Sepanjang perjalanan menuju ke toko cat, Arka berhasil membuat Nala terus tersenyum karena laki-laki itu banyak bicara. Mulai dari menceritakan tentang keluarga, himpunan, hingga kucing di fakultas teknik.
Setelah banyak bicara dengan Arka, Nala menyimpulkan kalau Arka adalah seorang yang suka bercerita. Ia hanya butuh didengarkan. Baru satu jam ia mendengar Arka banyak bicara, ia sudah bisa menyimpulkan kalau Pangeran Dua Ratus Rupiahnya jauh lebih cerewet dari Gara. Namun, Nala senang mendengar tawa laki-laki yang kini tengah memboncengnya. Semakin lama percakapan mereka semakin random.
"Apa karakter Pokemon favorit lo?" Arka bertanya setelah cerita panjang.
Tanpa perlu berpikir Nala langsung menjawab, "Snorlax. Kalo lo?"
Arka tertawa kecil. "Snorlax juga."
"Wah, ternyata kita punya kesukaan yang sama. Kenapa bisa suka Snorlax? Padahal Snorlax, tuh, jarang banget difavoritin sama orang-orang."
"Lucu aja." Arka menjawab sambil tersenyum.
"Ih, enggak ada jawaban yang lebih kreatif apa?" Nala langsung menyerukan protes.
"Ada, sih, tapi nanti lo kaget kalau gue cerita."
Jawaban Arka malah membuat Nala semakin penasaran. Kini kepalanya tengah dipenuhi oleh berbagai macam kemungkinan yang akan disampaikan oleh laki-laki pujaan hatinya itu. “Kenapa?”
"Lo dulu, deh. Kenapa lo suka sama Snorlax?" Arka bertanya ketika mereka tiba di tempat cat.
Nala menjawab dengan antusias. "Karena gue suka makan. Kata Papa Snorlax itu mirip banget sama gue karena doyan makan. Gara juga bilang gue mirip sama Snorlax karena gue bisa makan lebih banyak dari orang-orang.
Arka tersenyum hingga matanya membentuk garis lurus. “Lucu banget, sih.”
Entah mendapat keberanian dari mana, Nala langsung menjawab, “Baru sadar? Kemarin-kemarin kemana aja?”
Laki-laki berjaket hitam itu tertawa kecil. “Ngobrolnya lanjut nanti, kita cari cat dulu. Oke?”
Nala mengangguk dan mengikuti Arka yang masuk ke dalam toko.
Setelah mendapat semua kebutuhan untuk mengecat lapangan, Arka dan Nala tidak langsung kembali ke posko. Keduanya malah mampir untuk membeli es krim.
Arka membantu Nala membuka bungkus es krimnya dan menyodorkan es krim yang sudah siap makan pada gadis berponi itu.
Nala menerima es krim tersebut seperti anak kecil yang baru saja mendapat hadiah. “Terima kasih. Kok, lo tahu gue suka es krim cokelat?”
“Tahu aja. Gue udah tahu dari zaman kita SMP.” Arka mengamati perubahan ekspresi Nala, tetapi gadis itu hanya diam.
Nala yang tidak langsung menyadari kata-kata Arka, malah sibuk mengunyah es krim. Ia baru sadar setelah 10 detik kemudian. “Hah, gimana?”
Arka duduk di samping Nala yang masih melongo. “Lima tahun lalu, di bangku Taman Estetika.”
KAMU SEDANG MEMBACA
SNORLAX ✓
RomanceQueenala selalu percaya kalau satu-satunya anggota keluarga yang bisa ia pilih adalah pasangannya. Nala masih berusia 18 tahun ketika memutuskan menyudahi pencariannya. Ia memilih satu laki-laki yang ia percaya bisa jadi jodohnya kelak. Laki-laki i...