Chapter seventeen

342 24 2
                                    

Sudah seminggu berlalu berita tentang Flynn masih saja menjadi pembicaraan para mahasiswa, seolah mereka tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sudah seminggu berlalu berita tentang Flynn masih saja menjadi pembicaraan para mahasiswa, seolah mereka tidak menyangka dengan apa yang sudah terjadi. Flynn memang luar biasa -- luar biasanya gilanya.

Chara sudah mendengar gosipnya, ia tidak sengaja menangkap percakapan para mahasiswa yang membicarakan hal ketika ia berjalan melewati mereka. Ia tidak lagi bertanya kebenarannya pada Nichele karena dari gosip saja sudah cukup, jika tidak benar mana mungkin mereka akan bergosip, itu sama sekali seperti menyebarkan berita hoax. Lagipula ia tidak mau terlalu kepo, tidak ingin mencari tahu cerita lengkapnya seperti apa.

Jujur saja juga tidak menyangka jika ternyata Flynn lah orang yang sampai hati memberikan obat haram itu sehingga berimbas padanya yang punya niat baik untuk membantu Marva malam itu. Kalau memang Flynn mencintai Marva, harusnya mengatakannya dengan cara baik-baik, dan melakukan pendekatan dengan cara yang sehat, tidak dengan cara kotor seperti itu.

Mencintai seseorang itu tidak di larang, bebas bagi seseorang untuk mencintai siapa saja dan menunjukkan rasa cintanya itu. Namun harus dengan cara yang benar, tidak melanggar hukum apalagi melanggar ketentuan Tuhan.

Jauh didalam lubuk hatinya ada rasa sakit hati saat mendengar bagaimana kebenaran mengenai hal ini. Gara-gara tindakan Flynn yang menjebak Marva ia jadi kehilangan sesuatu hal berharga miliknya yang sangat ia jaga. Akan tetapi ia sama sekali tidak membenci Flynn, ia tidak punya hak untuk menaruh rasa bencinya meskipun ia sakit hati.

Sudah menjadi takdirnya di hadapkan dengan kejadian sepahit itu. Jelas apa yang sudah terjadi diluar kehendaknya, diluar kehendak Marva, dan diluar kehendak Flynn sendiri. Flynn menghendaki Marva berakhir dengannya malam itu, bukan dengan Chara. Tapi Tuhan tidak menghendaki, yang terjadi malah sebaliknya.

Hatinya memang berat untuk menerima, ia ingin sekali menyalahkan Flynn. Namun Chara tahan egonya, terus mengusap dadanya agar tenang sambil berucap. "Ikhlas, Cha. Kamu harus ikhlas. Gak boleh jadi jahat, yang nantinya ngerugiin diri kamu sendiri."

Seperti hari-hari biasanya ia datang ke kampus selalu memakai masker, topi, dan juga pakaian yang tertutup supaya tidak di kenali. Walaupun sebenarnya itu tidak membantu sama sekali, semua mahasiswa fakultasnya sudah mengenalinya berkat Flynn yang mencari gara-gara dengannya dan ia semakin terkenal saat senior itu melabraknya di didepan kelas.

Selesai mengikuti semua jadwalnya di kampus, ia akan langsung bergegas pulang ke asrama, bahkan waktu break pun ia tetap berdiam diri di kelas ataupun pergi ke perpustakaan untuk mengamankan diri. Persediaan minum dan cemilan selalu ada di dalam tasnya agar ia tidak merasa lapar.

Ia hanya ingin menghindar dari yang seharusnya ia hindari, ia lakukan demi kelancaran hidupnya dari hari ke hari. Ia tidak mau langkahnya kembali terhambat.

Sejak kepulangannya dari rumah sakit ia tidak lagi melihat teman-teman dari roommate-nya. Ia juga memilih berlaku seperti orang asing jika bertemu dengan Nichele di kampus, terkadang ia juga berlari takut tiba-tiba Nichele menyeretnya ke kantin bergabung dengan yang lain.

Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang