Rasanya sangat bosan hanya duduk di kelas, mau ke kantin juga Chara malas. Sekarang ini mata kuliahnya sedang kosong, dosen yang mengajar berhalangan hadir, dan beliau tidak memberikan tugas apapun. Katanya minggu depan beliau masuk dan akan memaksimalkan dalam dua jam untuk menjelaskan materi yang tertinggal hari ini juga memberi materi yang seharusnya diberikan di minggu depan.Nichele sudah sedari tadi ke kantin, anak itu belum sarapan pagi karena terlambat bangun. Pas sekali jam kedua kosong jadi bisa digunakan untuk mengisi perut sebelum lanjut mengikuti kelas berikutnya.
Chara sudah diajak, namun tidak mau. Roommate-nya itu lebih memilih duduk di kelas sendiri dengan bermain ponsel yang ditemani oleh sebotol yakult.
Helaan nafas berat keluar dari belah bibir mungil Chara, ia sungguh bosan hanya bermain ponsel sendirian di kelas, yakult miliknya pun sudah habis.
Dengan penuh pertimbangan didalam otaknya, ia akhirnya memutuskan untuk keluar kelas, dibuangnya botol kecil kosong di tangannya kedalam tong sampah. Kakinya melangkah menuju perpustakaan yang ada di lantai dua.
Saat pintu dibuka ia langsung disambut oleh seorang penjaga perpustakaan yang sibuk dengan komputer didepannya. Penjaga itu langsung menyadari kehadirannya.
Lengkungan bibir tercetak diwajahnya, ia melangkah masuk. Terjadi sedikit obrolan diantara mereka sambil Chara mengisi buku besar yang tergelak di atas meja. Ia sudah tiga kali masuk ke perpustakaan selama berkuliah di sini dan sudah mengenal siapa penjaga perpustakaannya.
Chara menyusuri rak-rak tinggi berisi banyak sekali buku-buku, matanya tidak lepas menatap satu persatu buku-buku yang berjejer rapi didepannya. Bingung mau membaca buku yang mana, cukup lama ia berputar-putar mencari buku yang menarik perhatiannya.
Tatapannya jatuh pada sebuah buku berukuran kecil dengan sampul berwarna biru langit, buku tersebut adalah buku motivasi. Tanpa pikir panjang tangannya meraih buku itu dan meneliti cover-nya.
Heum.. Sepertinya menarik, pikirnya.
Chara tersenyum sumringah menatap buku di tangannya, ia berjalan kearah meja di pojok ruangan dan mendudukkan dirinya di sana. Buku yang ia pegang dibuka dan mulai melihat daftar isinya.
Tanpa ia sadari jika selang satu kursi dari kursi yang ia duduki ada yang mengisi, orang itu sibuk dengan laptopnya, di samping laptop ada sebuah berkas yang entah apa isi didalamnya. Saat mendengar suara kursi bergesekan dengan lantai tanda ada yang menariknya, fokus orang itu langsung pecah, kepalanya menoleh ke samping melihat siapa yang duduk.
Dari tatapannya terlihat bahwa ia kaget, tapi dalam sepersekian detik ekspresinya kembali normal. Pandangannya tidak berpaling dari objek yang ia pandang. Melihat side profile makhluk disampingnya yang sangat cantik. Dahinya tertutup poni, bulu matanya lentik, hidungnya mancung, bibirnya bervolume, dan dagu yang kecil. Semuanya indah meski dilihat dari satu sisi saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Destiny
Romance"Takdir memang tidak bisa ditebak oleh manusia, hanya Tuhan lah yang tahu." Seorang remaja imut yang baru pindah dari luar negeri yang niatnya ingin berkuliah dengan tenang di kampus barunya dan ingin meraih cita-cita nya menjadi sarjana untuk memb...