Queenala selalu percaya kalau satu-satunya anggota keluarga yang bisa ia pilih adalah pasangannya. Nala masih berusia 18 tahun ketika memutuskan menyudahi pencariannya. Ia memilih satu laki-laki yang ia percaya bisa jadi jodohnya kelak.
Laki-laki i...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Nala duduk sendirian di pinggir panggung. Ia berusaha tetap tenang meski harus memandu acara pembagian hadiah sekaligus perpisahan dengan mahasiswa KKN, seorang diri. Kini gadis berponi itu mengenakan kaos putih serta almamater kebanggaannya. Akhirnya, Nala naik ke panggung setelah Hawu memberi kode.
Nala berdiri di tengah panggung dan menatap kerumunan yang ada di depannya. Panggung itu begitu megah dengan banyak lampu sorot yang mengarah padanya. Ia menarik napas dalam untuk menenangkan diri. Tangannya sudah gemetar, tetapi keberaniannya muncul setelah meliat Gara, Hawu dan Sion menyemangatinya dari samping panggung.
Senyum Nala langsung mengembang. Ia membuka acara tersebut dengan semangat. “Selamat malam dan selamat datang di acara Pembagian Hadiah serta Perpisahan dengan Mahasiswa KKN Universitas Jatayu. Perkenalkan saya Queenala yang akan memandu acara malam ini.”
Kalimat Nala disambut tepuk tangan meriah, kemudian acara dilanjutkan dengan pembukaan dan sambutan dari kepala desa serta tamu kehormatan. Salah satu tamu kehormatan yang hadir adalah Pak Ketut. Ketika Pak Ketut menyampaikan kata sambutan, Hawu mendekati Nala untuk memberi tahu kalau akan ada penampilan spesial dari salah satu anak KKN.
“Baiklah, acara selanjutnya adalah penampilan spesial dari teman kita, peserta KKN. Kepada penampil spesial, dipersilahkan untuk naik ke atas panggung.” Nala mengatakan kalimatnya dengan penuh percaya diri, tetapi ia hampir terjungkal ketika melihat kalau sahabatnya yang naik ke atas panggung.
Gara mengenakan kemeja hitam yang digulung hingga siku. Ia juga membawa sebuah gitar. Dengan penuh percaya diri, laki-laki berambut cepak itu duduk di kursi yang telah disediakan panitia dan mengatur posisi mikrofonnya.
Nala menjauhkan mikrofonnya dan berbisik pada Gara yang masih sibuk dengan gitar dan mikrofonnya. “Lo ngapain di sini?”
Bukannya menjawab, Gara hanya tersenyum.
"Jangan malu-maluin, deh. Udah cukup kemaren malu-maluin karena kalah sepak bola, terus sekarang malah maunya nyanyi segala." Nala mulai ceramah, tetapi ceramahnya langsung berhenti ketika Gara mulai memetik gitar.
Nala tahu kalau Gara bisa bermain gitar, tetapi ia tidak tahu kalau permainan sahabatnya sebagus itu. Nala beberapa kali mendengar Gara bermain gutar untuk anak-anak di tongkrongan dan menurut Nala, permainannya biasa saja. Petikan gitar Gara mampu membuat penonton terhanyut bahkan sebelum ia mulai bernyanyi.
Nala bisa menangkap sorot mata yang tidak biasa dari sahabatnya. Dugaannya semakin kuat ketika laki-laki itu mulai bernyanyi. Nala tidak tahu kalau Gara bisa bernyanyi sebagus itu. Atau memang ia benar-benar menghayati lagu itu secara pribadi? Gadis berponi itu buru-buru menggeleng. Gara tidak menceritakan apa pun padanya, artinya laki-laki itu baik-baik saja.
Gara menyanyikan lagu Missing You dari 2NE1 dengan versi bahasa inggris. Suara serak sahabatnya mampu membuat Nala yang tadinya ceria, menjadi ikut sakit hati. Belum lagi, beberapa kali Gara melihat Nala dengan tatapan yang begitu menyakitkan. Ia tidak menduga kalau Gara ternyata menyukai lagu itu, bahkan sampai menghapal versi inggrisnya. Dulu, ketika Nala memasang lagu itu, Gara akan mengeluh. Lagu itu adalah lagu wajib untuk Nala ketika ia patah hati.