Chapter seven

440 40 1
                                    

Pagi hari Chara pergi ke gereja di pusat kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi hari Chara pergi ke gereja di pusat kota. Ia mengajak Nichele untuk beribadah bersama tapi ditolak dengan alasan masih mengantuk. Chara pun berangkat sendiri berjalan kaki karena jaraknya tidak terlalu jauh. Ia tidak bisa memaksa jika Nichele sudah menolak, kasihan melihat roommate-nya yang nampak kelelahan.

Dirinya banyak sekali berdo'a pada saat beribadah meminta pengampunan pada Tuhan atas segala dosa yang sudah ia perbuat juga berdo'a untuk keselamatannya. Tidak lupa ia menyebutkan keluarganya dalam do'anya supaya diberikan kesehatan dan kebahagiaan oleh Tuhan yang maha baik.

Dan sebelum pulang ia singgah di warung makan membeli sarapan untuknya dan Nichele. Sampainya di asrama roommate-nya itu sudah bangun dan ia mengajaknya sarapan bersama.

Selesai sarapan Chara mengerjakan tugas kuliahnya. Selesai mengerjakan tugas ia membaca buku tebal miliknya dengan fokus, meresapi kata-perkata yang ia baca supaya menempel di memorinya. Walaupun materinya belum diajarkan ia akan mencoba belajar sendiri, minimal ia sudah tahu sedikit tentang materinya, tujuannya agar lebih mudah paham ketika nantinya sang dosen menjelaskan lebih lanjut mengenai materi tersebut.

Nichele yang sedang gabut hanya membolak-balikkan tubuhnya di atas tempat tidur, ia sangat bosan dan tidak tahu harus melakukan apa. Melihat Chara membaca buku yang sangat tebal membuatnya pusing, padahal bukan dirinya yang membaca.

Tok.

Tok.

Nichele langsung menoleh kearah pintu, kemudian berjalan untuk membuka pintu kamarnya. Ternyata itu kakaknya, Rachal.

Sosok anak manis yang duduk anteng masih fokus pada bacaannya, ia sama sekali tidak terganggu.

"Fokus banget, Cha," celetuk Rachal melihat Chara sedang membaca.

Chara seketika mengalihkan pandangannya saat mendengar suara Rachal. "Ah iya, Kak. Aku lagi baca-baca aja." 

"Kak Janne mana, Kak?" tanya Nichele basa-basi.

"Nah inilah alasan kenapa Kakak kesini. Jadi Kakak mau ajak kalian main ke apartemennya Avi, kak Janne tadi udah dijemput sama bang Luc. Jadi kalian berdua berangkatnya sama Kakak," ucap Rachal menjelaskan maksud kedatangannya kesini.

Untuk sekedar informasi saja, Rachal memang memang menyebut Gavril dengan nama Avi. Ia mau beda dari yang lain, agar lebih spesial saja karena Gavril adalah kekasihnya.

"Kok gak ada yang ngasih tau aku, Kak?" tanya Nichele heran.

Rachal memutar bola matanya malas. "Gak buka grup pasti."

"Oh dikasih tau digrup ya, kak?" Nichele bertanya dengan cengiran khasnya. Memang kebiasaannya yang jarang sekali melihat pesan-pesan yang terkirim di grup.

Rachal hanya beri anggukan kepala. "Yuklah kita kesana," ajaknya.

"Eh aku gak ikut ya Kak mau disini aja belajar," tolak Chara halus.

Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang