14. Latihan Pacaran

44 9 0
                                    

Gadis berambut pendek yang kini sudah berdiri di depan indekos itu memutar batang permennya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis berambut pendek yang kini sudah berdiri di depan indekos itu memutar batang permennya malas. Ia menghela napas, kemudian duduk di atas kopernya yang sudah siap diangkut. Nala menyentuh layar ponselnya dan berusaha menenangkan diri dengan melihat Instagram Meong Penguasa Teknik, tetapi tidak banyak foto baru di sana. Nala sempat berpikir, mungkin pengelola akun itu tengah dilanda kesibukan sehingga tidak bisa update foto dan video para majikan sebanyak biasanya.

Setelah permennya lenyap dan hanya menyisakan batang plastik yang kini sibuk digigiti hingga mengkerut, akhirnya Nala membuat satu panggilan telepon. Kakinya mengetuk lantai dengan tempo teratur dan mengikuti bunyi dering dari ponselnya. Gadis berbaju biru itu sudah siap melontarkan makian, tetapi sebuah mobil yang ada di depan indekosnya membuat Nala mengangkat satu alisnya.

"Hai, Kuin. Nggak usah terpesona gitu, dong. Gue tahu, gue ganteng." Gara turun dari kursi penumpang dan segera menyingkirkan Nala dari atas koper.

"Idih, gue nggak terpesona. Cuma heran aja, nyolong mobil di mana lo?" Nala mengekori Gara yang kini membuka bagasi dan memasukkan koper Nala ke mobil tersebut.

Gara menutup bagasi, kemudian berdecak. "Mulut lo emang, ya. Gue nggak nyolong. Ini mobilnya Sion."

Nala mengerutkan dahi, tetapi ia segera sadar dan berlari ke pintu depan. Gadis itu membuka pintu dan mendapati seorang laki-laki dengan rambut gondrong terikat tengah tersenyum ke arahnya. "Hai, Nala."

"Hai." Nala melambaikan tangannya. "Aduh, udah ganteng, kaya juga."

Gara berjalan buru-buru untuk mengamankan kursinya. Ia menarik Nala mundur dan segera menempati kursi penumpang yang ada di sebelah kursi supir. Cara Gara menarik Nala sungguh tidak estetik, laki-laki bertindik itu menarik kerah baju bagian belakang Nala dan menyeret gadis itu mundur hingga ada jalan yang cukup dilewati untuk masuk ke mobil.

Setelah berhasil mengamankan kursinya, Gara menurunkan kaca dan tersenyum mengejek. "Mau masuk nggak, lo?"

Nala mengepalkan tangan dan sudah siap melayangkan pukulan ke kepala Gara, tetapi seperti biasa, Gara bertindak lebih cepat. Laki-laki itu segera menutup jendela dan menjulurkan lidah setelah suara omelan Nala tidak lagi terdengar.

Sion membuka jendela belakang dan meminta Nala segera masuk ke mobil. Gadis itu masuk dengan wajah cemberut.

"Lo berdua emang harus berantem tiap hari, ya?" Sion bertanya setelah berhasil keluar dari area indekos Nala.

"Harus, sih, kayaknya." Gara tertawa kecil.

"Kayaknya udah jadi hobi. Emang aneh Kampret satu ini."

Gara menoleh dan tersenyum. "Aneh, tapi sayang, kan?"

Gadis yang sedang sibuk membuka permen, langsung melemparkan bungkus plastik ke wajah Gara. "Amit-amit."

"Awas jadi amin." Gara masih tidak mau menyerah.

SNORLAX ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang