang rawat itu"Apa kau masih belum puas menyakiti Eunha?!"
Lisa menundukkan kepalanya melihat tatapan tajam menusuk dari Rosè sedangkan Rosè menggeram marah karna pertanyaannya tak dijawabPlakk
Lisa tersentak kaget. Dengan tangan yang bergetar, Lisa menyentuh pipi kanannya
Dia tidak merasakan sakit karna saat ini hatinya lebih sakit. Kakak yang dulu berjanji akan menjaganya kini menyakitinya.
Tes
Air mata itu jatuh membasahi pipi mulusnya
Sial kenapa gue nangis sih?!,batin Lisa
Menghela nafas sejenak,Lisa memberanikan diri menatap Rosè yang terdiam dengan pandangan yang tertuju pada pipinya.
"Maaf jika aku mengangganggu kalian,aku hanya ingin menjenguk Eunha tidak ada niat sedikitpun untuk menyakitinya,sekali lagi maafkan aku"
Lisa membungkuk kan badannya sebentar kemudian berlalu pergi meninggalkan Rosè.
Sshhh
Ringisan itu keluar kala nyeri mulai menjalari pipinya
"Hufft perasaan tadi nggak sakit deh"
"Anjir nih punggung sakit banget. Eh..."
Lisa tersentak kaget saat tetesan darah jatuh mengenai tangannya.Lisa semakin kaget sesaat setelah menyadari bahwa ia mimisan.
"Gue pernah baca buku kalo orang tiba-tiba ngerasa sakit pasti itu lagi dijailin setan"
"J-jangan-jangan setannya lagi mainin hidung gue"
Matanya menatap sekeliling dengan panik,suasana taman sangat sepi,gimana ga sepi orang hampir tengah malam juga.Lisa menyipitkan matanya saat melihat ada sesosok yang berjalan kearahnya.
Beberapa saat kemudian matanya membulat"p-pocongg AAAAAAAA"
Lisa lari terbirit birit meninggalkan taman sepi itu dan mendapat tatapan heran dari seseorang
"Lah kenapa neng nya lari?,baru aja mau di kasih nasi kotak" ibu-ibu berbusana putih itu menggelengkan kepalanya heran,tak ambil pusing si ibu itu langsung duduk di tempat Lisa tadi dan memakan nasi kotak yang niatnya hendak diberikan pada Lisa
"Daripada mubazir mending tak makan aja" ucapnya.
"Huft bener kata suara hati gue pasti tu setan yang udah jailin gue dan buat gue mimisan"
Saat ini Lisa sudah berada di kamarnya. Menetralkan nafas yang memburu. Setelah merasa lebih tenang, Lisa melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.
"Nih darah kok banyak banget sih keluarnya?!,padahal kan setannya udah gue tinggal tadi"
GerutunyaHahh
Lisa menghela nafasnya. Kepalanya pusing memikirkan Eunha dan keluarganya. Sampai saat ini hanya Jiyong dan para bestodnya saja yang mempercayainya tidak dengan keluarganya yang lain. Pikirannya melayang pada saat dimana Rosè menamparnya tadi
"Lama-lama gue jadi takut kalo ketemu Rosè eonni".
.
.
.
Hari dengan cepat berlalu. Tak terasa sudah satu bulan ini Lisa menjalankan aktivitas dengan satu ginjal yang berada ditubuhnya. Hari-harinya terasa berat karena dia menjadi mudah lelah dan jangan lupakan sikap dingin dari sang keluarga membuatnya merasa frustasi.
Tok tok tok
"Non Lisa sarapannya sudah siap,non disuruh ke bawah sama tuan"
Lisa yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya lantas berjalan menuju pintu dan membukanya
"Iya bi makasih udah ngasih tau Lisa"
"Sama-sama non"Dengan langkah riangnya Lisa berjalan menuruni tangga dan menuju ruang makan. Seutas senyum muncul kala melihat keluarganya tengah bersenda gurau tanpa mengajak dirinya
"Pagi semuaaa"
Hening.
Suara tawa itu terhenti kala mereka melihat kehadiran dirinya.
"Duduklah nak" titah Jiyong dengan senyumnya. Lisa hendak duduk namun gerakannya terhenti saat suara kakak ketiganya terdengar
"Aku selesai"
Jiyong menatap bingung anaknya
"Tapi makananmu masih banyak Rosè""Eonni duduklah aku sudah sarapan dikamar tadi,aku akan langsung berangkat"
Lisa mengurungkan niatnya untuk sarapan dan menghampiri Jiyong kemudian mencium pipi ayahnya itu.
"Aku berangkat"
Lisa membungkuk sebentar dan berlalu pergi"Ngapain dulu mereka nyari gue kalo pada akhirnya mereka benci sama gue".
KAMU SEDANG MEMBACA
SUARA HATI LISA
FanfictionCoba banyangin kalo lo hidup di tengah-tengah keluarga yang posessive nya minta ampun. "Siapa yang bolehin kamu naik motor?!"Jisoo " lah nanti Lisa berangkat sekolahnya naik apa dong kalo nggak naik motor?"Lisa "siapa yang bolehin kamu sekolah?!" Je...