Chapter fifteen

366 29 1
                                    

Pagi ini Nichele bangun dengan tubuh yang terasa lemas, ia tidak memiliki semangat sama sekali menjalani harinya hari ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pagi ini Nichele bangun dengan tubuh yang terasa lemas, ia tidak memiliki semangat sama sekali menjalani harinya hari ini. Begitupun dengan Rachal, namun ia berusaha terlihat baik-baik saja supaya bisa menguatkan adiknya yang nampak sedih.

Keduanya sama-sama bersiap-siap akan ke kampus setelah menyantap sarapan pagi, sarapan pagi ini Janne yang memasaknya bersama Savva, lalu memanggil sepasang kakak beradik itu untuk makan bersama.

Selesai sarapan dan mencuci piring kotor, mereka berempat keluar dari asrama menuju gedung fakultas, jaraknya memang lumayan jauh. Maka dari itu mereka berangkat lebih awal agar tidak mepet waktu. Berjalan kaki beriringan tanpa ada pembicaraan.

Sampai langkah mereka terhenti mendengar suara dering ponsel yang lumayan berisik, ponsel yang berdering itu adalah milik Nichele.

Lantas si pemilik mengambil ponselnya yang ia simpan di dalam saku hoodie miliknya.

"Tante Tenny," gumamnya melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

Gumamannya itu dapat didengar oleh ketiga orang yang bersamanya. "Angkat cepet Dek, kamu loudspeaker biar kita bisa denger," titah Rachal dengan nada buru-buru. Sepertinya tante Tenny ingin mengabarkan kondisi Chara, mereka sudah meminta beliau untuk mengabarkan perkembangan kondisi Chara pada mereka.

Nichele mengangguk sekilas, jarinya langsung menggesek ikon hijau.

"Halo Tan.." sapanya dengan sopan.

"Halo Nak." Terdengar suara diseberang sana membalas sapaan Nichele dengan nada lembut. Namun nada suaranya terdengar serak seperti orang sehabis menangis.

"Tan, gimana kondisi Chara? Dia udah baikan?" tanya Nichele dengan nada hati-hati, ia berharap mendapat kabar bagus dari ibunya Chara, meski perasaannya dilingkupi rasa was-was.

Rachal, Janne dan Savva tentunya menginginkan hal yang sama seperti Nichele, mereka ingin mendengar jawaban ibunya Chara mengatakan jika Chara sudah mendingan, kondisinya sudah stabil.

Akan tetapi itu hanya menjadi angan-angan saja, jawaban dari ibunya Chara malah sebaliknya.

"Chara ngedrop, demamnya makin tinggi. Sekarang Tante di rumah sakit, baru aja Chara selesai di periksa sama dokter. Anak Tante harus di rawat dulu di sini, Nak." Nada suara di seberang sana saat menjelaskan terdengar semakin bergetar seperti orang menahan isak tangis.

Keempat anak manis itu menutup mulutnya, mereka sangat terkejut mendapat kabar buruk dari ibu Chara mengenai kondisi Chara yang drop sampai harus dirawat di rumah sakit.

Tes.

Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata Nichele, ia menggigit kuat bibirnya menahan dirinya untuk tidak menangis.

"Tan, makasih udah ngabarin kita, Tante yang kuat ya, Chara pasti sembuh, kita semua di sini berdoa buat kesembuhan Chara." Rachal berubah terimakasih atas kabar yang diberikan oleh ibunya Chara pada mereka tentang bagaimana kondisi Chara yang sebenarnya, ia juga memberikan kata-kata penyemangat untuk ibunya Chara agar jangan bersedih, meski saat ini anak manis itu sudah menjatuhkan air matanya.

Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang