Chapter Twenty one

656 36 7
                                    

Cuaca hari sedikit mendung, cahaya matahari ditutupi dengan kabut awan yang tebal, Chara memprediksi jika hari ini tidak akan turun hujan hanya cuaca yang terlihat mendung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Cuaca hari sedikit mendung, cahaya matahari ditutupi dengan kabut awan yang tebal, Chara memprediksi jika hari ini tidak akan turun hujan hanya cuaca yang terlihat mendung. Ya semoga saja perkiraannya tidak meleset.

Karena itulah ia memberanikan diri pergi keluar sendirian untuk membeli jajan tanpa ada seorangpun yang menemani. Nichele sudah tertidur sejak mereka kembali ke asrama setelah selesai mengikuti kelas siang, roommate-nya itu sudah mengantuk sejak kelas di mulai. Makanya saat kelas usai Nichele dengan buru-buru menarik tangannya mengajak kembali ke asrama, sampai di kamar asrama anak itu langsung merebahkan tubuhnya di tempat tidur tanpa berganti pakaian terlebih dahulu sangking mengantuknya.

Saat hendak pergi Chara hanya menuliskan note yang di tempel pada mading kecil milik mereka berdua agar Nichele bisa melihatnya, tidak bingung mencarinya yang tidak ada di kamar. Selain itu ia juga sudah mengirim pesan melalui aplikasi hijau untuk jaga-jaga jika ternyata Nichele tidak melihat mading, biasanya juga anak itu akan melihat ponsel dulu saat bangun.

Chara sangat ingin makan bakso bakar yang biasanya mangkal di dekat swalayan tempatnya sering membeli jajan, makanya ia nekat pergi sendiri. Sekalian juga ia ingin membeli beberapa snack dan mie pedas sebagai stock di asrama. Di swalayan itu harga mie pedas kesukaannya sedikit lebih murah daripada tempat yang lain, harga jajanan lainnya juga lebih murah. Ia sudah menjadikan swalayan itu sebagai tempat langganannya membeli jajan. Jaraknya yang jauh dan dirinya harus berjalan kaki tidak jadi halangan yang penting harga barangnya murah-murah, kan lumayan ia bisa sedikit irit.

Walaupun orangtuanya bisa dibilang kaya Chara tetap menyukai barang murah apalagi kalau ada diskon. Semua orang juga akan suka berbelanja di tempat menjual barang yang sama dengan harga lebih murah daripada berbelanja di tempat yang harga barangnya lebih mahal, kecuali mereka tidak tahu ada tempat lain yang menjual barang lebih murah.

Anak manis itu berjalan sambil melihat-lihat ke sekeliling, tubuhnya dibalut baju piyama dengan outer hitam yang dijadikan luarannya karena lengan baju piyamanya pendek dan sandal crocs berwarna coklat sebagai alas kaki, tidak lupa memakai masker agar polusi di jalan tidak terhirup oleh hidungnya.

Dengan penampilannya yang seadanya itu ia nampak seperti bocah baru bangun tidur hendak jajan tanpa izin dari orang tua. Maniknya menatap kesamping melihat sebuah restoran yang nampak ramai sampai diluar pun penuh, itu adalah restoran milik seorang selebritis yang  tidak ia kenali, lagipula ia juga tidak peduli siapa selebritis itu. Sepertinya menu di restoran tersebut enak-enak makanya selalu ramai pengunjung. 

Beberapa orang disekitar situ juga menatap kearahnya. Entah apa yang ada dipikiran mereka melihat Chara dengan penampilan seperti itu berjalan sendirian.

Perjalanan menuju tempat tujuan masih setengah jalan lagi tapi Chara sudah merasa kelelahan. Ia terus membayangkan bau asap dari bakaran bakso bakar dan betapa enaknya bakso itu di makan saat masih hangat agar ia semangat melanjutkan perjalanannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Beautiful DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang